18.✓

649 59 0
                                    







Mashiho menatap jengah sepasang kekasih yang mengapit dirinya, padahal ia hanya ingin menonton film dengan tenang tapi sepertinya tidak bisa untuk malam ini.

"Pliss deh aku cuma mau nonton film doang loh." Jengah Mashiho, karena Junghwan yang terus mencoba membujuk Yoshi yang sedang asik makan keripik di samping kirinya.

"Aku gak berisik ya." Ucap Yoshi sambil mengunyah kripik yang ia peluk.

"Kalo kak Yoshi gak mau maafin, ya gua gak mau berhenti." Mashiho mendengus malas mendengar ucapan seme di sebelah kanannya.

"Tau ah males." Ketus Mashiho lalu beranjak menuju kamarnya.

"Ehh mau kemana? Ikut." Sahut Yoshi melihat sang adik pergi.

Tapi sebelum Yoshi masuk ke dalam kamar sang adik, Mashiho sudah menutup pintu kamarnya dan Yoshi pastikan ia mendengar pintu itu dikunci. Junghwan yang memperhatikan mereka sedari tadi tersenyum puas.

"Ihh Cio kok kakak dikunciin." Sahut Yoshi dari luar kamar.

"Aku gak denger aku tidur." Samar-samar Yoshi mendengar ucapan sang adik dan mendengus kesal.

Dengan menghentakan kakinya dan mengerucutkan bibirnya Yoshi berjalan menuju kamarnya. Junghwan pun langsung berlari menghampiri sang kekasih, membawanya masuk ke dalam kamar dan menguncinya.

"Sana ihh!" Yoshi mendorong-dorong tubuh sang kekasih yang langsung menindihnya ke tempat tidur.

Dikata enteng kali si siluman sapi.

"Gamau nanti kamu kabur." Geleng Junghwan di atas perut Yoshi.

"Tuh tau, lepas gak!" Ancam Yoshi yang malah membuat sang kekasih mengeratkan pelukannya.

"Le-

DING DING DONG DONG~

"Eh, siapa yang dateng malem-malem gini." Gumam Yoshi heran.

Junghwan menyingkir dari tubuh sang kekasih saat mendengar bel apartemen berbunyi, walaupun ia sedikit bingung siapa yang malam-malam bertamu. Junghwan berjalan lebih dulu menuju pintu apartemen yang disusul Yoshi sedikit berlari karena langkah lebar sang kekasih.

Ceklek.

Tapi saat membuka pintu, tidak ada orang sama sekali di sana. Junghwan melirik kanan dan kiri lorong apartemen tapi tidak menemukan siapapun.

"Siapa kak?" Tanya Mashiho yang baru keluar dari kamar.

"Gatau gak ada orang." Yoshi mengangkat bahunya tak tahu.

"Kamu mesen paket?" Tanya Junghwan sambil mengangkat kotak paket yang diletakan dibawah.

"Aku gak belanja online deh kayanya." Ingat-ingat Yoshi.

"Aku juga." Angguk Mashiho.

Junghwan mengerutkan dahinya, lalu paket ini punya siapa? Bingungnya. Tapi ia melihat secarik kertas diatas paketnya yang bertuliskan 'Untuk Yoshi'.

"Tulisannya buat kamu, tapi aneh ini gak pake resi cuma kertas biasa doang tulisannya juga tulis tangan." Ucap Junghwan yang menangkap keanehan paket itu.

Diam-diam Mashiho melihat ekspresi sang kakak yang kebingungan, sepertinya ia tahu siapa yang mengirimkan paket itu.

"Yaudah buka aja." Sahut Mashiho, yang diangguki Yoshi.

Junghwan pun berjalan ke dapur dan mencari gunting untuk membuka paketnya, Yoshi dan Mashiho hanya memperhatikan Junghwan membuka paket, karena tidak diperbolehkan juga sih karena takut ada yang berbahaya di dalamnya.

"Itu bukannya selimut bayi ya?" Tanya Yoshi memastikan benda yang sedang dipegang oleh sang kekasih, setelah selesai membuka paket aneh itu.

"Iya ini selimut bayi." Jawab Mashiho membenarkan.

Junghwan memberikan selimut itu pada Yoshi dan memeriksa kembali isi dari kotak paket itu, tapi disana tidak ada apa-apa lagi. Kotak itu hanya berisi selimut bayi itu saja.

"Ini... Bordiran nama kakak?" Tanya Junghwan melihat ada bordiran nama di ujung selimut itu. Tapi anehnya namanya bukan Kanemoto Yoshi tapi K. Yoshinori.

"Yoshinori? Tapi nama aku cuma Yoshi aja." Bingung Yoshi melihat bordiran itu.

Mereka bertiga saling memandang satu sama lain dengan bingung. Apalagi marga di bordiran itu tidak diketahui walaupun kemungkinan bisa Kanemoto karena sama-sama berawalan dari huruf K.

°
°
°
°

Haruto meneguk ludahnya kasar melihat kue hasil buatan sang kekasih, ia sebenarnya tidak meragukan rasa dari kue itu tapi bentuknya kenapa seperti sang kekasih mau menerornya ya. Ya Haruto sadar sang kekasih sedang marah padanya tapi apakah harus seperti ini?

"Kenapa diem? Cobain aku baru bikin." Suruh Jeongwoo dengan wajah datarnya.

"Hehehe iya aku cobain nih ya." Gugup Haruto dan kembali melihat ke arah kue itu.

"Enak kok, ini enak banget." Ucap Haruto dengan jujur, walaupun bentuk kue itu menakutinya, tapi rasanya enak seperti biasanya.

Jeongwoo hanya mengangguk lalu beranjak dari meja pantry, ia mau membereskan bekas peralatan membuat kue tadi. Ia membuat kue hanya iseng sebenarnya tapi saat ditengah-tengah sedang membuatnya sang kekasih datang jadi ia mempunyai ide menghiasnya dengan seperti itu.

Greb.

"Jangan diemin aku, marahin aja tapi jangan diemin aku." Gumam Haruto di ceruk leher Jeongwoo, dengan tangannya yang melingkari pinggang sang kekasih.

"Sayang~" rengek Haruto saat sang kekasih hanya menyuekinya.

"Apasih, diem!" Sentak Jeongwoo karena Haruto menggerakan badannya ke kanan dan ke kiri.

"Jahat." Ucap Haruto dengan wajah melasnya karena dibentak, tapi tidak digubris membuat Haruto hanya memeluk sang kekasih dengan diam.

"Apa?" Jeongwoo membalikkan badannya dengan malas, ia sudah selesai mencuci piring.

"Jangan cuekin aku ya." Haruto menelusupkan wajahnya ke tulang selangka sang kekasih, tangannya juga merayap masuk ke punggung yang lebih muda.

"Ta-

"HEH BOCAH LU APAIN ADEK GUA!" Teriak seorang pemuda di pintu dapur sambil menunjuk Haruto dengan wajah galaknya.

Haruto langsung menjauh dari sang kekasih dan menyengir bodoh pada pemuda yang masih menatapnya galak itu.
"Hehehe malam bang Jihoon." Sapa Haruto.

"Haha hehe, sini dek." Jeongwoo langsung berjalan menuju sang Abang.

"Sana kek kamar kamu dulu, Abang mau ngomong sama tuh bocah." Jihoon menunjuk Haruto dengan dagunya, Jeongwoo pun beranjak ke atas menuju kamarnya setelah melirik sedikit pada sang kekasih.

Haruto meneguk ludahnya kasar melihat wajah serius kakak kandung sang kekasih,
"Ikut gua." Haruto hanya mengangguk dan mengikuti yang lebih tua.

'Ya Tuhan tolong selamatkan hamba.' batin Haruto dengan telapak tangannya yang mengeluarkan keringat.







Please VOTEMENT it's really help me!!!

Maaf ya ngilangnya lama hehehe:)

Sugar Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang