Cause if the water dries up
And the moon stops shining
Stars fall, and the world goes blind
Boy you know I'll be saving my love for you, for you(Ariana Grande - Best Mistakes)
ANNA membuang nafas sebal, melempar bantalnya kemudian segera duduk. Meraih ponselnya yang berbunyi sejak tadi. Gue butuh tidur. Haduh.
"Hallo," sapa Anna malas tanpa menatap siapa penelepon tersebut.
"Lo baru bangun? Ya tuhan, perawan macam apa ini. Mandi buruan terus ke butik, jam 9 lo ada janji sama Ibu Gita." Anna menjauhkan ponselnya dari telinga kemudian melihat siapa yang meneleponnya. Cecill, teman sekaligus asistennya.
Dilirik sebentar jam waker yang berada di atas nakas kamarnya. Ah, baru jam 8. "Okey. 30 menit gue sampai butik." Anna langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya itu.
15 menit waktu yang cukup. Kini ia sudah siap dengan dress berwarna softpink dengan atasan sebuah cardigan berwarna pink tetapi lebih tua. Terlihat manis. Rambut panjangnya ia gerai dengan sedikit curly. Di raihnya tas LV nya dan segera berjalan keluar apartemennya.
Taksi yang sudah ia pesan itu berjalan menuju butiknya yang hanya berjarak ±2 meter dari apartemennya. Dirinya kembali mengingat kejadian semalam. Dimana ia lebih memilih pulang bersama Samudra, laki-laki yang baru ia kenal beberapa jam itu. Bagaimana bisa ia yakin bahwa Samudra adalah laki-laki baik? Meskipun di lihat dari cara berpakaiannya. Jas, kemeja, dan dasi, itu memang pakaian orang kantoran dan gayanya seperti seorang pemimpin, tetapi bukannya sekarang banyak pemimpin perusahaan yang tidak baik atau parahnya jaman sekarag sudah banyak penjahat dengan penampilan seperti itu?
Anna tersadar dari lamunannya dan segera membayar taksi kemudian turun di depan sebuah butik yang cukup besar ini. Bukan Anna pemiliknya, namun Anna di jadikan sebagai designer tetap.
Anna mendorong pintu kaca butik tersebut dan berjalan menuju ruangannya. "Yup, lo telat 2 menit." Anna menghebuskan nafasnya dengan malas. Teman sekaligus asistennya ini sangat perhitungan dengannya. Huh.
"Dua menit itu waktu gue untuk bayar taksi, buka pintu, dan jalan kesini." Cecill hanya menanggapi dengan tawa malasnya, namun saat ia menelusuri wajah manis itu, ia sedikit terkejut.
"Lo abis nangis? Mata lo bengkak gitu." tangan Cecill menelusuri wajah mulus Anna dengan tangannya.
Anna menarik nafasnya dengan panjang kemudian membuka mulutnya. "Semalem gue putus sama Daffa," ujar Anna dengan wajah datarnya, mendengar nama Daffa, Cecill langsung tersentak.
"Masalah kemarin, ya? Dia yang mutusin? Gila ya, gak tau barang bagus apa di sia-siain gi-"
"Gue yang mutusin"
HAH? Mata dan mulut Cecill sontak membulat mendengar ucapan Anna ini. "Kenapa?"
"Gue malas setiap ada masalah dia selalu minta break, dia itu cuma ahli di dapur, enggak ahli dalam bidang ini," jawab Anna dengan mata yang kembali memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Hour
ChickLitPutus cinta memang menyakitkan. Apalagi dengan alasan sepele yang sebenarnya masih bisa diatasi. Tapi Anna merasa cukup, ia tak lagi merasa cocok dengan Daffa. Bukan berarti Anna cocok dengan cowok lain, tetapi tidak ada salahnya, kan, menerina lak...