jamal nyusruk

478 44 5
                                    


"kamu juga makan dong bi."

teguran yuli membuat bian mendongak sebentar, soalnya laki-laki itu lagi fokus suapin farel.

"kamu kan habis ini berangkat, makan dulu. farel biar aku yang suapin."

bian ngangguk, nggak mau bantah ucapan istrinya, "iya juy, ini makan."

selesai yuli makan perempuan itu bergegas buat nyuapin farel yang sisa makannya tinggal setengah lagi.

untungnya farel ini bukan tipe anak yang rewel kayak triple a, ya paling tingkah nya aja yang kadang bikin encok. ya maklum lah, anak cowok.

bian akhirnya selesai makan. laki-laki itu bangkit buat ngambil kunci mobil dan juga beberapa keperluannya.

"aku berangkat juy, kamu hati-hati di rumah." pamit bian sambil cium puncak kepala yuli. nggak lupa juga cium farel.

"assalamualaikum."

"waalaikumsalam. jangan ngebut."

yuli akhirnya masuk lagi setelah mobil bian menjauh, lagi-lagi rasa sakit itu datang. yuli tadi perhatiin gimana senengnya bian ke farel. bahkan ke triple a sama rafa yang bikin sakit kepala aja bian se bahagia itu kalau ada mereka.

yuli kecewa sama dirinya sendiri karena belum bisa ngasih keturunan buat bian.

bahkan usia pernikahan mereka udah menginjak 4 tahun. runa yang nikah paling terakhir aja sekarang udah hamil. jadi yuli merasa semakin kecewa.

kalau boleh jujur yuli stres. dapat hinaan dari orang-orang, tuntutan keluarga besarnya, bahkan mertuanya aja sempet nyindir langsung di depan yuli.

iya, inti permasalahan keluarga ini karena keturunan. sebenernya juga bukan masalah ya, tapi kadang manusia bisa mempermasalah kan segala hal karena ego.






"halo, mimih nya rafa di sini."

runa menatap pintu cafe yang baru aja di buka. suara heboh yang melengking sukses menarik perhatian pengunjung cafe siang ini.

"anjir berisik banget cocot lo. ganggu customer gue." tegur runa pelan, sambil senyum canggung menatap beberapa orang di sini.

"iya elah maap. btw na, gue haus." kata lilis sambil ngipasin mukanya. padahal udah ada ac, belum berasa kali ya.

"silahkan mbak." seorang pelayan datang sambil bawa coklat milkshake, es matcha, sama beberapa camilan.

"eh iya makasih mbak." sahut lili kaget, "perasaan gue belum pesen deh."

"anak-anak udah pada hapal sama kesukaan lo semua." jawab runa santai, "ini es coklat buat rafa."

rafa nya nyengir terus nyedot milkshake nya. heran runa tuh, cengengesan mulu kayak bapaknya.

"eh na, lo ngerasa nggak kalo ujuy beda."

runa yang lagi bertopang dagu mikir sebentar, "iya sih.. dikit."

"asli deh gue ngerasa tuh anak lagi ada sesuatu." muka lili berubah jadi lebih serius, "apa dia lagi di titik rendah hidupnya?"

"hmm maksud gue, lo tau lah kalo tuntutan keluarga dia ka-

"iya lis paham gue. kemarin pas gue ngidam di elus sama bian gue sadar kalo muka ujuy keliatan sendu."

runa inget banget gimana muka yuli semalem. orang si runa sampai nggak bisa tidur semaleman gara-gara mikirin sahabatnya itu.

"gue.. jadi nggak enak karena kejadian itu. lagian kamu ngapain sih dek minta di elus sama om bian?" runa marah-marah sambil liatin perutnya.

"iya kamu tuh. minta di elus om tama aja harusnya, lebih ganteng." lilis ikutan ngelus perut buncitnya runa.

Rumah tangga | k-idolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang