Es Krim

603 94 7
                                    

"Kak Tsum ngapain disini?" Kageyama yang barusan keluar dari gedung fakultasnya berjalan mendekat kearah Atsumu.

"Beli es krim ni." Si pirang hanya nyengir. "Bang, satu lagi ya buat bayi ni satu." Ia menunjuk pada yang lebih pendek.

Kageyama menyipitkan mata. "Ih apaan gue bukan bayi." Ia berdiri di samping Atsumu. Setelahnya mereka berdua duduk di sebuah bangku kayu tak jauh dari sana.

"Fakultas lo bukannya di sebrang sana? Ngga ada yang jual es krim emang?" Si raven menatap Atsumu, pria itu sedikit belepotan dengan es krimnya.

"Ada sih, yang ngga ada elo nya."

Kageyama mendengus "Pengen banget gue temenin makan es krim?" Ia mengelap lelehan es di sudut bibir Atsumu dengan jempol lalu memasukkannya ke mulut sendiri.

Sontak bibir Atsumu terbuka dan pipinya memerah. "I-iya.." Atsumu tersenyum. "Ngga enak makan es sendirian." Ia mengusap mulutnya dengan lengan jaket.

"Gue kira cowok kayak lo ga doyan makan es krim." Kageyama meluruskan kakinya lalu menatap ke sekitar.

"Kenapa?"

"Ya jarang aja liat orang gede masih suka beli es krim ginian.. Lucu.." Bibir Kageyama melengkung keatas.

Atsumu ikut tersenyum tipis. "Lo juga lucu, udah gede masih suka susu kotakan."

Kageyama menoleh untuk menatap lawan bicaranya. "Es krim lo meleleh tu, dah ah cabut dulu." Ia bangkit berdiri lalu berjalan.

"Eh tungguin.." Atsumu segera bangkit dan menyusul Kageyama. "Gue bawa motor, mau pulang bareng? Gue ada helm dua kok, dari pada lu nunggu bis berdiri lama.."

"Parkir motor dimana?"

"Di parkiran fakultas gue si, mau gue gendong kesananya? Atau ngga lo duduk disini, gue ambil motor dulu. Bentar doang kok." Atsumu menggaruk tengkuknya.

Kageyama terkekeh dan menggeleng. "Engga usah, gue ikut jalan kesana aja nggapapa."

"Tobio.."

"Hm?"

Maju mundur batin Atsumu ingin menanyakan perihal ini. "Lo udah buka hati lagi?"

"Maksudnya?"

Atsumu tegang takut salah bicara dan merusak mood. "Lo udah move on dari Oikawa?"

Yang lebih muda hanya menghela napas panjang lalu menatap lurus ke jalanan. "Sejak hari itu gua belum ketemu sama kak Oikawa lagi si.. Gue ga tau gimana perasaan gue kalo ngeliat wajah dia. Tapi untuk sekarang, gue udah ngga mikirin dia.."

Atsumu menunduk. "Oh gitu.."

"Kenapa kak, muka lo langsung berubah gitu?"

Kepala Atsumu terangkat dan matanya melebar menatap Kageyama. "Ah engga. Ya gue turut seneng aja kalo lo ngga kebayang-bayang dia lagi.."

Si raven hanya mengangguk. Keduanya terus berjalan dibawah terpaan sepoi angin dan di bawah pepohonan rindang. Langit terlihat berwarna jingga keemasan dan sebentar akan berganti ungu malam.

Yang lebih tua melirik Tobio lewat sudut matanya. Jantungnya jadi menggebu melihat wajah pemuda itu. Ya Tuhan, dia manis banget.

Sepersekian detik netra Kageyama melirik keatas, membuat tatapan mereka saling bersahutan. Atsumu segera melihat kedepan, memutus kontak mata dengan salah tingkah.

"Kak kayaknya lo sakit deh." Kageyama berhenti melangkah membuat Atsumu juga ikutan berhenti.

"H-ha kenapa emangnya?"

Yang lebih muda menempelkan punggung tangannya pada kening Atsumu. "Ngga panas si, tapi wajah lo berubah-ubah. Tadi kek orang tipes lemes banget, terus sekarang malah merah banget kayak tomat. Mending besok-besok lo jangan keseringan makan es krim lagi, jadi panas dingin kan lo."

"Jangan salahin es krimnya, tapi salahin lo."

"Lah kok gue!" Kening Kageyama mengerut sedang wajah Atsumu semakin merah.

Ya lo manis banget! apalagi kalo lagi galak-galak kayak gini. "Dah ah keburu malem." Ia berjalan mendahului Kageyama dengan tergesa.

"Dasar aneh." Kageyama mengerucutkan bibir lalu mulai kembali melangkah mengukuti Atsumu.

Pria itu memegang dadanya sendiri. Anjir ga salah kan tadi Bio megang kening gue. Dia khawatir gue sakit aw!!

Kageyama menyipitkan mata. Kak Tsum napa dah mukanya nyebelin, demam es krim ni fiks.

079 (AtsuKage Short Stories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang