masalah lain

319 35 13
                                        

sebelumnya aku mau minta maaf karena lama ga pernah up dan selamat tahun baru teman-teman😊❤







di kediaman zafran yang awalnya tenang sambil menikmati waktu kebersamaan di ruang makan tiba-tiba berubah menjadi rusuh.

yuli tiba-tiba datang dengan air muka yang sulit buat di jelaskan. ana tentu aja melongo, pasalnya dia nggak tau kalau yuli udah balik dari bali.

nggak lama setelah kedatangan bian, yuli semakin menjadi. wanita itu teriak sambil nyuruh bian pergi, intinya yuli nggak mau ketemu bian.

ana yang sadar kalau ketiga anaknya kebingungan langsung membawa yuli ke lantai dua, sedangkan zafran berusaha menenangkan bian di ruang tamu.

kalau boleh jujur zafran kaget, baru kali ini dia melihat sisi lain seorang abian damar pratama.

"nangis aja juy, keluarin kalau emang udah nggak kuat." ucap ana sambil menatap iba kearah yuli.

"gue nggak akan banyak tanya kalau lo belum mau crita ke gue. kalau butuh apa-apa gue ada di bawah."

sepeninggal ana, tangis yuli langsung pecah.

hatinya sakit saat ingat kejadian beberapa jam lalu.

sebenernya yuli sama bian udah pulang dari dua hari yang lalu, cuman mereka berdua sengaja nggak bilang sama penghuni griya tawang, biar kejutan katanya.

dan malam ini sebelum pulang kerumah, yuli sama bian udah janjian sama orangtua bian untuk makan malam bersama.

sebenernya yuli nggak mau, tapi karena bian bilang ini untuk nyambut kepulangan mereka berdua, yah yuli harus ikut.

persetan dengan makan malam ternyata ini semua jebakan yang di rancang mama nya bian, bahkan papa nya aja nggak tau.

di tengah makan malam mereka tiba-tiba seorang perempuan datang dan bergabung satu meja dengan mereka.

tanpa mikirin perasaan yuli, mama bian ngenalin perempuan yang namanya flora itu ke bian. dan kata yang paling bikin yuli sakit hati saat perempuan itu tanya apa bian udah ada pasangan, lalu dengan entengnya mama bian bilang,

"nggak ada flo, bian udah cerai." jawabnya sambil tertawa.
























"ya, nyokap lo udah keterlaluan." kata zafran setelah denger penjelasan bian.

bahkan setelah yuli pergi duluan, mama nya masih sempet buat ngedrama.

"maju satu langkah mama anggap kamu udah nggak peduli sama kami." ucap mama nya saat bian mau ngejar yuli.

"cepat tanda tangani surat perceraian kalian." timpal mamanya.

bohong kalau bian nggak marah, dia sebenernya pengen banget teriak di depan muka mamanya, tapi dia masih sadar diri.

"mama tau kalau udah keterlaluan?" ucap bian setelah sekian bungkam.

papa nya bian juga nggak bisa berbuat banyak, dia ingin memarahi istrinya. tapi nggak disini, kalau dia memaksakan diri istrinya akan tambah membuat malu di depan umum.

"kamu pilih mama atau yuli?" tanya wanita itu marah.

"gimana bian bisa milih mama kalau kelakuan mama aja begini? yuli itu istri bian ma.. dia tanggung jawab bian."

"istri apa yang nggak bisa kasih keturunan bian?! kami ini butuh penerus untuk usaha papa mu! kamu aja di suruh naik jabatan susahnya minta ampun, apa yang bisa mama harapkan dari kamu?"

tangan bian terkepal. selalu saja topik ini yang di bahas oleh mama nya.

"bagaimana pun yuli, dia adalah istri bian satu-satunya. dan bian yakin, suatu saat kami akan punya anak kalau memang sudah saatnya."

mendengar itu mama bian semakin marah, bahkan perhatian orang sekitar udah terarah ke keluarga bian.

"udah bian kamu pergi aja kejar istrimu, biar papa bawa mama pulang." kata papanya sebelum akhirnya bian memilih pergi dari sana.





















lilis menggigit bibir bawahnya sambil melirik jihan dan ibu-ibu lainnya bergantian. iya sih tangannya sibuk milih sayur, tapi mata dan telinganya malah salah fokus ke obrolan ibu-ibu ini.

jihan yang udah jelas di sindir secara terang-terangan malah terlihat biasa aja, lebih tepatnya nggak peduli.

menurut gosip yang beredar, jihan itu pelakor atau pernah jadi pelakor. nggak tau jelas sumber gosip itu dari mana, tapi pagi ini udah rame banget.

"duluan ya lis." ucap jihan yang udah selesai belanja.

lilis senyum sambil nganggukin kepala.

"mbak lilis hati-hati sama dia, nanti suaminya di rebut loh." kata salah satu ibu-ibu di sana.

lilis cuma bales senyum sambil pergi karena dia juga udah selesai belanjanya. tapi tetep aja sampai rumah dia kepikiran.













"AMIR! WOI BUKA PINTUNYA ANJIR!"

lilis terus gedor-gedor pintu rumah amir sambil berteriak. masa bodoh sama telinga tetangganya, itu urusan belakangan.

"APA SIH LIS? GANGGU GUA TID-

"runa jatuh mir! dia berdarah!" sela lilis sambil menangis, "BURUAN SIAPIN MOBIL!"

di perjalanan lilis nggak berhenti nangisin keadaan runa yang jauh dari kata baik-baik aja.

istri wisnu itu dengan sekuat tenaga berusaha mempertahankan kesadarannya.

di tengah rasa sakitnya dia membalas ucapan semangat dari lilis dengan senyuman sebelum akhirnya perempuan itu perlahan menutup matanya.

kronologi runa bisa jatuh lilis pun juga nggak tau.

tadi sore saat lilis mau pergi ke warung abah dia lihat runa yang udah terduduk sambil teriak kesakitan di depan rumahnya.

melihat banyak sekali darah yang keluar lilis buru-buru menghubungi wisnu namun tidak ada balasan, sampai akhirnya dia berlari menuju rumah amir.






















"lo pulang aja lis, runa biar gue yang jagain." ucap wisnu sambil menatap lilis yang terduduk dengan pandangan kosong.

di depan ruang operasi lilis tersenyum miring.

"kemana lo tadi nu?" tanya lilis.

wisnu diam sejenak sebelum memberanikan diri menatap mata lilis, "tadi gue ada urusan."

"di jam makan siang ada urusan? urusan apa sampai gue telfon berkali-kali lo malah abai?"

"pulang lis, rafa siapa yang jaga?" ucap wisnu mengalihkan.

sejujurnya wisnu nggak mau dan emang nggak ada niatan buat ngasih tau lilis dengan urusan yang dia maksut.

"nggak usah ngalihin topik.

"dokter wisnu.."

suara dari balik pintu ruang operasi yang menampakkan seseorang keluar dari sana membuat keduanya sontak berdiri.

"gimana keadaan istri dan anak saya dok?"

"puji tuhan keduanya baik-baik saja. selamat atas kelahiran putri anda." jawab dokter tersebut sambil menjabat tangan wisnu.

"istri saya keadaannya bagaimana dok?"

"untungnya ibu runa cepat di bawa kemari jadi tidak ada yang terlalu serius, namun bu runa harus banyak beristirahat dan tidak boleh stress."

"terima kasih dok."



















di ujung lorong perempuan itu kesal setelah mengtahui bahwa keadaan runa dan bayinya baik-baik saja.




.
.

jadi runa jatuh itu murni kecelakaan/ada yg sengaja? 😶

Rumah tangga | k-idolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang