Ways of Falling in Love [16]

141 16 2
                                    

Kau pikir, ada yang salah dengan hatimu hari ini.

Rasanya seperti remaja baru tuntas puber. Ia marah padamu tanpa sebab jelas dan kau memarahinya karena tangismu di depan seniormu semalam. Kau teguk bir itu berulang kali demi dirinya.

Demi detik ini, ketika kau rasakan bibir lembutnya menyentuh bibirmu.

Persis anak remaja.

Labil karena kamu biarkan hatimu yang menuntunmu. Kamu biarkan ia memelukmu lebih erat karena kau eratkan genggaman tanganmu pada kemejanya. Kau merindukannya. Hatimu merindukannya selama puluhan hari berada di sebelahnya.

Hatimu terus dibiarkan merindu sampai kau menangis bahagia.

Ketika kau membuka matamu karena ia menarik diri demi napas kalian, kau menatapnya sayu. Nanami-san, Nanami-san, Nanami-san. Begitu, yang terulang dalam kepalamu.

"Nanami-san—" serak kau bersuara.

"I'm sorry, did i—"

"No" kau menggeleng ketika memotong perkataannya. Maka ketika menatap kedua matanya yang pandangannya terus melembut padamu tiap detik ke detik, kau luruhkan pertahananmu. Kau luruhkan egomu dan berkata. "Please don't go to lunch with other girls after you kissed me today."

Kemudian, dia mengucapkan namamu berulang kali. Ia mencakup kedua pipimu dan mengusapnya halus, lembut. Rasanya seperti menghirup udara kampung halamanmu. Rasanya seperti kembali di rumah.

"No—No, i would never—" Nanami menggeleng. "Kemarin aku makan siang dengan Harumi-san untuk menanyakan pendapat soal sesuatu—"

"Soal?" Kau bertanya.

"I was supposed to take you on a date this night," jelas Nanami memulai. Ia membawa salah satu tangannya untuk memilin pelan jemarimu. "Kau tahu Harumi-san yang paling sering dinner di luar. Dia tahu betul tempat-tempat classy yang paling cocok untuk memintamu masuk ke dalam pelukanku."

"Tapi beginilah akhirnya karena aku membiarkan aku terpengaruh oleh hatiku. I'm so sorry." Ia menurunkan kepalanya untuk ditumpukan pada pundakmu. "Aku sangat tidak dewasa hari ini. Aku membiarkan diriku kalut."

"Aku bukan pria hebat, kamu tidak pantas diperlakukan begini—" Nanami menghela panjang pada pundakmu.

"Hey, hey—" Kau mengusap pipinya lembut agar ia mau menatapmu di mata lagi. "We still got time to make up."

"Do you wanna go for a dinner with me tonight?" tawar Nanami dengan senyum berharap. Namun ketika kamu membuka mulutmu untuk bicara, Nanami tiba-tiba kembali berucap, "Wait let me rephrase that. Do you wanna go on a date with me tonight?"

Kau terkekeh saat ia mengecup telapak tanganmu. "Absolutely!"

-[Ways of Falling in Love]-

"Maaf ya Pak, untuk malam ini reservasi sudah penuh hingga jam delapan nanti, apa mau menunggu sampai jam delapan Pak?" 

Kamu dan Nanami memandang satu sama lain dengan canggung. Ini adalah restoran ketiga yang kalian kunjungi. Dari tiga restoran ini merupakan yang disarankan oleh Harumi-san kepada Nanami kemarin siang. Tapi begitu mendatangi secara langsung, ternyata restoran-restoran ini memang sepadat itu.

"Kayaknya kita tung—"

"Nanami-san," kau memanggilnya dengan menarik ujung jas yang disampirkan di atas lengan kirinya. Ia menoleh untuk melihatmu menggesturkan kepalamu ke pintu restoran. Inginmu tidak mau menunggu terlalu lama.

"Ah, baiklah. Terima kasih ya Kak, lain kali saya reservasi dulu." Nanami-san dan kamu membungkuk sopan pada resepsionis yang tersenyum ramah pada kalian. Kemudian, kalian keluar dari restoran dengan perasaan bingung. Atau mungkin tidak untukmu. 

Kau nampak tersenyum manis sementara tubuh tegap Nanami mulai berdiri lesu. Itu membuatmu mengusap punggungnya sayang agar ia merasa lebih nyaman. Kau  menatap ke arah sekitar sementara Nanami menikmati usapan halus pada punggungnya darimu. Di detik itu, kamu temukan lagi kedai kecil di ujung jalan.

Itu mengingatkanmu dengan dinner pertama kalian.

"Nanami-san," kau panggil lagi namanya dengan diiringi tepukan halus pada pundak tegapnya. Ia menoleh ke arahmu dengan jawaban. Kau tersenyum dan menunjuk ke ujung jalan. Ada kedai kecil sepi yang kau rindu-rindukan di dalam hati.

"Are you sure?" tanya Nanami ragu.

"Mengingatkanku pada dinner pertama kita, walau hanya—sebatas bicara antar atasan dan bawahan, hehe. Ingat, kan?" sahutmu dengan senyum lebar. Nanami mengangguk beberapa kali, lalu ia menggandeng tanganmu. "Ingat dong! Tapi kamu enggak masalah kalau makan di sana?"

"Apa yang salah dari makan di sana?" Kamu mengendik abai. "As long as I get to eat alone with you."

"You're such a flirt." Dia terkekeh pelan. Kau ikut mendengus jenaka. "Have you met you?"

Maka dia mengabulkan permintaanmu. Malam itu, kalian memutar ulang memori pertama kalian tentang makan malam. Dia memasakkan okonomiyaki untukmu, dan kau tertawa di setiap candaannya. Rasanya seperti mimpi untuk benar-benar bisa berbicara dengannya tanpa harus mempertanyakan banyak hal.

Ketika kalian berjalan bersama di taman, purnama memantul pada kolam air mancur taman. Malam Rabu membuat jalanan dan taman jadi lebih sepi. Malam kencan membuat kedua tangan kalian makin berani untuk bertaut.

Kau rasakan jantungmu berdetak semangat kala merasakan jemari hangatnya. Di bawah dinginnya suhu malam itu. Di awal musim dingin bulan itu. Kau sebut Tuhan berulang kali karena kau tidak bisa melakukan apapun tanpa-Nya.

"Let me make it clear to you," bisik Nanami-san di samping telingamu. Kau melirik ke arahnya dan mengerjap. "Tentang apa?"

Kemudian, dia angkat tanganmu yang ada di genggamannya. Lalu mengecupnya lembut. "Will you go out with me?"

Tuhan....

Tuhan, Tuhan, Tuhan!

Oh, Tuhan....

"Hey, jangan melamun." Nanami menjentikkan jemarinya yang bebas di depan wajahmu. Ia terkekeh pelan begitu melihatmu gelagapan.

"Ah ... How should I say this...." Kau menunduk malu. "I do—I really wanna go out with you."

Nanami terdiam sejenak sebelum mencaku pipimu lembut. Ia terkekeh senang, "That's a beautiful answer."

TBC
a/n : HALOOO!!! HALO TEMAN-TEMAANN MAAFKAN AKU UPDATENYA LAMA YAAAHH 😭😭😭😭🙏🙏🙏 TERIMA KASIH BANYAK YANG SUDAH NUNGGU I LOVE YOU MUAH MUAH MUAAAHHHHH

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ways of Falling in Love [Nanami Kento]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang