Anora berjalan menyusuri koridor. Beberapa siswa yang melihatnya tertegun dan tersenyum kepadanya. Mereka terlihat bingung, mengapa ada makhluk cantik yang menginjakkan kaki disekolah ini.
Seorang siswa berlari memasuki kelas dengan terburu-buru. Nafasnya terengah-engah, membuat seluruh penghuni kelas itu memperhatikannya.
"Kalian.. Kalian sudah dengar, ada guru baru yang sangat cantik. Aku bahkan baru saja berpapasan dengannya" Ucapnya dengan antusias.
Yuski memukul kepala Faza dengan buku yang dia gulung. Membuat suara pukulannya terdengar keras.
"Yang benar? Sungguh ada guru cantik? Bukan wanita tua atau om-om kan?" Tanya Yuski,sambil duduk di meja terdepan.
Faza mengangguk. Menjelaskan betapa cantiknya sosok guru itu. Para siswa laki-laki heboh dengan cerita Faza. Namun tidak dengan siswa perempuan. Mereka penasaran,dan sibuk mencibirnya. Palingan hanya ibu-ibu atau tante-tante biasa saja. Ucap salah satu gadis dikelasnya yang kemudian membuat sekelompok gadis itu tertawa.
*
*
*
Azhan tengah terbaring di tempat tidurnya. Sudah pukul 8.00, tapi dia masih enggan bangkit dari tempatnya.
Azhan meraih ponselnya, menatap sosok yang ada dilayar itu. Dia menarik lagi selimut hingga hanya surai hitamnya saja yang terlihat.
Setelah hari itu, azhan sama sekali tidak menghubungi Nora. Begitupun sebaliknya. Dia merasa kisahnya telah berakhir, sekejab dia merasakan bahagia, saat itu juga kemalangan akan menimpanya.
Kenapa hal ini terus terjadi? Apa benar,jika aku ini sosok yang tak berhak bahagia? Berulang kali dia memikirkan hal ini. Membuatnya merasa frustasi dan memilih untuk menyendiri.
*
*
*
Anora masih tidak menyangka, bahwa dirinyalah yang terpilih menjadi guru di SMA ini. Padahal banyak kandidat yang lebih baik, namun ternyata kali ini keberuntungan berpihak kepadanya.
Anora dengan perasaan gugub memberanikan diri melangkah memasuki ruang kelas. Senyumannya yang dia siapkan perlahan memudar saat sebuah penghapus mengenai kepalanya.
Seluruh penghuni itu tertawa. Seperti biasa, mereka berhasil mengerjai guru baru.
Faza yang melihat guru itu terkejut. Diikuti oleh siswa lainnya. Mereka kini terperangah melihat anora memasuki kelas dengan senyuman. Dan sudah pasti, itu adalah senyum palsu.
"Maaf bu, aku tidak tahu jika guru secantik anda yang akan memasuki ruang kelas ini" Teriak Juan dengan mata berbinar.
Dejun menatap jijik Juan yang tak biasanya tersikap seperti itu, terlebih terhadap seorang guru.
Dejun menatap sosok itu, dia juga terkejut melihatnya. Begitupun dengan Azka, dia menatapnya dengan tatapan bingung, seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Halo semuanya... Perkenalkan saya Anora Amaryllis. Guru bahasa kalian yang baru, sekaligus wali kelas ini" Senyumannya masih menggembang menghiasi wajahnya.
Meski kenyataanya dia sangat geram dengan perilaku siswa-siswi didalam kelas ini. Anora masih harus bersabar, mengingat ini hari pertamanya.
".. Dan. . Yah, terimakasih atas sambutannya tadi, itu sedikit mengejutkanku, aku harap itu yang pertama sekaligus terakhir kalinya.
Ruang kelas yang biasanya penuh dengan kebisingan itu tiba-tiba saja menjadi senyap. Mereka semua sepeti terhipnotis. Terdiam, membeku melihat sosok dihadapannya. Bahkan perempuan yang tadi mencibirnya kini masih terdiam sambil memegang lipstick diujung jarinya. Menjatuhkannya tanpa sadar.
Anora sedikit bingung dengan situasi disini. Para guru di kantor mengatakan untuk berhati-hati pada kelas ini, karna semuanya sangat liar dan diluar kendali. Tapi, apa ini. Semuanya tampak diam dan tenang, meski awalnya bukanlah hal baik.
Anora melanjutkan dengan mengabsen siswa. Dan ada satu nama yang absen. Terdapat bangku tak berpenghuni di sudut belakang dekat jendela.
Anora bertanya pada murid dikelas, " Adakah yang tau, kenapa Azhan tidak masuk hari ini?"
Semua siswa saling melempar pandangan.
".. Jangan pedulikan dia bu, Azhan memang sering seperrti ini. Jika bukan telat maka sudah pasti dia membolos. Semua orang tahu hal ini, dan tidak pernah mempermasalahkannya. Jadi, jika ibu masih ingin mengajar disini, sebaiknya ibu juga bersikaplah seprti itu" Jelas dejun dengan menyilangkan kedua tangannya, menatap lekat anora yang juga sedang menatapnya.
"Begitukah? Kenapa dia melakukan hal itu?" Anora melingkari nama Azhan di daftar absensi siswa.
Dejun hanya mengangkat bahu dan tangannya. Mengisyaratkan bahwa dia tidak mengetahui alasannya.
Anora mengangguk, terdiam sejenak melihat nama yang dia lingkari dengan pena berwarna merah itu. Azhan Cendana Radiata... Nama ini tampak sama dengan seseorang yang aku kenal, apa mungkin ini dia?. Pikirnya dalam hati.
Anora melanjutkan sesi pembelajarannya, meski agak gugub, tapi saat ini dia sudah bisa mengatasi situasinya dan ternyata semua baik-baik saja. Kurasa aku tak perlu khawatir dengan hal yang belum terjadi. Pikirnya.
Tanpa nenyadari hal apa yang akan menimpanya di kemudian hari.
____________________________________________
NP:
Chapter kali ini agak sedikit ya... (´ω')
Fey sedikit sibuk, jadinya untuk kali ini segini dulu🤡Makasih buat kalian yang masih terus membaca cerita ini, meski yah mungkin tidak sesuai ekspektasi kalian tapi aku pikir cerita ini menarik
Wkwkwk tentu saja, karna aku yang menulisnya lol 🤣🤣🤣
Maaf jika cerita ini update nya lama, karna yah.. U know lah ya... Beberapa hal terjadi di rl, jadi cerita ini juga aku tulis saat senggang,
Buat yang mau terus baca dan sabar menunggu aku seneng banget love love untuk kalian, buat yang cabut tentu gpp juga, itu terserah kalian,
Hmm, aku terlalu banyak menulis untuk note ini.
Akhir kata, have fun gais, jalani hari kalian dengan bahagia, lakukan apa yang kalian ingin lakukan. Jangan lupa untuk makan teratur istirahat yang cukup dan jaga kesehatan.
Jangan lupa juga untuk melihat cerita FeyXian yang lain.
#Semangattt... Ganbatte.... Fighting... Jiayo...
#Azhan&Nora. 🦁🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! My Teacher!
RomanceAzhan seorang siswa SMA yang disegani oleh seluruh anak di sekolahnya dan terkenal sebagai pembuat onar kini jatuh cinta dengan seorang guru baru bernama Anora. Tapi sayangnya, Anora hanya menganggapnya sebagai adik dan murid kesayangannya. "...