Bingung

483 75 8
                                    

"Sumpah dah lu dari kemaren sering ngalamun kenape si tsum?"

Terushima mengotek. Mereka tengah berada di ruang musik. Entah mengapa akhir-akhir ini Atsumu terlihat kurang fokus. Tidak hanya sekali dua kali dia lupa riff ataupun lirik.

"Sorry, gue kepikiran sesuatu.."

"Apaan?" Kuroo mendongakkan dagunya.  Perhatian mereka terfokus pada si kuning.

"Dah dah latiannya sampe disini dulu aja. Vokalisnya lagi oleng." Ujar Semi.

Mereka pun keluar dari studio menuju cafe langganan mereka nongkrong. "Cerita dah tsu sekarang."

"Jadi gue naksir sama orang. Udah dari jaman dia punya cowok sampe sekarang mereka putus, gue masih suka sama dia."

"Buset.." Suna menarik batang rokok dari kardusnya. "Terus-terus."

"Ya gitu, akhir-akhir ini gue deketin dia.. Tapi responnya lempeng gitu. Ngga peka.."

Kening Semi mengerut. "Deketin gimana dulu? Jangan-jangan lu udah ngerasa pdkt tapi sebernya b aja."

"Engga Sem serius, kalo tiap gue masak pasti dia gue kasih, gue anter jemput kalo gue lagi senggang, gue gitarin sama nyanyiin bedua doang. Lo tau kan gue ga mungkin nyanyiin seseorang cuman berduaan kalo tu orang ngga bener-bener spesial.. Tapi ya gitu.. Dia ngga peka.."

Kuroo menepuk pundaknya. "Wah kalo kayak gitu bahaya bro."

"Bahaya gimana?" Wajah Atsumu tambah suram.

"Ya bisa jadi dia sebenernya peka, cuman emang ngga ada rasa sama lo."

"Nah sia boii" Terushima mengangguk-anggukan kepala. "Secara perhatian lo udah kayak gitu, ya kali ga ada kemajuan."

"Ada kemajuan kok, dia mau tidur di kamar gue.."

"Mau dipeluk?" Alis Suna terangkat.

"Engga sih.."

Mereka pun menahan tawa membuat Atsumu mendecakkan bibir. "Buset lu pada jangan kayak gitu lah.."

"Yang sabar ya tsum.. Bisa kok ikhlas pelan-pelan" Semi menepuk-nepuk pundak si kuning.

"Paansih. Engga lah. Gue yakin Tobio cuman ngga peka aja.."

"Ha siapa namanya? Ulangin"

"Kageyama Tobio."

Dug

Kuroo menemplak punggung Atsumu. "Lah itu nama mantannya si Oik kan? Lu naksir sama dia?"

Atsumu menghela napas. "Iye. Kok lo tau mereka mantanan?"

"Si Oik pernah cerita, katanya mereka pernah—" Kuroo mau lanjut tapi tidak enak dengan Atsumu. "Ngga deh.."

Atsumu menyernyitkan alis. "Mereka pernah apaan? Ngomong jangan setengah-setengah."

Suna, Semi, dan Teru juga menatap pada Kuroo. "Tau tu.. Apaan?" Menanti kalimat pria itu yang selanjutnya.

Si jangkung menghela napas. "Karna lo temen baik gue, gue kasih tau deh. Ini pas mereka masih jadian ya. Waktu itu Oik ngumpul sama temen-temennya, dia nunjukin foto si Tobio, dipamer-pamerin soalnya mukanya si Bio Bio itu imut sama manis banget."

Keempat laki-laki yang lain menyimak cerita Kuroo dengan seksama. "Emang iya semanis itu?" Tanya Teru.

"Iye anjir manis banget!" Ujar Kuroo yang langsung ditatap sinis oleh Atsumu. "Biasa aja kali bilangnya."

"Ye si jamet malah cemburu." Cibir Teru.

"Elu tu yang jamet."

"Elu lawak"

"Elu sat"

"Diem lu semua jamet! Lanjut Tet!" Tegas Semi tak sabaran dengan cerita Kuroo.

"Waktu si Bio masih semester satu apa dua gitu, masih polos-polosnya, disitu si Oik bilang kalo dia udah nganu si Bio."

"Nganu gimana?" Atsumu menuntut detil.

"Nidurin.. Bio nya diewe, masih kurang? Bio nya dient—"

"ANJING IYE CUKUP ANJIR! Pantes aja Bio susah ngelupain tu orang.." Gumam Atsumu.

Kuroo menepuk pundak Atsumu. "Ada hal yang bikin gue kesel pas denger itu dulu, jadi si Oik sempet ditanyain kenapa Bio kok bisa mau. Katanya si Oik, dia ngancem putus kalo si Bio ngga mau, berhubung masih polos dan bucin kali ya waktu itu, yaudah dipake nurut-nurut aja."

"Lah tapi mereka putus juga kan sekarang? Berarti ujung-ujungnya sama aja ditinggal dong?" Ujar Semi.

"Emang susah percaya sama playboy, setau gue Oik udah punya pacar lain juga, yang jadi tunangannya sekarang, itu pan selingkuhannya dia dulu." Ujar Suna.

"Anjing kang lambe beraksi.. Spill lagi spill tingkahnya si playboy." Terushima mengacak surai Suna sambil tertawa.

"Jangan lo gituin anjir!" Semi menampik tangan Teru di rambut Suna.

"Ya alasan mereka tunangan karna cewenya hamil, disuruh gugurin ga mau, keluarganya nuntut-nuntut si Oik buat tanggung jawab."

"Anjing sampe nyuruh gugurin, otaknya ga ada sumpah.."

Atsumu bangkit berdiri. "Dah dah malah gibahin tu brengsek. Baguslah berarti Bio akhirnya lepas dari orang yang salah."

"Terus lu mau ngapain Tsum habis ini, lu kan masih perjaka, masih mau lo sama Bio?"

Teru tertawa. "Ha perjaka apaan? Palingan udah ngga perjaka sama tangan sendiri dia mah"

"Yhahaha kasian si Atsumu pernahnya ciuman mentok sama guling"

"Bacot lu pada" Atsumu mendengus.

079 (AtsuKage Short Stories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang