Semenjak pagi Azhan sudah ribut membongkar isi lemarinya. Azhan bahkan tak sadar, bahwa di lemarinya hanya terdapat sedikit baju karna saat ini Azhan tengah tinggal bersama dengan pamannya. Dia masih enggan pulang, memasuki rumah yang dingin dan membosankan itu.
Dia mulai berfikir akan mengenakan gaya seperti apa untuk hari ini. Hari yang dia tunggu-tunggu hingga mempimpikannya. Dia teringat mimpi itu lagi saat melihat kemeja biru yang tergantung di lemari.
"... Mungkinkah??? Mimpi itu benar-benar akan menjadi kenyataan?" Ucapnya sambil mengambil kemeja dan baju putih.
Azhan memandang dirinya didepan cermin. Dia kagum dengan sosok itu. Sambil terus tersenyum dia bahkan mengambil foto dan berniat mengirimkannya pada teman bermainnya hari ini.
Namun niat itu dia urungkan. Dia ingin melihat apakah hari ini benar-benar berjalan seperti yang terjadi dalam mimpinya atau tidak. Membayangkannya saja sudah membuat wajahnya memanas, bahkan sebelum terkena sinar matahari.
Azhan bergegas pergi menuju tempat pertemuannya. Ini bahkan semakin jelas mimpinya sungguh menjadi kenyataan. Saat Azhan melihat sosok yang melambaikan tangan itu sungguh mengenakan pakaian yang sama dengannya. Bahkan Azhan masih ingat dialog yang sosok ini ucapkan.
Diam-diam Azhan mencuri pandang saat Nora sibuk mengoceh menceritakan bahwa beberapa hari ini dia sibuk. Azhan terus tersenyum mendengarkannya, matanya tertuju pada bibir Nora. Membuat wajah Azhan semakin memerah.
Nora yang mengetahui hal itu bergegas menarik lengan Azhan menuju sebuah toko buku. Dan lagi, Azhan semakin yakin bahwa mimpinya akan segera menjadi nyata satu demi satu. Membuat wajahnya semakin terlihat memerah.
"Waww... Apakah cuaca hari ini begitu panas? Wajahmu seperti terbakar Azhan!" Ucap Nora sambil menempelkan minuman kaleng yang dingin itu ke kedua pipi Azhan.
Azhan hanya mengangguk sambil menatap pria yang lebih pendek darinya itu.
"Minumlah, kau akan baikan setelah meminumnya. Ini terasa segar" Nora mengulurkan minuman rasa lemon.
Azhan meminumnya, merasakan manis, asam dan dingin yang kini menyelimuti rongga mulutnya.
Diam-diam Nora memotret Azhan, dia tersenyum sambil memotretnya. Terlihat flash yang membuat Azhan terkejut.
Nora tertawa melihat ekspresi terkejut Azhan. Nora bahkan lupa mematikan flash nya.
Setelah di pikir-pikir, Nora tampak bahagia saat memegang camera. Membuat Azhan penasaran.
"Kau suka memotret?" Tanya Azhan sambil terus berjalan mengikuti Nora yang sibuk memotret sekeliling.
"... Yah, aku menyukainya. Ini semacam hobiku sejak keci" Ucap Nora sambil terus memotret.
"Kau tau. Segala hal yang kita lalui akan terus menjadi sebuah lembaran-lembaran kenangan. Meski kadang ada hal yang lebih baik kita simpan dalam hati dan pikiran kita sendiri, tapi aku ingin mengabadikannya.. Siapa tau suatu saat aku melupakannya" Ocehnya dengan penuh semangat.
Azhan hanya mengamatinya. Dia tak pernah berfikir untuk mengabadikan momen yang dia lewati. Karna yah, segalanya tampak membosankan untuknya.
Hamparan pasir terlihat sangat luas. Nora sibuk merasakan sejuknya air laut di bibir pantai. Azhan hanya memandang sosoknya yang tengah bersenang-senang sampai sebuah tangan menariknya, mengajaknya untuk ikut merasakan dinginnya air laut.
Berbagai ingatan terus bermunculan dalam benak azhan. Meski ekspresinya tetap menunjukkan wajah datar, namun wajahnya masih tak bisa membohongi perasaannya. Wajah azhan masih memerah mengingat adegan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! My Teacher!
RomanceAzhan seorang siswa SMA yang disegani oleh seluruh anak di sekolahnya dan terkenal sebagai pembuat onar kini jatuh cinta dengan seorang guru baru bernama Anora. Tapi sayangnya, Anora hanya menganggapnya sebagai adik dan murid kesayangannya. "...