ANNA menarik nafas panjang saat kakinya sudah menginjak halaman Changi International Airport. Nafasnya terdengar memburu, karena sepanjang koridor ia terus berjalan cepat sambil menarik koper merahnya. Ini semua kerjaan Cecill. Cecill lupa bahwa Anna harus sampai di Singapura sebelum jam 11 siang, tapi apa nyatanya sekarang sudah pukul setengah 11 dan Anna masih menunggu taksi.
Bagaimana mungkin Cecill melupakan janji penting Anna dengan salah satu designer terkenal di Singapura? Udah telat ngasih tahu, nolak nemenin ke Singapura lagi, siapa yang tidak kesal coba?
"Frensco Resto, Sir," ujar Anna saat ia sudah berada di dalam taksi, dan taksi itu mulai berjalan sesuai permintaan Anna. Masa bodo dia belum mencari hotel, masa bodo dia masih bawa-bawa koper, masa bodo juga penampilannya kusam. Huh.
Anna memejamkan matanya sebentar, berharap perjalanannya menuju resto itu lebih lambat. Macet atau apapun yang bisa memperlambat perjalanannya. Anna butuh istirahat.
Pokoknya, setelah pertemuan dengan designer ini, Cecill harus dengan ikhlas memberikan Anna waktu liburan selama 2 hari di Singapura. Bayangkan akhir pekan seperti ini ia masih harus mencari uang. Biasanya sih iya, tetapi berbeda dengan akhir minggu ini.
Akhir minggu ini, Anna menginap di rumah, sedang sarapan bersama keluarganya tiba-tiba ponselnya berdering dan Cecill berteriak dari sana. "Gue lupa. 1 jam lagi lo harus sampai Bandara, jam 11 waktu sana lo harus udah sampai." Saat itu juga Anna meninggalkan sarapannya, menyalimi tangan orang tua dan ketiga kakakknya kemudian segera pergi ke apartemennya yang membutuhkan waktu 30 menit untuk mengambil keperluan, dan berbalik arah menuju bandara, dan lihat sampai koridor bandara singapura Anna berlari secepat mungkin, menabrak orang tidak peduli.
Cecill, kadang menyebalkan tetapi Anna sangat menyayanginya, kadang menyusahkan tetapi sangat membantu Anna mendesain baju dan melayani pelanggannya yang banyak mau, meminta gaunnya cepat jadi.
Tunggu. Butik, pelanggan, gaun. "Ya ampun lupa janjian sama Lovana!" Anna memekik kaget sambil menepuk keningnya, membuat sang supir mengintip dari spion tengah dan hanya di jawab dengan cengiran, seperti biasa.
Segera ia hubungi Lovana dengan ponselnya. Harap harap cemas bahwa Lovana tidak akan marah jika pertemuan dan perombakan gaunnya harus diundur.
"Hallo..." kan, dengar suara Lovana aja bikin merinding. Meskipun dia terlihat kalem dan kekanak-kanakan, tetapi siapa tahu bahwa dia ini banyak mau dan sangat ribet. Huh.
"Lovana ini saya Anna, saya minta maaf. Hari ini kita tidak jadi bertemu, saya ada jam terbang mendadak. Tetapi kalau kamu mau sekarang, kamu bisa ke butik bertemu Cecill." Nafasnya terengah-engah saat mengucapkan kalimat itu dalam satu tarikan. Buru-buru ia mengambil banyak nafas, daripada keburu habis.
"Iya Mbak, gapapa. Kebetulan calon suami aku lagi keluar kota, jadi aku belum bisa kasih liat ke dia. Lusa aja bagaimana, Mbak?" Anna tersenyum bahagia, ia harus berterima kasih dengan calon suami Lovana karena pergi keluar kota. Tunggu, calon suami Lovana, laki-laki menyebalkan itu dong? Lah, males amat. Ketemu lagi aja, ogah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Hour
Genç Kız EdebiyatıPutus cinta memang menyakitkan. Apalagi dengan alasan sepele yang sebenarnya masih bisa diatasi. Tapi Anna merasa cukup, ia tak lagi merasa cocok dengan Daffa. Bukan berarti Anna cocok dengan cowok lain, tetapi tidak ada salahnya, kan, menerina lak...