(18) Enough

3.2K 192 0
                                    


⏭ ▶⏮
• All The Things She Said •
T.A.T.U

ו×

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ו×

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Dua bulan berlalu semenjak ujian sekolah SMA Earth diadakan berkala.

Hari ini tepatnya, merupakan hari kelulusan untuk angkatan kelas 12 baik IPA maupun IPS. Sedari pagi semua pengurus osis di sekolah pusat keunggulan itu sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk kelancaran perayaan ini.

Acara perayaan kelulusan akan dimulai pada pukul 9 pagi. Artinya masih tiga jam lagi.

Di mansion kediaman Amorett, putri keluarga itu-Yvaine Amorett tengah dirias oleh para MUA profesional. Wajahnya terlihat sangat cantik dengan polesan eyeshadow cut crease nude dipadu lipstick merah darah.

Sayangnya ekspresi gadis cantik itu justru terlihat begitu kentara jika ia sedang kesal akan sesuatu.

Beberapa kali matanya melirik pada layar ponsel bercase glitter ungu. Menunggu setidaknya sebuah notifikasi chat masuk dari sahabatnya.

Seorang MUA dibantu dua orang yang menata rambutnya, ditambah sekitar lima orang masuk atas perintah Marilyn untuk mempersiapkan putrinya itu.

Ada yang menyiapkan gaun, sepatu, perhiasannya. Juga ada yang memoleskan kuteks di jari-jari lentik gadis itu.

Yvaine merasa benar-benar tak bisa bergerak saat ini.

Ia tak bisa membayangkan jika harus seperti ini sampai dua jam lagi. Wajah Yvaine yang berubah masam semakin cemberut ketika memikirkannya.

"Nona, sepatu merah atau nude saja?"

"Nude."

"Bagaimana dengan tas anda, nona?"

"Yang pertama itu saja."

"Gaun yang hitam terlihat menarik untuk nona, apa nona memilih ini?"

"Tidak, aku hanya memilih gaun ketiga, dengan sedikit aksen permata ungu."

"Apakah nona menginginkan sesuatu?"

"Tidak, sepertinya."

Hampir dua jam setelahnya, akhirnya persiapan Yvaine selesai. Setelah semua orang beranjak keluar, gadis itu menutup rapat pintu kamarnya.

Yvaine menatap pantulan dirinya di kaca. Perlahan, matanya mengabur oleh air bening.

Gadis itu menangis dalam diam.

Kaki jenjangnya melangkah, duduk ditepi kasur. Dengan tangan bergetar, Yvaine membuka laci nakas. Mengambil sebuah berkas lama yang nampak usang.

Didalamnya berisi sebuah majalah, rentetan bukti seperti foto-foto stalk, jenis racun, flashdisk rekaman cctv mulai dari rumah, semua pusat perbelanjaan, hingga rumah sakit.

CAVEINE (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang