delapan ; sebelum

2K 146 1
                                    

Joanna dan Harland duduk memandangi anak-anak mereka yang sibuk menonton film. Mereka menonton Avengers Endgame yang direkomendasikan oleh si sulung karena dia penggemar berat Marvel.

"Bagi dong popcornnya jangan diabisin sendiri!" Ujar Chenle kepada Haechan. Namun Haechan hanya diam tak merespon sampai Chenle mendorong kepalanya.

"Anjrit! Apaan sih!"

"Bagi popcornnya!"

Jeno mendecak. "Berisik. Nih ambil aja popcorn gue."

Chenle dengan senang hati meraih popcorn milik Jeno yang dibagikan secara sukarela oleh sang empunya.

"Kan nanti si Thanos hampir–"

Seketika mulut Jaemin ditutup oleh Renjun. "Diem gak, gue belum nonton gak usah spoiler."

Jaemin memukul-mukul pelan tangan Renjun yang berada di mulutnya dan akhirnya di lepaskan oleh Renjun setelah Jaemin berjanji tidak akan membeberkan isi ceritanya.

"Gilaaaa! Spider-Man keren banget!" Komentar Mark yang mendapat gelengan dari Jisung.

"Kerenan Iron-Man tau Kak."

"Yeu, kamu kan sukanya Iron-Man. Aku sukanya Spider-Man," balas Mark.

"Sssttt, udah diem gue mau fokus nonton." Renjun menggertak mereka semua dan herannya, mereka semua menurut apa kata Renjun. Yah, anak itu agak seram jika mencapai level marah maka dari itu mereka lebih memilih menurutinya ketimbang melawannya.

———————————————————–

"Menurut kamu, kapan kita bilang ke anak-anak?" Tanya Harland kepada istrinya di dalam kamar.

"Aku gak mau ngerusak kebahagian mereka, aku gak bisa."

"Tapi harus kita lakuin, Jo. Mau bagaimana pun hubungan kita udah gak sehat."

Joanna menghela napas. Tidak terbayang bagaimana mereka menghancurkan kebahagiaan anaknya dalam kurun waktu kurang lebih dua minggu.

Joanna dan Harland sudah menemukan pasangannya masing-masing meskipun status mereka sekarang masih suami-istri. Itulah sebabnya mereka memilih untuk berpisah meskipun dengan cara baik-baik. Mereka merasa jalan ini adalah jalan terbaik bagi mereka, namun tidak bagi anak-anak.

"Jo, mau sampai kapan kita nyembunyiin ini dari anak-anak? Aku udah mau nikah, dan kamu udah tunangan. Kita gak bisa terus pura-pura kayak gini, Jo."

Joanna tau, hanya saja- anak-anak yang dia pikirkan. Bagaimana perasaan mereka nanti? Bagaimana jika mereka membencinya? Ah, terlalu banyak pemikiran dalam pikiran Joanna. Dia bingung bagaimana menyikapi ini semua sekarang. Namun apa daya, Joanna sudah tidak mencintai Harland. Dia hanya menganggap Harland sebagai sahabat masa kecilnya.

Harland dan Joanna memang dijodohkan, sempat jatuh cinta, namun sayangnya takdir Tuhan membawa mereka ke jalan yang lain. Jalannya masing-masing. Itulah mengapa Joanna dan Harland merasa mereka tidak bisa bersama lagi. Perasaan yang mereka rasakan sudah tidak sama lagi seperti dahulu. Tidak ada rasa cinta sebagai pasangan.

"Jo, besok kita kasih tau anak-anak ya?" Ucap Harland dengan lembut.

Joanna menarik napas panjang lalu mengangguk. Mau bagaimana pun dia harus memberi tau anak-anak bukan? Ah, dia merasa jahat sekali sekarang.

"Yaudah, aku tidur duluan ya," pamit Harland yang tidur di kasur cadangan milik mereka. Harland dan Joanna memang sudah pisah ranjang semenjak mereka mengetahui kalau mereka saling mengkhianati satu sama lain.

———————————————————–

Are we a family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang