18. Stress

277 50 2
                                    

Ini adalah hari ke 4 setelah masalah itu selesai—masalah Taehyung yang membawa Sohyun ke rumah orang tuanya—semuanya baik-baik saja sekarang, tidak ada yang perlu dipikirkan oleh Jimin lagi tentang Taehyung itu. Walaupun masih terdapat rasa khawatir jika kekasihnya akan dibawa lagi oleh Taehyung, karena dia tau betul bagaimana karakter Taehyung. Pantang menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan.

Untuk sekarang, Jimin sedang berada di ruang kerja karena mencari dokumen yang sebentar akan diambil oleh Jungkook—Jungkook akan datang ke rumahnya—namun dokumen tersebut tidak ada sampai sekarang. Dia tidak menemukan nya.

Terakhir ia menaruhnya sekitar 1 Minggu yang lalu, seingatnya dia menaruhnya di dalam laci. Namun, kenapa tidak ada? Padahal dokumen itu sangat penting untuk dirinya dan Jungkook. Jika dia tidak mendapatkan nya, sudah dipastikan Jungkook akan sangat marah padanya. Aneh memang, asisten marah dengan seorang bos. Namun, ini juga salah Jimin yang lupa di mana dia menaruh dokumen nya.

Mengusak rambut nya frustasi, dia keluar dari ruang kerja lalu menuju ke kamar dengan langkah yang cepat. Panik. Jangan sampai dia harus membuat ulang dokumen itu. Mungkin terdapat 1 Minggu untuk menyelesaikan dokumen yang ia cari, tidak mungkin dia akan mengulangi nya kembali, kan?

Jimin di dalam kamar mencari dokumennya di berbagai tempat, bahkan di bawah kolong tempat tidur juga dia mencarinya. Sohyun bahkan sampai bingung melihat apa yang dilakukan kekasihnya. Di hari Minggu seperti ini, seharusnya mereka bersantai, namun mengapa Jimin terlihat frustasi seperti itu?

"Ahjussi mencari apa?"

"Dokumen ku," ucapnya tanpa melihat ke arah Sohyun, dia tetap mengacak-acak laci dan meja. Sohyun terdiam karena berpikir. Dokumen?

"Dokumen perusahaan mu yang tebal itu?"

Itu salah satu ciri-ciri dokumen Jimin, pria itu membalikkan tubuhnya lalu menghampiri kekasihnya. "Kau melihat nya?"

"Iya, aku melihatnya." Jimin tersenyum lega. "Tapi waktu itu, kau membuang dokumen itu."

"Oh syukurlah—eh, tunggu, apa?" Pria itu terdiam kaku, tiba-tiba kakinya terasa lemas. "Sohyun jangan bercanda, dokumen itu benar-benar penting buat aku sekarang. Di mana dokumen itu?"

"Saat kita pulang dari rumah orang tuamu, kita berbicara berdua. Kau ingat? Di situ kau kesal karena ada benda yang kau duduki, aku melihat sekilas dokumen itu, namun kau langsung membuangnya karena kesal. Lagi pula, kenapa kau menaruhnya di atas kursi? Kenapa tidak kau taruh di dalam laci atau di atas meja kerjamu?"

Itu yang Jimin tidak ketahui, mengapa dokumen itu berada di atas kursi? Kenapa dia—oh, dia ingat sekarang. Saat itu dia ingin melihat dokumen nya, mengecek dokumen nya sudah lengkap atau sebaliknya. Dia membaca dokumen itu di kamar, namun terhenti karena harus menjemput Sohyun, dia tidak mengembalikan nya di laci, namun hanya menaruhnya di kursi.

Kenapa dia seceroboh itu?

Sohyun hanya bisa menggelengkan kepalanya setelah mendengar cerita dari kekasihnya. "Lalu, kau mau apa sekarang?"

"Mau tidak mau aku harus membuat ulang dokumen itu." Jimin duduk tepat di samping kekasihnya lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dia pasrah. "Aku malas sekali mendengar ocehan Jungkook sebentar, pasti dia akan marah padaku."

"Itu urusanmu, bukan urusan ku. Siapa suruh ceroboh?" Jimin hanya diam, dia sudah menduga jika Sohyun akan menjawab dengan kata-kata seperti itu. "Bukannya kau memilih flashdisk? Seharusnya file itu masih ada, kan?"

Benar juga.

Jimin langsung saja bangkit lalu menuju ke ruang kerjanya, mengambil flashdisk lalu memasang nya di laptop. Dia gemetaran, panik, berharap jika file itu tidak dia hapus. Saat melihat nya, ada, file itu ada. Jimin bernapas lega. Dia langsung saja print file tersebut sebelum Jungkook datang, tapi masalahnya dia malas sekali untuk menunggu, terdapat lima puluh lembar di sana.

Jimin Ahjussi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang