Mabuk

687 90 3
                                    

Kelima orang dalam kamar Atsumu mulai teler akibat minuman yang dibawa Terushima. Mereka berlima bicara tak jelas, mulai melepas atasan karena kegerahan, dan sesekali tertawa sendiri. Semua jadi bersikap ngelantur.

Tak terkecuali Atsumu. Pria itu sudah teler parah, dia menekan ponselnya dan menelpon Tobio.

.

Si raven terbangun dalam kamarnya, ia menyalakan lampu meja kemudian mengangkat telpon. "Kak sekarang jam 3 pagi, lo ada perlu apa?"

[Bang beli es krim..]

"Hah? Ngomong apa sih lo kak?" Kageyama mengucak mata. Ia menjauhkan ponsel untuk sekali lagi mengecek apakah benar Atsumu yang tengah menelponya.

[Tambah es krim nya satu lagi!!]

"Apaansih? Kalo ga jelas gue matiin ni."

Balasan yang ia dapat dari seberang telpon justru pembahasan yang melenceng dan semakin absurd. Kageyama menggerutu lalu mematikan telpon.

Tak ada satu menit, ponselnya kembali berdering, dan itu Atsumu. Lagi-lagi hanya bicara ngelantur. Kageyama menutup telpon. Hal itu terjadi lima kali, sisanya Kageyama tidak mengangkatnya lagi.

DRR DRR DRRR

"Apaan lagii" Si blueberry keluar membuka pintu dan seketika Atsumu ambruk menimpa dia. "Kak gue buang ke laut loh, kenapa sih? mana badan lo berat banget!" Rasanya tidak kuat lebih lama menyangga tubuh kekar Atsumu, Kageyama segera membawanya ke kasur.

"Biii!!"

"Lo lagi mabok?" Kageyama mendengus.

Atsumu terus-terusan mengigau. Karena sudah sangat ngantuk, Kageyama naik keatas ranjang. "Diem deh kak Tsum."

"Bio kalo marah manis banget!!" Teriak Atsumu.

Si raven menoleh. "Sinting ni orang. Jangan teriak malem-malem woi."

Grep

Atsumu memeluk Kageyama dari belakang, membuat yang lebih muda merutuk dan mengomel dalam hati.

"Bio.."

"Hmm? Tidur jangan berisik." Kening Kageyama mengerut, ia memejamkan mata dan berusaha tidur.

"Jangan suka sama yang lain.."

Setelahnya hanya terdengar dengkuran halus, Atsumu tertidur. Giliran Kageyama yang justru jadi tidak bisa tidur. Matanya terbuka.

Dapat ia rasakan kepala Atsumu melesak di punggungnya. Tangan kekarnya mengunci perutnya. Kakinya juga menindih kaki Kageyama.

.

"Bangsat.. Pusing banget.." Atsumu terduduk sambil meremat kepalanya. Dia belum sadar ada dimana sekarang, pria itu pusing dan ingin muntah rasanya.

"Jangan muntah di kasur!" Kageyama segera membantu Atsumu berjalan dan mengantarnya ke kamar mandi. Hari sudah tidak pagi lagi, beruntung ini hari sabtu jadi tidak ada kelas. Kageyama menekan-nekan tengkuk Atsumu agar muntahnya lancar.

"Pusing.." Racau Atsumu.

"Tunggu sini bentar." Kageyama buru-buru ke kulkas, mengambil air kelapa yang telah ia beli pagi tadi. Ia membantu Atsumu minum. Tak lama si pirang kembali mual sebelum akhirnya baikan.

"Sorry gue ngerepotin lo.." Atsumu yang sudah sadar duduk di tepi ranjang Tobio.  "Semalem gue ngga aneh-aneh kan?" Kening Atsumu terangkat melas.

"Lo liat aja hp lo sendiri." Kageyama bersedekap di dada lalu melengos. Atsumu menelan ludah dengan serat. Ia meraih ponselnya lalu melotot. "432 panggilan tak terjawab Kageyama Tobio.." Rasanya Atsumu ingin disambar petir saja sekarang. Menelpon Kageyama sebanyak itu pasti sangat meresahkan.

"Bi sorry banget!! Gue ga sadar udah nelpon lo sebanyak ini, sorry banget sorry.." Atsumu mengatupkan kedua tangannya di depan muka dan memohon-mohon maaf.

"Hm.." Kageyama menghembuskan napas. Lagi pula sudah berlalu. Ia pun menatap Atsumu. "Mending lo balik ke kamar lo terus mandi. Jangan sampe lo sakit karena ga pake baju semaleman."

Atsumu bangkit berdiri. "Ah iya.." Ia pun berjalan mendekat, berhenti di depan Tobio. "Makasih ya ga ngunciin gue di luar semalem.. Gue minta maaf banget.."

"Mm." Kageyama hanya mengangguk.

Sebelum Atsumu benar-benar keluar pria itu bertanya. "Gue ga ada ngomong apa-apa kan semalem?"

Kageyama terdiam. Ia menunduk kemudian menggeleng.

"Ah syukur deh.."

079 (AtsuKage Short Stories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang