𝐓𝐄𝐀𝐒𝐄𝐑 [𝐉𝐄𝐍𝐋𝐈𝐒𝐀]

TEASER 28: "CHAEYOUNG!"

Author POV
Malam hari terlihat begitu ramai karena penduduk kota lebih menyukai pergi keluar rumah disaat weekend seperti saat ini. Semua kedai di tepi jalan dipenuhi oleh orang-orang yang memilih untuk menghabiskan waktunya untuk menjelajah isi kota yang benar-benar padat penduduk itu. Tidak jauh berbeda bahkan diskotik lebih dipilih untuk mereka kunjungi di akhir pekan seperti ini dibandingkan hari-hari libur sebelumnya.

"Oh God, tidak adakah penari telanjang ataupun wanita suruhan disini?" si pria bertubuh kekar meneriakkan candaan membuat semua orang di dalam ruangan tertawa. Kelihatannya mereka adalah pria-pria hidung belang yang sering meniduri wanita murahan yang mereka bayar untuk bisa memuaskan hasrat dan nafsu mereka.

"Kau bisa mencarinya diluar sana, dude. Dimana-mana wanita sama saja, jika kita memaksanya mereka akan mau melakukannya" semua orang kembali tertawa saling berteriak menjijikkan satu sama lain dengan terus menerus menuangkan alkohol botol demi botol yang mereka habiskan dalam waktu sekejap. Mereka seolah tidak sadar saat berteriak dan tertawa.

"Hey, rupanya ada bitch disini. Kenapa kita tidak menyadarinya?" pria itu kembali berucap menghentikan tawanya. Langkahnya mendekat perlahan-lahan menghampiri seorang wanita yang terduduk di sudut ruangan yang terlihat sedang berfokus menuangkan sebotol alkohol pada gelas untuk kemudian ia tenggak dengan sekali dorongan.

"Kau sendirian disini, hm? Ingin ku temani?" mereka kembali tertawa menatap satu sama lain sedangkan si wanita hanya terdiam dengan tatapan kosong tanpa berniat menggubrisnya. Si pria menghela nafas mendudukkan tubuhnya memepet tubuh seseorang di sampingnya dengan tangan kanannya ia lingkarkan pada pinggang wanita itu.

"Tidak perlu sok jual mahal padaku. Mau kubayar untuk malam ini, sayangku?"

Prang

"Tutup mulutmu dan enyahlah dari sini, bodoh! Aku bukan jalangmu" semua orang ternganga melihatnya. Terlihat darah segar menetes dari dahi pria kekar itu. Ia tengah berusaha membersihkan cairan merah yang keluar sedikit demi sedikit itu dengan menggunakan jempolnya.

"Wanita sialan! Kau akan membayar semua ini!"

"Lepaskan aku, argh-" teriakannya terpotong ketika pria di hadapannya beranjak dan menarik tubuhnya paksa hingga dia terjatuh di atas lantai dengan lima pria yang sigap mengelilingi tubuhnya dengan terus tertawa. "Hey, kemari! Berdirilah. Datanglah padaku, manis" pria itu kembali berucap dengan nada mengejek. Diantara yang lain dialah yang terlihat berpenampilan paling mencolok. Jam tangan kulit di tangannya dan kalung rantai yang terlihat begitu mahal menjadi aksesoris cool di tubuhnya. Kemeja yang ia kenakan begitu ketat membentuk tubuh berototnya.

"Ah!" wanita itu berteriak tatkala ia berdiri disambut dengan cengkeraman yang membuat tubuhnya terjatuh ke dalam pelukan pria berbeda dengan penampilan rapi dan bertato.

"Apa pria lain sudah pernah menyentuh payudaramu ini?" bau alkohol menyeruak menyerbu indera penciumannya. Tubuhnya menegang kaku berusaha melepaskan diri saat aset mahal di dadanya terkotori sudah oleh seseorang yang sama sekali tidak ia kenal. Tenaganya begitu kecil tidak mampu membuatnya lolos dari genggaman pria yang tengah mendekapnya.

"Tidak. Kumohon lepaskan aku" keberaniannya sudah menghilang tergantikan oleh tangisan yang sudah mulai pecah tatkala ia membayangkan apa yang akan terjadi ke depannya jika ia masih juga berada di dalam sini. Orang-orang di sekitar seolah tidak peduli memilih untuk mengurusi pekerjaan mereka masing-masing bahkan ia baru menyadari jika dirinyalah satu-satunya wanita yang datang kemari.

"Uhh, kau menangis? Apa setelah ini kau akan memohon agar aku mau melepaskanmu? Uhm, kasihan sekali gadisku" pria berkaos di dekatnya berusaha menahan kedua tangan kecil wanita itu agar tidak memberontak sedangkan seseorang berkalung di depannya mendekat dengan langkah kecil. Otot kekar di tangannya mampu membuat siapapun yang melihatnya bergidik ketakutan.