12-Mengaku

51 10 3
                                    

Haduh tukang Es Dawet dimana ya.. eh? Itu! Ah untung langsung ketemu!

Nara berlari menghampiri tukang es dawet, dan melihat Wisnu sudah dari tadi nongkrong di sana, dia sedang mengobrol dengan tukang es dawet.

"Wisnu! Aduh maaf lama kah?" Tanya Nara ngos-ngosan.

"Eh? Engga kok, baru aja sampe.." Wisnu tersenyum menatap Nara.

"Ah eh.. iya.. anu.. pak mau es dawetnya dua" pinta Nara salting.

"Oke Neng" jawab kakek penjual es dawet sambil tersenyum.

Canggung menghampiri keduanya selagi menunggu kakek penjual es dawet menyiapkan pesanan. Wisnu sibuk memainkan batu dengan cara menendang-nendangnya. Sementara Nara menengok sana sini tetapi tidak sekali pun menengok Wisnu.

"Besok gak kerasa udah selesai ya Mosnya" Wisnu tiba-tiba membuka pembicaraan dengan kaku.

"Eh? Iya gak kerasa.." jawab Nara gugup.

"Ini Es nya.. semuanya jadi delapan ribu" kakek penjual es dawet membuat Nara dan Wisnu cukup kaget.

"Eh? Iya.. ini pak uangnya.. kembalian nya gak apa apa buat bapak aja" kata Nara.

"Wah alhamdulillah makasih banyak ya neng.." jawab Kakek penjual es dawet sambil tersenyum tetapi malah menatap Wisnu.

"Iya kan pak?" Kata Wisnu.

Nara menatap keduanya bingung.

Ini mereka ngapain? Ngobrol pake bahasa hati kah?

"Makasih banyak Nara udah traktir hahaha.." tawa Wisnu Senang.

"Eh iya sama-sama.." jawab Nara masih canggung.

"K-kalau gitu Aku izin ke Kelas lagi ya!" Nara sedikit membungkuk pada Wisnu.

"Eh mau kemana? Sini duduk aja di Warung" ajak Wisnu sambil menepuk bangku kayu panjang yang berada di sebelahnya yang berarti mempersilahkan Nara duduk disebelahnya.

"E-eh.. e-engga deh.. makasih Wis! Ehehe A-Aku ditungguin temen-temenku! Dah Wisnuu!" Nara langsung berlari dengan kencang meninggalkan Wisnu yang duduk ditemani kakek penjual es dawet.

"Bener kata Aden.. ceweknya Aden manis dan baik bener.."

"Haha iya kan?"

***

"Tuh Nara" Aqila menunjuk Nara yang ngos-ngosan di ambang Pintu kelas.

"Nar kamu tadi kebelet? Langsung lari gitu aja.. kan Syifa belum pesen makanan yang dia mau.." Tanya Aqila langsung tanpa basa basi.

EH? ADUH.. AAAAA IYA JUGA..

"AH?! IYA MAAF SYIF.. ADUH AKU BALIK LAGI DEH! MAU PESEN APA?" Tanya Nara panik.

"Udah gak apa apa Nar.. santai aja.. sini! Aku bawa Bolu nih!" Syifa menunjukan Wadah Kotaknya pada Nara.

"Eh iya.." Nara pun menghampiri Syifa dan Aqila lalu mereka makan bersama.

***

Wisnu membuang sampah bekas Es Dawetnya ke Tempat Sampah. Dan kini ia pun hendak berjalan  menuju Kelas.

"Wis"

Wisnu menoleh kebelakang dan melihat Tiara menatapnya. Wisnu tak menjawab sapaan Tiara, tetapi ekspresi muka Wisnu yang tadinya senang jadi dingin.

"Kamu tadi sama Nara ngapain?" Tanya Tiara sambil berjalan lebih dekat dengan Wisnu.

"Engga ngapa ngapain" jawab Wisnu dingin dengan nada malas.

"Tapi-"

"Udah gue mau ke Kelas" Wisnu membalikan badan nya tak peduli dan berjalan menuju Kelasnya.

"Lo suka sama Nara kan?"



Kata-kata Tiara berhasil membuat Wisnu memberhentikan langkahnya dan kembali membalikan badan nya.

"Lo tau darimana?"

"Kelihatan Wis, kelihatan! Buktinya Lo gak terima Rafael di cengin Kan?" Tanya Tiara.

"Gak gini caranya kalau Lo gak enak sama Rafa-"

"Apa sih? Gue cuman ngira Nara temen lama gue aja.. soalnya mirip"

"Kalau lu ngira Nara cuman temen Lama kenapa sampai marah Rafael suka sama Nara?"

"YAUDAH IYA GUA SUKA SAMA NARA"

Tiara terdiam. Ia cukup kaget Wisnu akan berteriak, untungnya tidak terlalu kencang. Jika saja Wisnu Teriak kencang bisa saja mereka jadi pusat perhatian.

"Iya gue suka sama Nara! Tapi gak mungkin kan gue nikung Temen gue sendiri? Apalagi dia duluan yang ngomong. Mungkin iya gue duluan yang ketemu Nara dan naksir duluan"

"Wisnu.." Tiara menatap Wisnu tak tega.

"Tolong jangan kasih tau Rafaelnya. Gue gak mau dia jadi yang ngalah. Terus kalau kalian nongkrong mending jangan ajak gua.." pinta Wisnu lalu akhirnya Wisnu kembali membalikan badan dan berjalan meninggalkan Tiara sendirian.

Bersambung..

You Are Mine [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang