"Can i stay a bit longer?" Yvaine.
"Stay Forever." Cyano.
***
Yvaine sempat ragu dengan perasaannya. Ia mencoba menjauh dari pria misterius itu. Namun kecemburuannya yang tak beralasan malah menarik Yvaine agar semakin dekat. Yvaine tahu, ia telah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ו×
Yvaine kesusahan melepas sepatu sneakers ungu bermotif bunga tersebut. Ia berkali-kali mencoba melepasnya yang entah kenapa sangat sulit dilepas.
Yah...ini salahnya juga.
Yvaine hanya iseng mencoba sepatu hadiah ulang tahunnya ke-14 dari Matheo, ayahnya.
Siang ini terasa aneh bagi gadis itu sejujurnya. Entahlah, hanya membuatnya sedikit merasa gelisah akan sesuatu tanpa alasan.
"Yvaine!?"
Panggilan itu membuat Yvaine yang tengah melamun tersentak kaget hingga sepatu yang merupakan akar kesusahannya sekarang tanpa sadar terlepas begitu saja.
Beberapa detik, pose Yvaine yang tengah kebingungan menatap sepatunya yang terletak tak jauh dengan mulut menganga kecil itu diabadikan Matheo iseng.
Kebetulan, ia sedang memegang kamera karena mereka akan jalan-jalan ke hutan dekat sini.
Sekolah Yvaine diliburkan selama tiga hari lamanya untuk diskusi perencanaan renovasi beberapa bagian sekolah.
Dan hal itu dimanfaatkan Matheo untuk memanjakan putri kesayangannya ini.
"Kau yakin sudah siap Yvaine? Ayah merasa kau seperti terjebak hal konyol itu." kata Matheo menunjuk sepatu lama Yvaine dengan dagunya.
Sesuai permintaan Yvaine, mereka akan ke hutan dekat sana hari ini. Yvaine telah menyiapkan Drone yang baru dibelinya kemarin.
Yvaine mengganti sepatunya sembari terkekeh pelan. "No, papa. Aku hanya mencoba sepatu lama ku."
Matheo menggeleng pelan. Ia membiarkan Yvaine bergelayut manja di lengan kanannya. Pria paruh baya berambut ikal itu mengode lima anak buahnya untuk mengikuti mobil mereka dari belakang.
Yvaine menempati kursi pengemudi sementara ayahnya dikursi penumpang.
Sedari kemarin malam Yvaine membujuk ayahnya agar membolehkannya menyetir sendiri. Untung saja Matheo bukan tipe ayah yang over-protektif, jadi pria itu setuju saja apa yang diinginkan anak tunggalnya selama masih dalam batas wajar.
Mobil perlahan meninggalkan pekarangan luas itu. Dibelakang mobil yang ditumpangi Yvaine dan ayahnya, dua mobil lain mengikuti-mereka anak buah Matheo tadi.
