17. Bertemu dengan kawan-kawan lama

3 0 0
                                    

Aku dan Kiku mendarat di dekat pohon matahari. Kami keluar dari robot tempur masing-masing. Aku berlari mengejar Kiku yang sudah menjauh. 


"Kiku, tunggu!" panggilku yang berhasil meraih pergelangan tangan kiri Kiku.


"Lepaskan aku!" balas Kiku menoleh ke arahku. Matanya melotot penuh amarah.


"Maaf, tindakanku tadi membuatmu marah."


"Kau memang tidak punya hati karena tidak menyadari Blossom mencintai Arnold."


"Hah?"


Sunyi. Aku tercengang, sementara Kiku meredupkan mata. Kami diam di antara akar-akar besar yang merambat. Akar-akar itu sudah mengering dan rapuh. 


"Jika ada gadis yang memohon pada orang yang membuat orang terdekatnya tersakiti, itu tanda peduli atau cinta. Biasanya orang yang berhati, akan melepaskan sanderanya. Sebaliknya, orang yang tidak berhati, akan tetap membunuh sanderanya," ungkap Kiku menatapku tajam, "kau memang tidak berhati, memilih membunuh Arnold karena Arnold telah menyebabkan bencana di negeri ini. Tapi, tindakanmu ini membuat hati Cherryblossom tersakiti karena cintanya bertepuk sebelah tangan."


Aku mengerutkan kening. "Sampai sebegitunya, kau mengkhawatirkan orang lain yang menjadi musuhmu? Kiku, kau membenci pembunuh, 'kan? Itulah hukuman yang pantas untuk pembunuh seperti Arnold."


"Aku mengkhawatirkan keadaan Cherryblossom sesama perempuan. Itu saja."


"Oh, begitu. Aku paham."


Aku tersenyum, memegang kedua bahu Kiku. Menatap lama wajah istriku. Namun, tatapan Kiku masih tajam, sangat menusuk hatiku.


"Kau harus bertanggung jawab sekarang. Hidupkan kembali pohon matahari!" Kiku melepaskan kedua tanganku darinya.


"Iya. Aku akan melakukannya." Aku menghela napas karena tidak bisa lebih dekat dengan Kiku sekarang.


"Zian, Kiku!" Tiba-tiba, gadis berambut jingga, melambaikan tangan. Berlari dengan beberapa orang yang berseragam sama dengannya.


"Itu ... Aiyin dan teman-teman, 'kan?" tanyaku melebarkan mata. 


"Benar. Itu mereka." 


Kiku mengangguk. Aiyin, sahabat dekatnya, langsung mendekapnya. Isakan halus terdengar dari Aiyin, menggetarkan hatiku. Mungkin Aiyin dan semua anggota kelompok Andromeda mencemaskan aku serta Kiku.


"Kiku, Zian, syukurlah kalian masih hidup. Aku mengira kalian benar-benar gugur dalam pertempuran tiga tahun lalu," ungkap Aiyin melepaskan pelukan dari Kiku. Memandang aku dan Kiku bergantian.


"Bagaimana kalian bisa hidup lagi, Zian, Kiku?" tanya Tolya bersisian dengan Aiyin.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daybreak in the Venus 2: The Secret of the Sun TreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang