drama hari minggu

395 44 2
                                        

jangan lupa kasih jejak ya sayang-sayang kuuuhhhhh😘



.
.

hari minggu pagi, jadwalnya para bapak buat lari pagi. kebetulan minggu ini mereka full team, wisnu yang biasanya sibuk mulu di rumah sakit hari ini katanya free.

sambil ngopi di kedai abah sopiyan, para suami juga membahas hal-hal seputar kerjaan, kalau bahasannya berupa julid, bisa di pastikan kalau dalangnya pasti tama sama amir.

btw ini kopi beneran ya, jangan kira mereka ngopinya kopikap gara-gara para istri ngeteh ternyata cuma teh sisri.

"asli gue minta maap nu. nggak ada niat buat bohongin elu gue tuh." ucap tama melas.

barusan, wisnu minta tama buat jujur tentang kejadian dimana runa hampir di srempet sama pemotor.

kok wisnu bisa tau? jawabannya dari lilis yang keceplosan. terus lilis kok bisa tau, itu juga dari tama yang keceplosan. hadeh, suami istri yang mulutnya perlu di selotip.

"terus dua hari lalu gue liat mobil lo ada di bengkelnya johan. ada hubungannya sama lo nganter runa?"

bian tersentak. dua hari lalu saat ia sama yuli nganter runa buat cek kandungan, mobilnya di tabrak dari belakang. soalnya pas itu, ada motor yang tiba-tiba motong jalan dan berhenti mendadak di depan mobil bian.

bian nggak tau orang itu siapa, tapi yang jelas runa minta buat bian sama yuli tutup mulut.

"iya kali. gue nggak paham, tapi runa nyuruh gue sama yuli tutup mulut."

kayaknya bian harus ngasih tau wisnu deh, takutnya kan emang ada yang sengaja mau celakain runa.

diem-diem hezra menyimak obrolan teman-temannya, tanpa ada niatan buat ikut nimbrung.













sepulang dari kedai abah, zafran joget-joget kesenengan. soalnya tadi semua yang masuk perutnya di bayarin sama hezra. jadi kali ini duit jajan zafran bisa selamat.

"weh bro, ngapain?"

zafran melipir sebentar ke ruang tv, dimana anak-anaknya lagi sarapan sambil nonton doraemon.

"mandi." jawab ardan singkat.

arman yang denger jawaban ardan jadi ketawa.

"makan pah." kali ini arhan yang bersuara.

zafran senyum sambil ngelus dadanya. harus banyak bersabar saat menghadapi ketiga anaknya.

"kalau udah selesai langsung mandi. ayo jalan-jalan."

selesai ngobrol sama triple a, zafran buru-buru ke lantai tiga, mau bangungin ana yang kayaknya masih tidur.

"ayanggg." teriak zafran pas masuk kamar.

menyerngit heran soalnya ana nggak ada di kamar. di bawah tadi juga nggak ada, terus istrinya pergi kemana.

mendekat ke meja rias ana, di sana ada sebuah kertas dan juga barang yang nggak asing buat zafran.

nggak lama, dari ruang kerjanya zafran, ana keluar dari sana sambil membawa sebuah buku dan juga lembaran yang membuat zafran bingung.

"lastriiii! ini kamu hamil lagi?" sambil zafran mengangkat tinggi-tinggi testpack yang tadi ada di meja rias sang istri.

rasa bahagia zafran ternyata nggak bertahan lama saat istrinya melempar buku dan juga lembaran yang menampakkan dirinya dan seorang wanita di sana.

"sera amelia siapa?"

"kamu bahkan sampe transfer berkali-kali pakai rekening yang aku aja nggak tau kalau kamu punya pih!"

tama paham. laki-laki itu langsung ikut masuk ke dalam karakter yang lagi di mainkan oleh lilis.

rafa yang menyaksikan keduanya langsung membuang muka, sangat-sangat nggak penting.

"kamu beliin dia penthouse seharga 5m! it's a fucking penthouse!"

"tenang mih tenang.. pipih bisa jelasin. itu sebenernya bukan penthouse mih, itu cuma kos-kosan lima ratus ribu sebulan." balas tama dengan muka panik.

lilis menyerngit.

"cut cut. kok jadi gitu dialognya. nggak gitu pih.."

tama nyengir sambil ngasih peace buat lilis, "oke ayo ulang."

brak!

baru aja yuli selesai nutup pintu, eh malah di buka secara kasar sama ana.

"loh he loh he. lastri elu kenapa?" yuli panik saat ana datang sambil bercucur air mata.

"JUUUYYYYY! ANJING BANGET SI JAMAL, ASLI BRENGSEK!"

yuli mundur pas ana teriak di dalam rumahnya. bian yang selesai mandi juga langsung nyamperin keributan di ruang tamu.

"lastri rumah gue nggak segede rumah lo, jadi kalau lo teriak suara lo tembus ke rumah tetangga." kata bian.

"eh iya maap. kelepasan gue." sahut ana, tetep sambil nangis.

"kenapa sih? cerita dulu pelan-pelan." kata yuli menenangkan.

bian datang lagi sambil bawa segelas air buat lastri. duh tipikal suami yang perhatian dia tuh.

oke lastri fokus. tujuan lo ke sini bukan mau oleng ke bian.

"nggak papa juy. gue cuma mau numpang nangis di rumah lo." balas lastri masuh sesenggukan.

yuli sama bian kompak saling liat, perkara nangis doang numpang sampai ke rumah orang.

"tadi mau numpang kerumah lilis, tapi gue denger dia lagi ngedrama sama tama, jadi gue melipir kesini aja." kata ana lagi seolah paham sama reaksi yuli sama bian.

"nggak. bukan itu yang gue bingung. maksud gue, lo mau nangis aja sampe numpang di rumah orang, emang ruangan di rumah lo kurang gede?"

"makanya itu gue numpang ujuy! gue nggak mau nangis di rumah ish!" balas ana makin mewek.











"hanaaaaa."

hana yang lagi jalan mau ke kedai abah sopiyan langsung noleh.

"halo om jamal." sapa farel sambil dadah dadah.

"eh iya halo juga farel." balas zafran, nafasnya masih tersengal, "han. lo liat bini gue nggak?"

"enggak tuh, nggak liat sama sekali gue." balas hana jujur.

"oke deh, thanks."

belum juga hana tanya, si zafran udah keburu kabur. hmm hana mencium bau-bau pertengkaran.

"abah, pesen teh sisri gula batu satu, ekstra es ya." hana teriak sambil nyaut satu kotak susu coklat buat farel.

"neng hana kalau ngomong berasa pakai mic ya. kenceng pisan." kata abah sopiyan, sekalian nyindir.

di sindir begitu hana balas meringis sambil ngangguk-ngangguk macam orang kena ayan.

"maaf bah. saya terlalu bersemangat kayaknya."

mata hana nggak sengaja melirik meja sebelah, buset ada laki-laki tampan rupawan lur. mata hana yang tadinya sepet baru bangun tidur, sekarang jadi melek selebar empang bapaknya amir.

"bah, abah.. itu siapa?" hana bisik-bisik ke abah.

"oh, itu penghuni baru blok c neng. rumahnya sampingan sama abah." balas abah sopiyan ikut berbisik.

"mah.."

tuh kan, hana lupa kalau lagi sama farel.

"kenapa nak?"

"mamah jangan genit." kata farel merajuk.

"iya, mamah nggak genit kok. cuma penasaran aja." alibi hana.

farel ngangguk pelan, "farel maunya punya papah kayak om bian mah. pokoknya harus om bian."

denger itu hana mendengus. kalau gini bisa-bisa gantian di ambekin sama yuli dia mah.

"iya nanti kalau om bian punya kembaran mamah beliin buat jadi papahnya farel." balas hana seadanya.

hadeh, kalau udah jadi janda beranak gini mau cari suami aja harus lolos seleksi anaknya.





-jamal lo ngapain sih aduuuuu



Rumah tangga | k-idolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang