《DONG YOON》
Prang!
Itu suara terakhir dari figura yang terlempar di lantai. Semuanya berantakan dan segalanya berubah tak terkendali.Wajah itu memerah.
Mata itu menatap bengis seolah ingin menghancurkan dunia. Dan telinga ini masih tetap setia mendengar setiap ucapan marahnya.Aku duduk tenang.
Tak beranjak sedikit pun dari sofa tunggal, bersandar dengan santai, menunggu amarah itu redah meski dalam waktu yang lama."Otak mu masih waras kan Yoon??!" Muntap ayah, menatap penuh amarah.
Aku bersedekap, menyilangkan kaki setelah perlahan mulai lelah menuggu kapan amarah itu akan segera mereda. Karena pada dasarnya kesabaran ku itu sangat tipis kecuali saat berhadapan dengan Angin.
"Jauhi laki-laki itu! Tinggalkan dia. Kau akan bertunangan dengan putri keluarga Kim?!" Titahnya.
Sungguh!
Aku benar-benar gerah sekarang. Ketenangan yang sejak datang aku coba bangun mulai terusik karena ucapan itu."Kakek, apa harus aku yang menjelaskan?!" Tanyaku beralih pada kakek yang duduk tak jauh dari sudut kursi ruang kerja dengan nada ku buat kesal.
Sumpah!
Aku benar-benar lelah sekarang. Menghadapi ayah dan ibu membuat segalanya tak menyenangkan dan semakin berat.Apa lagi yang harus aku korban kan? Bukan kah hidup dan hati bahkan sebagian jiwa telah berhasil tergadai karena semua yang mereka inginkan?
Kebahagiaan, jati diri, masa depan bahkan sebagian jiwa ku mereka renggut hanya karena harta dan tahta. Mengabaikan apakah aku, sebagai anaknya bahagia?
Tidak kah mereka bersyukur? Melihat aku yang baik-baik saja setelah hancur berkeping-keping karena sebuah pengorbanan? Kembali berjiwa meski tanpa hati dan cinta?
"Cukup! Sebaiknya kau tenangkan dirimu." Seru kakek mencoba mengendalikan situasi.
Kompromi.
Yah, kakek memiliki janji denganku, bahwa aku bisa memilih hidup dan jalan ku sendiri setelah semua usaha ini.Perusahaan dan semua aset berhasil di rebut dengan semua perjuangan bahkan pengorbanan besar setelah penghinaan. Semua itu adalah harga yang harus aku bayar untuk mendapatkan kebebasan.
"Ayah! Berhenti membela Yoon. Dia akan semakin kurang ajar!" Kesalnya.
"Kau pikir kau bisa seperti ini karena siapa, hah?" Suara kekek meninggi membuat suasana mendadak mencekam.
"Itu karena Yoon. Kau bisa hidup mewah bahkan bertingkah sesuka mu. Jangan lupa apa yang telah kalian lakukan padanya?!" Tegas kakek menatap ayah marah.
Sunyi.
Tak ada lagi teriakan dan benda yang jatuh dan hancur karena di lempar. Hanya tatapan tak senang yang terlihat dari mata ayah dan ibu.Aku bergerak, menggeser tubuh untuk mengubah posisi duduk. Melepaskan jas yang terasa tak nyaman karena banyak hal. Menatap wajah ayah dan ibu lekat.
"Pertama, aku bebas mengatur hidup ku sendiri dan kalian bisa hidup dengan kemewahan. Kedua, aku hancurkan perusahaan dan kalian akan merasakan apa itu neraka kehidupan." Jelas ku dengan nada dingin.
"Aku tidak suka berkompromi untuk kesekian kalinya. Dan ini terakhir kalinya aku mendengar dan melihat kalian mencoba ikut campur dengan kehidupanku." Tegas ku.
Sepi.
Sepertinya mereka lebih takut hidup miskin dari pada nama mereka tercemar seperti teriakan papa sebelumnya karena memiliki anak tak normal."Dan ingat! Siap pun yang berani menyentuh milikku atau mencoba berurusan dengannya, maka jangan harap aku akan melepaskan kalian dengan mudah." Ucapku mencoba memberi mereka peringatan.
YOU ARE READING
SOULMATE
أدب المراهقينKetika takdir dipertemukan dengan waktunya. Maka segalanya akan mulai berjalan sebagaimana mestinya. Perjuangan, jalan yang terjal dan berliku akan bertemu dengan ujungnya. Tak selamanya dunia mempersulit keadaan. Ketika sebuah ketulusan mendekat ma...