W I B Part 6

5.6K 216 5
                                    

× Author POV' ×

Acara makan malam pun berjalan dengan semestinya. Setelah Arvel menyatakan tentang hubungan yang akan mereka jalani nantinya tidak ada perbincangan yang serious lagi, mereka seperti sibuk dengan pikiran masing-masing. Mereka akan mengeluarkan suara kalau ditanya dan diajak bicara saja.

Tentang tempat resepsi, gaun pengantin dan cincin pun mereka hanya mengikuti instruksi dari Mamanya Arvel, seperti kata Mamanya Arvel mereka akan fitting baju seminggu lagi dan itu pun hanya diiyakan oleh mereka.

Tidak ada pembicaraan lagi selain itu,mereka benar-benar tidak ingin menunjukan drama apapun di depan orang lain karena mereka sadar ini kehidupan nyata. Percuma berbohong seakan mereka akan bahagia menjalani ini semua jika dalam kenyataannya kebahagiaan mereka itu masih sebatas bayangan semu.

Setelah makan malam dan obrolan-obrolan dengan keluarga Arvel, Arvel mengantar pulang Flora namun ketika Arvel akan membukakan pintu untuk Flora terdengar suara orang yang mengajaknya berbicara.

" Sepertinya acara sudah selesai ya ?" Tanya orang yang keluar dari car place rumah Arvel dan saat itu Arvel juga Flora menoleh kearahnya.

" Hei Levine ... " Sapa Arvel sambil berjalan mendekati dan memeluk kakak kandungnya itu.

" Tidak bisakah kamu memanggiku Kakak di depan calon adik iparku ?? " Tanya Levine dengan khas bercandanya dia dan melirik kearah Flora yang tersenyum ramah dan sedikit membungkukan badan tanda hormat kepada Levine, sedangkan Arvel hanya tersenyum masam.

" Kemarilah calon adik ipar, kenalkan aku calon kakak iparmu " kata Levine sambil memberi tanda agar Flora mendekat.

" Flora " Setelah mendekat Flora langsung mengajak Levine berjabat tangan.

" Levine " jawab Levine dengan membalas ajakan berjabat tangannya Flora.

" Dia kakakku, dia seorang dokter dan dia tinggal di New York " kata Arvel dan diangguki oleh Flora.

" Calon istrimu sangat mempesona Ar, aku jadi menyesal tidak meneruskan bisnis Papa " Goda Levine yang ternyata bisa membuat Flora blushing dan ketika Arvel melihat itu dia tidak menyangka ternyata Flora bisa blushing juga, karena Arvel pikir Flora adalah wanita pendiam tanpa expresi sepertinya.

" Ah lihat..pipinya memerah dan itu sangat cantik sekali " goda Levine lagi.

" Jangan menggodaku terus kak " jawab Flora sambil tersenyum, lagi.. Arvel tidak pernah melihat dia tersenyum lepas seperti ini.

" Haha... Aku akan sering menggodamu karena aku suka expresimu itu... " Kata Levine lagi.

Levine memang gampang mencairkan suasana, ketika dia bertemu orang yang menurutnya cukup menarik ketika diajak berbicara, Levine akan dengan gampang membuat orang lain nyaman, karena dia mempunyai sifat yang berbeda dengan Arvel. Mereka sama tampannya dan sama-sama tidak suka membual dengan sembarang wanita tapi Levine lebih dewasa dan cenderung lebih ramah bukan seperti Arvel yang dingin dan kaku.

Setelah mengobrol sebentar Arvel pun izin kepada Kakaknya untuk mengantarkan Flora pulang. Lagi, tidak ada pembicaraan diantara mereka sepanjang perjalanan, setelah sampaipun mereka hanya mengucapkan terima kasih satu sama lain dan ucapan selamat malam.
---

Seminggu berlalu, dan hari ini bertepatan dengan jadwal fitting baju pengantin mereka. Arvel meminta maaf tidak bisa menjemput langsung karena sedang ada rapat perusahaan, maka dari itu dia menyuruh Levine untuk menjemputnya karena Arvel tau jika dengan kakaknya itu Flora bisa merasa nyaman.

" Kamu suka lagu apa ??Mungkin kalau ada musik setidaknya tidak akan ada kuburan berjalan haha " kata Levine kepada Flora saat mereka sedang dalam perjalanan ketempat perancang gaun pengantin terkenal kenalan Mamanya Arvel.

When I BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang