Jeno. Anak ketiga dari keluarga Damarion. Kembar kedua dari empat kembar Damarion. Penuh amarah, emosi, kekecewaan. Semenjak perceraian orang tuanya, Jeno lebih memilih untuk menghabiskan waktu di luar ketimbang berada di rumah.
Balapan liar, merokok, membolos sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Jeno. Masa bodo dengan orang tuanya yang membencinya sekarang. Toh, Jeno juga membenci mereka. Jeno membenci semua anggota keluarganya karena hanya bisa berpura-pura tersenyum. Jeno tau keluarganya itu sudah hancur. Apa lagi yang bisa diperbaiki? Tidak ada.
Jeno hanya mencari pelarian. Tidak lebih. Dia hanya ingin mendapat perhatian dari orang tuanya lagi. Dia hanya ingin diperhatikan. Hanya itu. Namun, keinginan Jeno pupus semenjak adanya surat cerai di rumah mereka. Tidak ada lagi yang bisa dia harapkan.
Semenjak itu Jeno berubah, dia membenci semua anggota keluarganya, termasuk dirinya sendiri. Dia membenci bagaimana roda berputar berlaku baginya dan keluarganya. Bukan berarti dia membenci Tuhan, dia hanya membenci takdir Tuhan.
Jeno juga tak mempedulikan lagi imbauan Kakaknya karena ya untuk apa? Semua yang dia inginkan sudah pupus. Tak ada gunanya lagi jika mendengar saran Kakaknya yang menurutnya hanya membuat dirinya merasa rendah saja. Jeno benci itu. Keluarga seharusnya saling menjaga bukan? Lalu mengapa rasanya dia tersingkir dari keluarga ini dan bukan saling menjaga?
Jeno Damarion
KAMU SEDANG MEMBACA
Are we a family?
Fanfiction❝Semua yang memiliki masalah masing-masing dengan pelariannya❞ - gi.