#7#

2K 48 5
                                    

Semoga kalian suka dengan bab ini.

Happy reading 📖

______________________________________

"terimakasih, Bu".

Freya melirik tangannya yang masih setia di genggaman oleh Rey.

Sedangkan si pelaku hanya memperhatikan gerak-gerik Freya.

"Kak". Panggil Freya.

"Hmm".

"Lepasin tangan Freya".

Rey menaikkan sebelah alisnya, menatap Freya yang juga menatap-nya.

"Kenapa?".

Freya memanyunkan bibirnya,hal itu mengundang senyum tipis Rey.

"Freya mau makan cilok, lepasin dulu".

"Tangan lo bukan cuma satu".

Freya semakin memanyunkan bibirnya dan menatap sengit Rey.

"Kan yang satunya lagi pegang minum,kak Rey!".

Rey menatap gemas Freya, tangannya terangkat untuk mencubit pipi Freya.
Setelah sadar apa yang ia lakukan, Rey segera menurunkan tangannya dan mengubah mimik wajahnya menjadi sok cool.

"Gak usah cemberut, lo makin jelek".

"Biarin wlee..". Freya menjulurkan lidahnya guna meledek Rey. bukanya kesal, Rey malah tersenyum kecil.

"Sini gue pegangin minum lo". Ucap Rey yang langsung mengambil alih minuman Freya lalu meminumnya.

Freya yang melihat itu melotot kan matanya. Bukannya Rey tidak boleh minum, tapi kan itu bekas bibirnya.

"Kak Rey,kok minum bekas Freya. Kakak kan bisa beli lagi". Ucap Freya.

"Biarin wlee..".

"Ih... Kak Rey!".

~~~~

Bima sedari tadi melirik jam tangannya, ia melihat sekeliling yang dipenuhi jejeran gaun pengantin mewah.

Bima memperhatikan gerak-gerik istrinya dengan wanita yang sedang memegang gaun pengantin di kedua tangannya. Bima memijat keningnya saat Dewi dan wanita disebelahnya malah berdebat.

"Istri lo ribet ya, banyak syaratnya".

Bima melirik pria yang ada di sebelahnya, lalu berdecak kesal.

"Istri lo yang rempong".

Pria itu terkekeh, ia jadi teringat saat fitting baju untuk pernikahan ia dengan istrinya.

"Maklumlah, istri gue emang selalu semangat kalo menyangkut calon menantunya. Apa lagi gue".

Calon menantu?

Bima menghelai nafas, ia masih tidak rela akan secepat ini berpisah dengan putri tersayangnya.

Ardi menepuk pundak Bima, mata mereka saling bertemu.

"Tenang aja, gue pastikan Rey mampu mengemban tanggung jawab ini". Ucap Ardi.

"Hmm, gue percaya".

Bima menghampiri istrinya, ia sudah cape menunggu. Ardi juga ikut menghampiri istrinya, tanpa malu pria itu merengkuhnya dari belakang lalu mengecup leher istrinya.

"Sayang... Udah selesai belom". Ucap Ardi.

Sarah cukup terkejut dengan kecupan dilehernya. Ia tidak sengaja melihat pegawai butik tersenyum sendiri.

Di nikahinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang