1.

448 39 13
                                    

《Author》

Suara gesekan kertas yang dibuka memenuhi ruang rapat, memecah sunyi yang sedari tadi terjalin. Mata tajam itu mengedar.

Berkulit putih dengan tubuh tinggi tegap. Beralis tebal dipadu hidung mancung dan bibir merah plum. Garis rahang kokoh dengan rambut terpotong rapi namun dibiarkan sedikit panjang.

"Presdir, sudah waktunya untuk perjamuan." Peringat sang sekretaris.

Ia menghela napas, menutup proposal dengan kasar. Mata elangnya kembali menatap satu persatu semua pegawainya. Membasahi bibir tipisnya pelan.

"Aku butuh revisinya dalam waktu 18 jam." Serunya.

"Baik pak." Angguk sang kepala cabang.

Ia bangkit berdiri, merapikan jasnya yang sedikit kusut. Menatap sekretarisnya yang berdiri sembari menunduk.

"Di mana Yeon Seok?" Tanyanya.

"Pak Kim menunggu di lobi utama." Jawabnya.

"Brandal sialan!" Umpatnya sembari melangkah meninggalkan ruang rapat.

"Dong Yoon?!"

Pekikan itu menghentikan langkahnya, ia menoleh dan mendapati sahabatnya Yeon Seok duduk di sofa ruang tunggu.

"Kita hampir terlambat dan kau masih duduk santai?" Mata itu menajam.

"Ayo!"

Laki-laki dengan rambut panjangnya yang diikat sedikit berantakan bangkit berdiri dan melangkah pergi. Mengabaikan hardikan atasannya.

Berkulit putih kemerahan, berwajah tampan dengan hidung mancung, alis tebal, rahang yang terbentuk kokoh dengan paduan bibir tipis merah jambu. Sedikit lebih pendek beberapa senti dari Dong Yoon.

"Kita pesta." Seru Yeon Seok.

-
-

"Tuan Lee. Tuan Kim."

Mereka mengangguk. Seorang pelayan mempersilahkan mereka masuk kedalam pesta perjamuan kolega. Menjalin tali bisnis lebih luas.

Mata tajam itu mengedar, memperhatikan tempat pesta. Mencari beberapa teman lamanya. Sebelum memutuskan untuk berbaur di sana.

"Yoon?!"

Dong Yoon berbalik ketika seseorang memanggil sembari menepuk bahu belakangnya. Menemukan teman lamanya berdiri dengan setelan jas berwarna biru dongker.

"Lucas." Seru Dong Yoon senang.

Ia memeluk tubuh jangkung itu erat, melepas rindu karena lama tak bertemu. Tersenyum bersama ketika mata berbeda warna itu bertemu.

"Sudah lima tahun ya?" Seru Lucas.

"Yah. Dan aku tak percaya kita bisa bertemu di sini." Dong Yoon mempersilahkan Lucas duduk di sofa.

Mereka menikmati kebersamaan, percakapan mengenai masa lalu dan berakhir dengan ingatannya mengenai ide gila Lucas lima tahun lalu.

"Kau baik-baik saja?" Lucas menatap wajah itu khawatir.

"Tidak. Semua ini seperti mimpi buruk." Ia tersenyum kaku. "Aku tak bisa melupakannya." Lanjutnya sembari menghela napas berat.

"Ini sudah lima tahun, bro?" Lucas menatap takjub.

"Dan selama itu pula aku menginginkannya lagi dan lagi." Ia terkekeh.

Dong Yoon menerawang. Sadar seharusnya ia tidak mengikuti ide gila Lucas dan Yeon Seok yang menjerumuskannya mencoba hal berbeda.

SOULMATEWhere stories live. Discover now