20. Ujian

206 53 1
                                    

Tuan Kim—Ayah Taehyung serta Jimin tengah duduk di kursi kerjanya sembari berpikir berat. Kedua anaknya menyukai gadis yang sama. Apa yang harus dia lakukan agar mereka tidak mengharapkan perempuan yang sama?

Jika dilihat-lihat, gadis bernama Kim Sohyun itu tidak ada apa-apa nya. Hanya gadis biasa. Tidak seperti mereka yang merupakan anak dari teman-temannya yang merupakan CEO. Kenapa anak-anaknya menyukai gadis seperti itu?

Tapi jika dilihat-lihat lagi, Sohyun memang terlihat bisa menjaga Jimin dengan baik. Dia tidak tau sejak kapan mereka berpacaran, tapi dia bisa melihat jika Jimin benar-benar bahagia sekarang. Kemungkinan karena adanya gadis itu di dalam hidupnya.

Tuan Kim beranjak pergi menuju ke kamar Taehyung, dia terlebih dahulu mengetuk pintu kamarnya. Dan masuk setelah dipersilahkan oleh pemilik kamar.

"Oh, Ayah," Taehyung sedang duduk di atas kasur sembari menatap laptopnya yang ia taruh di atas pahanya. "Kenapa Ayah kemari?"

"Ayah ingin berbicara serius denganmu."

Taehyung melirik Ayah sekilas lalu menaruh laptopnya di sampingnya. "Ingin berbicara apa? Ayo ke ruangan yang biasanya Ayah."

"Tidak perlu, di sini saja, Tae." Begitu katanya sebelum melanjutkan perkataannya, "jangan pernah menyukai Sohyun."

"Memangnya kenapa? Itu hakku untuk menyukainya, Ayah." Kata Taehyung tidak terima.

"Dia milik Jimin, kau tidak berhak menyukai seseorang yang sudah memiliki kekasih."

"Kenapa Ayah selalu membela Jimin? Aku ingin bersama Sohyun."

"Kau baru pertama kali bertemu dengannya." Ayah memperbaiki letak kacamata nya. "Cari perempuan lain yang benar-benar bisa menjaga mu. Yang sudah kau kenali sejak lama."

"Tidak mau."

"Kau harus mau, Taehyung. Daripada kau menyukai gadis yang merupakan kekasih Kakakmu sendiri. Itu aneh dan tidak jelas."

Taehyung hanya diam sembari menatap Ayah dengan tatapan tajam. Pokoknya, dia ingin mengambil Sohyun dari Jimin. Dia ingin Jimin terlihat lemah dan tidak fokus bekerja agar dirinya serta perusahaannya yang mendapatkan gelar terbaik.

"Ayah akan mencarikanmu gadis yang lebih baik."

"Up to you saja, Ayah. Tetapi, aku akan tetap mengejar Sohyun." ucapnya.

"Apa yang spesial dari Sohyun? Kenapa kau begitu menginginkan nya padahal kau tau jika dia merupakan kekasih Jimin? Apa yang kau pikirkan? Apa kau terlalu banyak bekerja hingga kau tidak menggunakan otakmu dengan baik? Jangan melakukan hal yang tidak-tidak, kau nantinya akan merusak rumah tangga ini." Ayah emosi dengan Taehyung yang keras kepala ini.

"Bukankah dari dulu sudah hancur? Apa Ayah tidak ingat jika aku sama sekali tidak setuju Ayah menikah dengan Ibu Jimin? Aku tidak pernah mau. Ayah juga harus ingat, Jimin itu rivalku. Apa pun yang dia punya, harus menjadi milikku."

Sinting, sinting sekali.

"Kenapa kau selalu iri dengan saudaramu? Padahal kau sendiri memiliki hal spesial dalam dirimu."

"Jimin selalu mendapatkan yang pertama, sedangkan aku yang kedua. Apa Ayah tidak menyadari itu? Dan aku selalu iri padahal aku selalu bekerja keras untuk mendapatkan yang pertama."

Tuan Kim tidak habis pikir dengan jawaban Taehyung.

"Buang sifat irimu dan perhatikan saja dirimu baik-baik, Taehyung." Itu adalah ucapan Terakhir sebelum Tuan Kim keluar dari kamar anaknya.

•••

Jimin sedang menunggu Sohyun yang sebentar lagi akan pulang sekolah. Dia di dalam mobil, memakirkan mobilnya di depan sekolah sembari sesekali memikirkan perkataan Jungkook.

Jimin Ahjussi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang