Kemarin aku berkata bahwa semua berjalan lancar....
Tapi—ada apa dengan atasan dari tim lain yang tiba-tiba menghampiriku ini? Beliau berceloteh banyak bersama berkas yang cukup tebal ada di tangan kanannya. Sebenarnya selama ia berceloteh itu, aku memikirkan tentang tujuan sebenarnya dari orang ini. Ini masih pagi, hari ini aku berangkat terlalu pagi karena kereta datang lebih cepat dari yang biasanya.
Nanami-san, tumben ia belum hadir di meja yang berada tak jauh di sebelahku. Diam-diam aku mengharapkan agar Nanami-san cepat datang. Jujur aku tidak tahu bagaimana cara mengurus atasan yang satu ini.
"Nah, karena alasan-alasan itulah! Saya memberikan kamu pekerjaan yang satu ini, ya?"
Beliau menyodorkanku berkas yang cukup tebal itu tanpa sungkan. Aku hanya bisa menerimannya dengan kebingungan. Apa kalau aku tidak menyelesaikan pekerjaan ini aku akan dipecat? Aku memang masih magang—tapi apa karir magangku di kantor ini akan berhenti di sini?
"Mohon bantuannya ya!" Atasan dari tim lain itu menepuk pundakku dengan begitu percaya diri. Kala melihatku mengangguk gugup, beliau pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa. Kalau boleh tanya—mengutuk atasan itu dosa nggak sih?
Hanya dengan batinan 'Persetan dia!' dosa nggak sih?
Ah—kalau mengeluh doang tidak akan ada yang selesai. Aku harus bersemangat! Tapi bohong—
Aku masih punya banyak pekerjaan dari timku sendiri, Bapak—mengapa anda menyodorkan pekerjaan dari tim anda sendiri—ah ... kepalaku pening hanya untuk memikirkannya. Tapi sembari menunggu briefing pagi, aku akan mulai mengerjakan semua ini. Intinya aku tidak akan lembur kecuali perlu!
Tapi memang hal-hal seperti ini sudah sanggup memperburuk hari saja. Ini awalan hari yang tidak enak. Apakah ada cara lain untuk mempercepat pengerjaan tugas yang sepertinya bukan hakku ini? Kalau ku kembalikan aku pasti bisa kena sembur.
Ah sudahlah! Kerjakan saja, kerjakan saja!
Tak lama dari itu, Nanami-san akhirnya sampai di kantor tepat waktu seperti biasanya. Ia menyapa orang-orang dengan ramah sebelum masuk ke kubikel tim kita. Dengan senyum cukup ia membungkuk empat puluh lima derajat sembari berjalan menuju mejanya. Ia tidak terlambat, toh yang ada di kubikel tim hanya ada aku dan satu pegawai tetap.
Tadinya, aku berpikir untuk segera memberitahukan kepada Nanami-san pasal pekerjaan dari atasan tim lain ini yang diberikan untukku. Aku ingin memberitahu kepadanya bahwa aku keberatan—tapi entah kenapa aku merasa sangat pengecut dan tak pemberani kalau harus meminta tolong kepada Nanami-san untuk menyampaikan hal ini kepada atasan dari tim lain itu. Tapi aku juga tidak punya nyali yang cukup untuk mengembalikan berkas-berkas ini kembali kepada tim itu. Aku benar-benar tidak mau mengawali hariku dengan disembur napas api.
Panas sekali, bikin badmood kuadrat padahal belum sarapan karena belum disuruh ayank :(
Tepat saat perutku bergemuruh lapar, aku mendengar Nanami-san memanggil namaku dengan jelas. Dan saat aku menoleh, hanya ada kita berdua di dalam kubikel ini!
![](https://img.wattpad.com/cover/292155758-288-k375070.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ways of Falling in Love [Nanami Kento]
FanficMemang tidak pernah salah aku memilih untuk bekerja di kantor ini! Habisnya, gentleman yang menyelamatkanku dari terjatuh saat berjalan itu juga bekerja di sini! Meskipun ia hadir sebagai bos divisiku--tapi-- Bagaimana cara membuat seorang pria sepe...