part 9 ❣️

669 42 6
                                    

Jangan lupa vote dan komenya 🤗

Tandai TYPO

             🌼HAPPY READING 🌼

"Eughh." terdengar suara leguhan seorang gadis kecil yang berada di sebuah kamar dengan nuansa gelap tetapi mampu membuat mata nyaman memandangnya, dan mata yang awalnya tertutup mulai membuka dengan perlahan.

"Rora udah mati ya? pasti Rora sekarang ada di surga, buktinya Rora di kelilingin sama pangeran, mana ada tiga lagi pangerannya kan Rora jadi meley---- ehh Rora baru tau deh kalau pangeran itu ada pasang tindik." ucap Rora dengan mata berbinar dan wajah yang sedikit berekspresi kebingungan ketika melihat salah satu diantara ketiga pria yang di anggapnya sebagai pangeran itu memiliki tindikan, walaupun suara Rora pelan tapi ucapannya itu mampu di dengar oleh mereka.

"Gemesnyaaaaa iih pengen gue gigit!" seru pemuda yang memiliki tindik di telinga sebelah kiri dengan meremas kedua tangannya guna menahan kegemasannya.

"Ternyata mereka kanibal berkedok pangeran hiks tapi mereka ganteng gimana dong?" gumam Rora.

"Siapa yang kanibal hmm?" ucap Zero lembut. Diantara seluruh anggota Lion memang Zero adalah satu-satunya anggota yang memiliki pendengaran yang tajam.

" Njirr! lo gak kesambet penghuni tangga markas kan Nol?" ucap Tommy khawatir. Sebab Zero itu Dingin tingkat akut, biasanya sehari cuma ngomong 9 kata, terus memiliki tingkat kepedulian yang amat sangat rendah, cuek parah, tapi ini? tadi ia mendengar Zero membalas ucapan Rora. Dan jangan heran ketika Tommy berkata Nol pada Zero, sebab itu adalah panggilan kesayangannya untuk Zero tetapi malah terkesan mengejek bagi Zero.

Ya, pada saat ini Rora sedang berada di markas Lion, setelah insiden pingsan nya Rora tadi di halte mereka membawa Rora ke markas mereka, mau di antar ke rumahnya Rora juga mereka tidak tahu alamatnya.

"Kalian yang kemarin tawuran di lapangan yang ada pohon salam nya kan?" tanya Rora setelah memerhatikan wajah mereka.

"Yang mana tu neng? soalnya a'a sering tawuran." ucap Tommy polos.

"Right, ternyata lo masih inget juga." ucap Rio tiba-tiba seraya mendekati Rora yang sedang duduk di atas ranjang.

" Dan gara-gara lo gue hilang kesempatan buat bikin muka sok kegantengannya Raja babak belur!" ucap Rio kembali.

"Tapi...... kan Raja emang ganteng." balas Rora dengan wajah polosnya.

"Lo--"

"Tapi kalian ganteng juga kok hehehe." ucap Rora cengengesan.

Seketika wajah mereka bertiga memerah hingga leher.

"Aaakkhhh gue BAPER!!" teriak Tommy tiba-tiba.

BRAK!

Rora yang melihat Tommy pergi sambil membanting pintu pun hanya menatapnya dengan wajah polos.

"Itu temenya gak kerasukan kan?" tanya Rora pada Zero dengan mata yang mengerjap-ngerjap sebab Zero melihat wajah Rora sedari tadi.

"Ck, sialan." decak Zero seraya memejamkan matanya lalu meninggalkan Rora dan Rio.

"Ekhemm." dehem Rio tiba-tiba.

"Apa?" tanya Rora.

"Pulang sana lo." ucap Rio.

"Iya! ini juga Rora mau pulang, siapa juga yang mau di sini." ucap Rora seraya meninggalkan Rio.

" Emangnya lo tau pintu keluarnya?" tanya Rio seraya tersenyum miring.

"Enggaklah! kan Rora ke sini gara-gara di bawa sama kalian." ucap Rora dengan wajah cemberut dan terkesan imut.

"Ck, ikut gue." ucap Rio.

"Kemana? KUA? Gak ya! MAKASIH aja, Rora udah punya Kim Tae-hyung." ucap Rora dengan menekan kalimat akhir ucapannya.

"Setres ternyata."

Akhirnya mereka pun menuju lantai bawah sebab kamar yang di tempati Rora tadi berada di lantai dua.

"Ternyata bener ada penghuninya hikss mana serem lagi wajahnya." ucap Rora pelan ketika ingin menuruni tangga dan melihat sekilas di pertengahan tangga ada sosok perempuan yang wajahnya dipenuhi oleh belatung.

Ketika sampai di lantai bawah Rora tiba-tiba berhenti, dan.....
.
.
.
.
.
.
.

"KYAAAAAAA BANYAK COGANNYA!! HUWAAAAAAAAA MOMMY RORA MELEYOT DAN MELEBUR HIKSSS!!" histeris Rora ketika sampai di lantai bawah dan melihat seluruh anggota Lion yang sedang berkumpul.

Sedangkan para anggota Lion memandang Rora dengan wajah kaget sebab mendengarkan teriakan dahsyat dari gadis kecil tersebut.

Brumm
Brumm

Tak berselang lama setelah teriakan Rora tiba-tiba terdengar suara motor yang saling bersahutan di depan markas Lion saat ini.

"Lo cek sana." ucap Rio pada Tommy

Tetapi baru saja Tommy ingin menuju ke arah pintu tiba-tiba pintu itu sudah di dobrak dengan keras.

BRAK!

"LO APAIN ADEK GUE BANGSAT!!" bentak seorang pemuda tiba-tiba, ia sungguh murka ketika melihat Rora terduduk di lantai dengan wajah yang memerah tetapi matanya berbinar-binar, tapi dia sedikit heran kenapa dengan mata Rora yang berbinar seperti itu mana tatapannya mengarah pada anggota Lion pula.
Yang menendang pintu itu adalah Ali sang Abang Rora tercinta.

"Lo yang apa-apaan datang-datang kok ngamok!!" ucap Tommy ngegas.


Flashback on

Hari ini memang ke-lima inti geng Emperor sedang membolos dan berakhir Ali lupa bahwa Rora satu sekolah dengannya, hari sudah semakin sore akhirnya Ali terburu-buru menjemput Rora di sekolah dan di ikuti oleh Raja, Atlas, Zidan dan Reno, tetapi gerbang sekolah sudah tutup Ali pun pergi mencari di dekat halte sekolah namun nihil Rora tak di temukan nya, ia juga sudah menelpon Rora berkali-kali tapi panggilan nya tidak terhubung.

Raja yang merasa bersalah juga sebab ia juga lupa jam pulang sekolah Rora, akhirnya ia mengetikkan sesuatu di handphone nya.

Ting!

"Markas Lion!" ucap Raja "hubungi seluruh anggota sekarang juga, suruh mereka ke markas Lion!" perintah Raja dengan aura yang menyeramkan.

Dan ketika mereka sampai di markas Lion lalu membobol paksa pintunya mereka sungguh kaget luar biasa melihat keadaan Rora. sedangkan para anggota Emperor masih bingung kenapa mereka di perintahkan oleh ketua mereka untuk berada di markas Lion ini, lalu para anggota Lion juga kebingungan kenapa musuh mereka berada di markasnya perasaan sehari penuh ini mereka tidak ada berbuat masalah yang berurusan dengan geng Emperor.

Flashback end


"HUWAAAAAAAA ABANG! RORA LETIH LELAH LEMAH LEMAS LESU LOYO!!"


Terimakasih sudah membaca cerita ini 🤗

Jangan lupa vote dan komenya ❣️

TBC

Light In The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang