8. School

420 81 0
                                    

Sohyun baru saja bangun dari tidurnya, dia melihat ke arah kiri, terdapat Jimin yang masih tertidur pulas. Dia terus-menerus memandangi wajah kekasihnya, dia mengusap pipi Jimin dengan lembut kemudian memikirkan sesuatu. Kenapa aku bisa menyukai pria berengsek sepertinya? Awalnya, Sohyun mengira jika dulu--Jimin merupakan pria baik, tidak akan melakukan hal-hal yang aneh padanya. Ternyata dia salah menilai. Jimin aneh ternyata. Dia sama saja seperti pria lain. Makanya sekarang, dia sedikit kurang ajar terhadap Jimin, tidak seperti dulu yang terus menuruti perintah pria itu. Ya, tentunya untuk menjaga diri dari Jimin, agar Jimin tidak semakin kurang ajar padanya. Tidak menganggap dirinya remeh.


Karena merasa sesak akibat dari Jimin yang memeluknya dengan erat, dia langsung saja menyingkirkan tangan Jimin dari tubuhnya kemudian naik ke atas tubuh pria itu. "Jimin Ahjussi, bangun," ucapnya lalu berteriak tepat di telinga Jimin. Jimin yang sedang menikmati tidurnya pun terbangun dengan keadaan terkejut lalu memandangi Sohyun yang berada di atasnya, dia langsung saja memukul pelan bokong Sohyun dan menghela napasnya panjang. Memberi kode agar perempuan itu turun dari tubuhnya. Jimin ingin bilang jika tubuh Sohyun cukup berat jika dalam posisi seperti ini, namun dia tidak mau. Tentunya karena dia tidak ingin cari mati.

"Kau membuatku terkejut." Jimin memegang dahinya, memijitnya sebentar, lalu memejamkan matanya kembali. "Sudah jam berapa ini?"

"Tidak tau. Di hotel tidak ada jam."

"Jika begitu, lihat di ponsel mu."

"Baiklah." ucap Sohyun lalu mengambil ponselnya yang ia taruh di atas nakas, dia melihat jam. "Jam 5 pagi, masih terlalu pagi untuk bangun. Mau lanjut tidur saja."

Jimin hanya melirik ke arah Sohyun yang tengah memainkan bajunya setelah menaruh ponselnya kembali, "Badanku terasa pegal sekali, padahal kita tidak melakukan apa pun semalam. Kau tidur semalam di atas tubuh ku?"

"Tentu tidak. Apa gunanya tempat tidur ini jika bukan untuk ku tiduri? Lebih empuk dari badanmu." ucapnya membuat Jimin terkekeh, Sohyun hampir berteriak ketika Jimin menarik tubuhnya untuk dipeluk. "Hei! Sakit bodoh!"

Jimin tidak menjawab, dia hanya diam saja sembari memeluk Sohyun erat. "Apa orang tua mu menelpon? Menanyakan kabarmu atau apa pun itu?"

"Tidak, saat ku lihat di ponsel ku, tidak ada notifikasi dari mereka."

"Kasihan sekali, kau seperti bocah yang kabur dari rumah saja. Bocah malang." Canda Jimin, Sohyun hanya bisa mencubit puting pria itu. "Aduh, sakit sekali. Jangan kau cubit, nanti copot. Sakit sekali."

Sohyun memutar bola matanya malas, "Alay kau. Kau juga biasanya melakukan nya padaku, tapi-"

"Tapi apa?" Kini Jimin menatap Sohyun dengan tatapan usilnya, Sohyun yang merasa tertohok akan ucapannya tadi, hanya bisa memaki dirinya dalam hati.

"Diam. Aku mau tidur."

"Tidur bersamaku saja, di pelukan ku." Sohyun berdecih mendengar Jimin, dia sangat tau jika pria itu pasti akan melakukan sesuatu ketika dirinya sedang tidur. Yang tentunya pasti tidak akan disadari oleh dirinya sendiri. Jujur saja, dia ingin memukul wajah pria itu agar segera sadar terhadap tingkah nya yang membuat Sohyun kesal.

"Tidak mau." Sohyun melepaskan pelukan kekasihnya lalu menjatuhkan dirinya di sebelah Jimin. "Aku akan bangun jam 8 lalu meninggalkan mu sendiri di sini."

Jimin Ahjussi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang