Sembilan

2.1K 272 18
                                    

"Chrissy datang! Chrissy datang!" jerit Witt dan Millie sambil berlari menghampiri Christabelle dan Jackson yang baru saja turun dari mobil.

Christabelle tertawa saat kedua anak Jackson Wilde yang menggemaskan menyerangnya dengan pelukan, wanita itu membalas pelukan Witt dan Millie tak kalah erat dan melalui ekor matanya ia dapat melihat Jackson tersenyum kecil sambil memperhatikannya.

"Kami pikir kau tidak akan datang lagi" ucap Millie, merasa sedih.

Christabelle tersenyum geli, "Aku pasti datang Millie, siapa lagi teman yang kumiliki jika bukan kalian berdua?"

"Kami sedang membuat pai bersama Bibi Ivy, maukah kau bergabung bersama kami Chrissy?"

Bibi Ivy adalah tetangga mereka yang sesekali menjaga Witt dan Millie apabila Jackson harus pergi mengurus pekerjaannya. Christabelle sudah pernah bertemu dengannya ia adalah wanita berkepala empat yang sangat baik dan ramah, tidak heran mengapa Jackson sangat percaya kepada Bibi Ivy.

Christabelle melirik Jackson yang berdiri di sisinya, lelaki itu mengangguk kecil mengizinkannya pergi bersama kedua anaknya.

Meninggalkan Jackson yang harus kembali bekerja mengurus peternakan, Christabelle melangkah menuju ke rumah keluarga Wilde untuk bergabung bersama Bibi Ivy yang menghibur anak-anak dengan membuat kue pai. Witt dan Millie menjadi sangat bersemangat sejak ia datang, Bibi Ivy mengatakan kalau mereka murung seharian setelah sang ayah mengusir Christabelle dari rumah. Well, Christabelle sangat tersentuh, ia tidak pernah merasa diterima dan disayangi setulus ini sebelumnya.

Setelah pai matang, Millie memanggil sang ayah untuk bergabung di meja makan. Lelaki itu mengambil duduk tepat di sisi Christabelle, aroma tubuhnya yang jantan dan juga kulitnya yang terasa panas membuat jantung Christabelle berdebar kencang, ia tanpa sengaja mengingat percintaan yang mereka lakukan kemarin malam. Oh, bercinta dengan Jackson Wilde merusak pikirannya!

"Kau ingin dua potong?" tanya Christabelle yang sedang menghidangkan pai ke piring kekasihnya.

Jackson menggeleng, "Satu saja, tolong"

Christabelle menaruh satu potongan pai ke piring Jackson lalu menyerahkannya kepada lelaki itu. Mereka mulai makan sambil bersenda gurau. Kehadiran Bibi Ivy membuat suasana terasa semakin ramai, wanita paruh baya itu tidak ingat kapan terakhir kali ia melihat Jackson Wilde tertawa selepas ini, yang jelas ia turut merasa senang karena pada akhirnya koboi yang garang dan dingin itu dapat menemukan tambatan hatinya.

Pesta kecil itu tidak berlangsung lama karena Bibi Ivy harus segera kembali ke rumahnya, Witt dan Millie juga harus pergi ke sekolah. Mereka baru saja mulai sekolah sejak enam bulan yang lalu, jadi tak heran mengapa Witt dan Millie masih begitu antusias pergi ke sekolah.

Christabelle baru saja selesai mencuci bekas alat-alat masak yang mereka gunakan untuk membuat pai saat Jackson kembali setelah mengantarkan Witt dan Millie. Lelaki itu menghampiri Christabelle yang sedang membasuh tangan, kemudian tanpa berbasa-basi ia memeluk kekasihnya dan mengecup pipi Christabelle dari belakang.

"Kau tidak perlu mencuci piringnya Chrissy, aku bisa melakukannya sendiri"

Christabelle berbalik, sambil melingkarkan lengannya memeluk leher Jackson Wilde wanita itu berkata, "Selama ini kau telah melakukan semuanya seorang diri jadi biarkan aku membantumu sedikit, Jack"

Jackson menjatuhkan dahinya pada dahi Christabelle, "Terima kasih" ucapnya, bukan karena Christabelle baru saja mencuci piringnya tapi karena wanita itu bersedia menjadi kekasihnya, ada di sini untuknya.

Dengan sangat lembut bibir Jackson mendarat di permukaan bibir Christabelle. Lelaki itu menciumnya dengan mesra, membelai bibir manis Christabelle dengan lidahnya dan menekan tengkuk wanita itu dengan satu tangannya. Christabelle terbuai oleh ciuman kekasihnya, kedua kelopak matanya terpejam menikmati cumbuan yang Jackson Wilde lakukan pada bibirnya.

Ciuman itu sangat indah, tidak menggebu-gebu, tapi berhasil menggelitik gairahnya. Terlebih lagi tubuh Jackson yang keras dan padat menempel erat pada tubuhnya, Christabelle seperti berada di dalam cengkaraman beruang yang telah berhasil ia jinakkan.

Ciuman berakhir dengan manis, Jackson menggigit lembut bibir bawah Christabelle sebelum melepaskan bibir itu dari pagutannya. Sepasang kelopak mata wanita itu kembali terbuka, manik birunya yang sensual menatap Jackson dengan mesra lalu ia berkata, "Kau adalah pencium yang hebat"

"Aku senang mendengarnya," Jack tertawa ringan, "Omong-omong apakah kau sibuk malam ini, Chrissy?" tanya Jack.

Christabelle menggeleng pelan. Di dalam benaknya wanita itu berbunga-bunga karena berpikir kalau Jackson Wilde akan mengajaknya makan malam berdua.

"Malam ini kami akan pergi berbelanja keperluan untuk persiapan natal, apa kau ingin bergabung bersama kami?"

Dahi Christabelle berkerut dalam, "Bukankah terlalu awal untuk berbelanja keperluan natal?" tanyanya. Karena seingat Christabelle natal masih dua minggu lagi, ia masih punya banyak waktu untuk mempengaruhi Jackson Wilde.

"Ya, natal memang dua minggu lagi tapi Witt dan Millie sudah sangat menginginkan pohon natal, aku tidak mau membuat mereka menunggu lebih lama" jawab Jack, "Jadi kau akan ikut bersama kami, bukan?"

Tentu saja Christabelle tidak akan melewatkan kesempatan ini. Ia harus terus berada di dekat Jackson Wilde, kalau bisa selama dua puluh empat jam penuh agar lelaki itu mempercayainya, bergantung kepadanya, dan mendengarkan kata-katanya.

"Aku akan ikut, sepertinya sangat menyenangkan!" seru Christabelle, bersemangat.

Jackson terkekeh pelan kemudian mengecup ringan bibir kekasihnya yang tampak menggemaskan. Entah bagaimana Christabelle dapat mencairkan sesuatu yang sudah lama membeku di dalam hatinya, membuat Jack merasa nyaman dan bahagia setiap kali berada di dekatnya. Untuk sekarang, Christabelle Fox adalah sumber kebahagiaan Jackson setelah kedua anaknya.

Mungkin ini adalah pilihan yang terbaik, pikir Jackson. Sudah waktunya dia membuka hati dan memiliki seorang kekasih yang dapat mengisi hari-harinya sekaligus menyayangi kedua anaknya.

— TBC —

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

Taming The Cowboy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang