𝐓𝐄𝐀𝐒𝐄𝐑 [𝐉𝐄𝐍𝐋𝐈𝐒𝐀]

TEASER 19: HARI BURUK

Restaurant, 10.30 am

Aku baru saja menyelesaikan beberapa pekerjaanku di restoran dan aku berniat untuk pergi menemui Jennie di kantornya. Oh god! Aku benar-benar merindukan wanita itu. Aku berharap mood-nya sedang baik pagi ini agar aku bisa menyelesaikan kesalahpahaman ini secepatnya. Aku tidak bisa jauh darinya walaupun hanya beberapa jam saja. "Dad, aku akan pergi menemui Jennie" pamitku sembari berlari keluar restoran menuju mobilku.

"Ya Tuhan, aku benar-benar merindukan dia" ucapku dengan mulai menancap gas kuat-kuat. Di sepanjang perjalanan pikiranku tidak pernah lepas dari bayang-bayang Jennie terlebih kali ini aku sedang benar-benar mencemaskannya. Sebelumnya, dia tidak pernah bersikap seperti ini padaku. Positive thinking, mungkin dia sedang kelelahan kemarin. So, dia tidak ingin berdebat denganku. Aku bersyukur karena jalanan sedang sangat mendukungku hari ini. Aku berniat untuk membawakan Jennie beberapa makanan kesukaannya termasuk mandu dan juga tteobokki dengan membelinya di tempat favorit yang biasa kami kunjungi di saat waktu luang.

"Dia akan lebih mudah jika disuap dengan mandu kesukaannya" senyumku mengembang dan aku mulai memberhentikan mobilku di depan kedai besar di samping supermarket.

Jennie POV
"Aku mencintaimu" kedua mataku membelalak terkejut saat mendengar wanita blonde di depanku berkata dengan menatap mataku lekat. Sejak tadi, dia hanya duduk di depan kursi kerjaku tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Aku pikir dia hanya berniat menemaniku, tapi apa-apaan?

"Chaeyoung?" panggilku memastikan dan memilih untuk memberhentikan aktivitasku yang tengah sibuk dengan layar laptopku. "Ya, aku mencintaimu. Kau tidak memperdulikannya bukan?" kedua matanya menajam menatapku.

"K-kau bercanda?" sekali lagi, aku bertanya memastikan. Kulihat Chaeyoung mulai berdiri dari tempatnya dan memilih untuk duduk di atas meja kerjaku dengan menghadap tepat di depanku.

"Apa wajahku terlihat sedang bercanda Mrs.Kim? Kau tau? Aku sudah menyimpan perasaan untukmu selama bertahun-tahun" wajahnya mendekat padaku.

"Cukup. Lebih baik kau keluar dari ruanganku sekarang. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu dan jangan berani untuk datang menggangguku setelah ini" aku berdiri mengisyaratkan Chaeyoung untuk mengikuti perintahku tapi keadaan berbalik sempurna saat dia mulai menarik lenganku untuk mengurungnya diantara meja kerjaku dan juga tubuh tingginya.

"Kau tidak pernah menyadarinya? Ya Tuhan, aku benar-benar muak jika harus terus menyembunyikan perasaanku untukmu" ocehnya. Kedua matanya terlihat berkaca-kaca. Ada apa dengannya? Siapapun tolong katakan jika dia bukan sekertarisku, Chaeyoung.

"Tidak-tidak, kau benar-benar melantur. Sekarang keluar dari ruanganku atau aku akan berteriak agar mereka menyeretmu keluar!" ucapku dengan nada yang sedikit meninggi. Tapi mungkin, seseorang diluar tidak akan mendengar teriakanku karna ruangan ini kedap terhadap suara.

"Kim Jennie, Astaga. Dengar! Kau semakin bertambah cantik dan sexy setiap harinya. Bagaimana bisa? Kau membuatku semakin jatuh cinta padamu hingga suatu ketika wanita itu datang dan mulai mengubah seluruh alur di hidupku dan mungkin kau merasakan hal yang sama sepertiku. Memang lelucon, selama ini kau tidak pernah menyadari perasaanku padamu dan sekarang, kau lebih memilih wanita miskin itu daripada aku? Bodoh! Tapi kurasa tidak dengan sekarang. Kau benar-benar akan menjadi milikku, seutuhnya" aku mengepalkan kedua tanganku saat mendengar semua penjelasan bodohnya. Kurang ajar.

Plak

"Kau benar-benar lancang!" aku berteriak dengan menampar pipi kanannya sekuat tenaga lalu mendorong tubuhnya hingga tersungkur di atas lantai.

"Berani-beraninya kau mengeluarkan semua ocehan kotormu itu padaku Park Chaeyoung! Aku benar-benar tidak menyangka ternyata kau mempunyai sikap serendah ini! Sekali lagi aku tegaskan, keluar dari ruanganku atau aku akan berteriak sekarang!" emosiku memuncak melihat dia terus tertawa bodoh memandangiku. Dia benar-benar berbeda dari sebelumnya.