10. Entertain

311 67 1
                                    

Ini hari ke 5 setelah orang tua Sohyun meninggal, anak itu masih menjadi gadis yang pendiam—tidak seperti biasanya, bahkan terlihat seperti mayat hidup—membuat Jimin semakin merasa kasihan dengannya. Biasanya saat malam-malam, Jimin tidak sengaja mendengar Sohyun yang menangisi kedua orang tuanya, dan tentu saja Jimin menenangkan gadisnya malam-malam. Hampir setiap hari mungkin Sohyun menangis. Memangnya, siapa yang tidak sedih ketika orang tua sudah meninggalkan kita terlebih dahulu?

Karena Jimin libur dan Sohyun masih tidak masuk sekolah, Jimin berencana untuk mengajak kekasihnya itu untuk berjalan-jalan ke pantai. Ingin menghiburnya. Sejujurnya, Jimin tidak terlalu tahu cara untuk menghibur seseorang. Karena dia pun, tidak tahu cara menghibur dirinya. Ujung-ujungnya pun, Google yang menjadi penyelamat nya. Mengetik di Google, "cara membuat wanita terhibur." Salah satunya adalah mengajaknya healing.

"Sohyun, ingin pergi ke pantai?" Jimin bertanya sambil melihat Sohyun yang memainkan ponselnya dengan tubuh yang ditutupi selimut.

"Untuk apa?"

"Menghiburmu, aku tau kau bersedih karena orang tuamu, tapi kau tidak boleh berlama-lama bersedih seperti itu. Makan mu tidak teratur, kau yang menjadi pendiam, seperti bukan Sohyun yang ku kenal. Jadi, aku ingin mengajakmu ke pantai untuk menghiburmu. Mau?"

Sohyun tampak berpikir, namun selanjutnya dia mengangguk. Dia harus mencari hal-hal yang membuat nya senang, tidak bisa dia seterusnya bersedih seperti ini. Dia juga berpikir, orang tuanya pasti merasa sedih melihat dirinya yang seperti ini. Tersiksa di alam sana karena melihat anaknya yang seperti ini.

"Baiklah, anak pintar. Ganti pakaian mu, kemudian cuci wajahmu agar terlihat segar." Sohyun menuruti perintah Jimin, dia pun keluar dari selimut kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang terlihat sangat sayu dan kelelahan itu. Kemudian dia mengambil pakaiannya yang berada dalam lemari dan menggantinya di dalam kamar mandi.

Jimin bernapas lega karena Sohyun ingin ikut berjalan-jalan dengannya, sudah cukup dia melihat Sohyun seperti itu. Sekarang dia ingin mencoba menghibur anak itu agar Sohyun bisa kembali seperti biasa. Jimin tau rasa sakitnya jika ditinggal oleh orang yang dia sayangi, apalagi untuk selamanya. Maka dari itu dia mengajak Sohyun ke suatu tempat, agar anak itu bersemangat lagi. Memiliki harapan kembali.

"Ahjussi... tidak ganti pakaian?" Sohyun sudah keluar dari kamar mandi, style gadis itu biasa-biasa saja, namun terlihat elegan jika dipakai oleh nya. Dia memakai pakaian berlengan pendek kemudian memakai celana jeans pendek. Sohyun tidak ingin memakai pakaian yang terlalu berlebihan, karena itu menyulitkan, apalagi tujuan mereka ini, ingin ke pantai. Akan susah.

"A-Ah iya, aku akan mengganti pakaian dulu. Kau ambil Snack yang kau inginkan di dapur jika kau ingin membawa nya." ucap Jimin, mendengar kata Snack, Sohyun langsung saja menuju ke dapur, mengambil beberapa cemilan favoritnya. Ternyata Jimin mengetahui apa yang dia sukai. Dia tersenyum tipis, kemudian sekarang dia beralih ke kulkas, terdapat banyak sekali susu di sana. Susu favorit Sohyun. Baiklah, ini cukup membuat Sohyun senang.

Dia pun memasukkan snack dan susu ke dalam plastik, tak lama Jimin pun datang memakai pakaian santai. Hanya celana panjang berwarna hitam dengan baju lengan pendek berwarna putih.

"Sudah mengambil snack yang kau inginkan?"

"Sudah!"

"Aku juga sudah membelikan susu yang kau inginkan, kau sudah melihatnya di kulkas?" Jimin memang sengaja membeli semua snack favorit Sohyun, agar mood gadis itu membaik.

"Sudah, sudah ku masukkan juga ke dalam plastik ini." Jimin tersenyum tipis kemudian mengusap-usap kepala kekasihnya, selanjutnya mereka pun masuk ke mobil dan menuju ke pantai. Di mobil, hanya keheningan yang ada, biasanya Sohyun yang membuat keributan, tapi sekarang tidak. Dia hanya diam-diam saja sembari memandangi jalanan.

"Sohyun, aku mau membahas sesuatu yang penting." Kata Jimin, dia ingin membahas tentang masa depan mereka berdua. "Maaf jika ini sedikit menyinggung dirimu. Kita berbeda 10 tahun, right?" Sohyun mengangguk lalu menjawab iya dengan suara yang cukup pelan. "Aku akan tetap menunggu mu, aku sudah bertekad untuk menjadikan mu menjadi istriku."

Sohyun terkejut, pasti. "Ahjussi, jangan bercanda."

"Aku tidak bercanda, aku serius."

Sohyun terdiam kembali, menunduk. "Aku bukannya ingin mau menolak, tapi aku berpikir dengan restu orang tuamu dan keluarga ku. Mungkin, keluarga ku akan menerima, tapi bagaimana dengan ayah dan ibu mu?"

Sohyun tidak percaya jika Jimin akan membawa nya ke jenjang yang lebih serius. Awalnya dia juga tidak terlalu berharap, dia berpikir jika, ah, pasti hubungan kita tidak akan sampai ke jenjang menikah, mungkin hanya beberapa tahun saja sebelum aku lulus. Seperti itu yang berada di pikiran Sohyun, maka dari itu, dia terkejut sekarang.

"Ya, benar. Itu yang ku takutkan, tapi jika mereka menolak, akan ku buktikan jika kau pantas menjadi istriku. Begitupun jika suatu saat keluargamu tidak setuju, akan ku buktikan jika aku pantas. Jadi tolong Sohyun, jangan berhenti untuk mencintai ku." 

Yakin atau tidak yakin dengan kata-kata Jimin barusan, yang pasti itu bisa menghibur hati Sohyun. Sohyun tersenyum tipis mendengar nya.

"Aku akan menunggu mu melakukan itu, Ahjussi. Tolong buat aku bersenang-senang hari ini. Aku terlihat seperti anak bodoh yang tidak berguna jika terus-menerus menangis seperti ini, aku yakin aku membuat kedua orang tuaku khawatir di sana."

"Tentu. Sohyun, dulu ada orang yang berkata seperti ini kepadaku saat Ayahku meninggal. Jimin, jangan tangisi Ayahmu, karena ini memang sudah ajal nya, takdirnya. Jika kau menangisi nya, sama saja kau tidak terima atas apa yang terjadi. Ayahmu tidak membutuhkan tangisanmu, dia membutuhkan doa mu agar dia merasa tenang di sana. Dan saat itu, aku berhenti menangis dan mendoakan nya terus-menerus."

Sohyun terdiam, baik, dia mengerti sekarang. Dia akan mendoakan orang tuanya di sana, dia juga akan berhenti menangis dan memulai hidupnya.

Setelah berbicara hal-hal yang penting dan juga sebaliknya, akhirnya mereka sampai di pantai. Langsung saja Sohyun turun dari mobil kemudian menuju ke tepi pantai.

Dia jongkok sambil mengambil beberapa kerang, sedangkan Jimin berada di sampingnya, melihat apa yang dia lakukan.

"Ahjussi, berhenti menyiram ku!" Jimin terkekeh, mengganggu Sohyun yang sedang mengambil kerang di tepi pantai, itu terasa menyenangkan, sudah lama dia tidak menggoda kekasihnya. Karena merasa jengkel dengan tingkah Jimin, Sohyun tentu membalas perbuatan pria itu.

"Coba tangkap aku kalau bisa." ucap Jimin lalu saling kejar-kejaran dengan Sohyun. Terlihat sederhana, namun menyenangkan. Dan pada akhirnya Sohyun menangkap Jimin dan memukul-mukulnya. "Duh, haha, maaf sayang."

"Pakaian ku akan basah, Ahjussi bodoh. Aku tidak membawa pakaian." Kesalnya lalu kembali ke tepi pantai untuk mengambil kerang kembali.

"Kita menginap saja di hotel yang berada di sekitar sini, kemudian untuk pakaian, kita membeli nya di dekat sini. Pasti ada toko yang menjual pakaian." Sohyun langsung saja menoleh ke arah belakang yang di mana Jimin berada di sana, sedang menatapnya kemudian memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Merupakan gaya andalan Jimin.

"Enak saja kau berbicara seperti itu, pakaian yang mereka jual harus dicuci dulu lalu bisa dipakai. Jika tidak, akan gatal-gatal."

Jimin terkekeh pelan kemudian mendekati Sohyun, "Jika begitu ... buka saja pakaian mu, kau memakai pakaian dalam kan? Akan ku simpan pakaian mu." Saran Jimin, langsung saja Sohyun menendang pria itu sampai terjatuh.

"Sudah lama tidak ku tendang, keanehan mu datang lagi. Benar-benar menjengkelkan." Dan, Sohyun tetap bermain kerang nya, dan Jimin meringis kesakitan karena pinggangnya yang sudah ditendang oleh kekasihnya. Sakit sekali ...

•••

gimana hari ini? baik, kan?
jangan lupa vote dan komen yaa

Jimin Ahjussi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang