16.✓

738 76 9
                                    

Matanya bergerak gelisah seiring dengan isi kepalanya yang berkecamuk, memikirkan apakah pilihan yang akan ia tentukan itu sudah tepat atau belum. Mengusap rambutnya kasar, dan menghembuskan nafasnya. Dengan pikirannya yang belum terlalu bisa meyakinkannya, ia mengambil ponselnya dan mengetikan beberapa kata pada seseorang.

Gua pilih kak Yoshi, apapun yang bakalan terjadi
07.55
Kasih tau aja ke gua kalo butuh sesuatu
07.55

"Maaf." Gumamnya lirih dengan bibir bawahnya yang ia gigit.

Tok. Tok. Tok.

"Dek sarapan dulu yuk!" Ucap Yoshi dengan lantang di depan pintu kamarnya.

"Iya kak sebentar." Jawab Mashiho, ia pun berjalan keluar dan menuju ruang makan.

Saat sampai meja makan ia melihat sang kakak membuat nasi goreng dan telur mata sapi. Yang membuat matanya terpaku pada sang kakak adalah Yoshi sudah berpakaian rapih, dengan ransel yang biasa ia gunakan kuliah ada di bawah kursi.

"Kakak ada kelas?" Tanya Mashiho.

"Huum, kamu ada?" Yoshi mengalihkan perhatiannya pada sang adik.

"Ada tapi siang sekitar jam satuan, mungkin aku pulangnya agak malem juga mau nemenin kak Junkyu ke toko akuarium, boleh kan kak?" Izin Mashiho, ia mengingat semalam Junkyu memintanya untuk menemaninya ke toko akuarium.

"Boleh kok eh tapi emangnya Junkyu melihara ikan ya?" Bingung Yoshi, kalau tidak salah temannya itu tidak memelihara ikan. Malah seperti hatersnya ikan, apalagi cupang. Entah kenapa.

"Kak Junkyu gak melihara tapi ayahnya yang melihara, kak Junkyu disuruh beli hiasan buat di dalem akuarium ikan cupang ayahnya." Jelas Mashiho mengingat curhatannya Junkyu semalam di telfon.

"Ohh pantesan." Angguk Yoshi.
Mereka pun melanjutkan acara sarapannya, setelah selesai Yoshi pamit untuk kuliah pada Mashiho.



Ting.

Mashiho memusatkan perhatiannya pada ponselnya yang berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Bagus, besok ketemuan di kafe XX gua butuh bantuan lu
08.15

°
°
°
°

"YOSHI!" Teriak Junkyu saat melihat kakak iparnya itu baru memasuki kantin fakultas mereka.

"Berisik anjir." Jihoon menabok lengan Junkyu karena tingkah memalukan sahabat nya itu.

Walaupun agak malu karena hampir seluruh isi kantin melihat kearahnya dan Junkyu, Yoshi tetap menghampiri 'temannya' itu yang sedang duduk bersama dengan Jihoon dan Hyunsuk.

"Tumben ke kantin biasanya caper di gazebo samping." Ucap Yoshi pada Junkyu saat ia sudah duduk bersama ketiga orang itu.

"Ada hati yang harus aku jaga." Jawab Junkyu dengan dramatis, menimbulkan raut jijik di wajah Jihoon.

"Gantinya caper ke kakak ipar ya." Goda Hyunsuk dengan kekehan khasnya.

"Siapa?" Bingung Jihoon.

"Tuh Yoshi." Hyunsuk menunjuk Yoshi yang ada didepannya menggunakan dagunya.

"Hah? Demi apa Mashiho? Dia mau gitu sama lu? Yang wujudannya aja begini." Ucap Jihoon tak percaya, apalagi mengingat kebiasaan Junkyu yang 120% hal yang dibenci oleh makhluk gemas itu.

"Yeeuu gini-gini gua pernah ditawarin jadi model majalah." Sombong pemuda dengan senyum mirip koala itu.

"Cih majalah percobaan mertua gua doang." Decih Jihoon.

Ia ingat Junkyu pernah ditawari oleh ibunya Hyunsuk untuk menjadi model percobaan untuk properti pembuatan majalah perusahaan sang mertua. Dan ia sangat ingat betapa jengkelnya dia saat 'temannya' itu selama dua Minggu penuh menyombongkan nya tentang hal tersebut di depan wajahnya setiap bertemu dengan Jihoon.

Sugar Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang