Kamar kost Atsumu dan Kageyama hanya berselisih satu kamar. Mungkin hanya ini yang bisa Atsumu lakukan untuk setidaknya membuat lelaki itu merasakan keberadaannya.
"Kak tsum, ngga usah repot-repot.." Kageyama tersenyum setengah, lagi-lagi Atsumu memasakan makanan untuknya.
"Engga repot kok, dari pada lo cari makan di luar, lagi hujan juga." Ujar Atsumu dengan senyuman khas.
Kageyama menggaruk rambutnya yang tidak gatal, ia hanya mengenakan kaos hitam dan celana pendek sedikit diatas lutut, sederhana namun tetap mampu membuat Atsumu terpana.
"Yaudah makasih kak, lo mau makan bareng di dalem sekalian?"
"Boleh?"
Tobio mengangguk. "Boleh.." Dia mempersilahkan Atsumu masuk. Mereka duduk di atas karpet lalu makan bersama.
"Kak Tsum.."
"Hm?"
"Makasih ya.."
Atsumu tersenyum dan menganggukkan kepala. "Iya Bio santai aja kayak sama siapa."
"Kak Tsum udah bantu banyak.. Gue ngerasa ga enak.." Yang lebih muda menunduk.
"Udah santai, dienakin aja"
Kageyama tersenyum. "Iya.." Sesaat matanya mencuri pandang pada Atsumu yang tengah makan. Memandang bagaimana pipi pria itu menggembung karena mengunyah, senyum Kageyama melebar.
Atsumu jadi menoleh. Pipinya memerah karena diperhatikan saat sedang makan. Setelah menelan makanan ia pun bertanya. "Kenapa? Gue ganteng ya?"
"Apaansi.." Kageyama menunduk lanjut makan.
"Ya lo ngeliatin gue terus, nanti naksir lho.." Atsumu terkekeh.
Bibir Kageyama sedikit mengerut. "Siapa yang naksir?"
"Guenya" Jawab Atsumu dengan nada canda membuat Kageyama tertawa.
"Ya nggak lah."
"Kok engga, kan perasaan-perasaan gue. Ngomong-ngomong makan lo tambah lagi, dikit amat, ga usah sok-sok diet"
Kageyama menggeleng. "Engga sok-sok diet kok, emang lagi ngga mood makan banyak aja.."
Atsumu tidak menanyakan alasannya. Pastilah jawabannya tidak jauh-jauh dari perkara Oikawa. Lelaki itu pun mengangguk. "Ya udah kalo habis ini jalan, mood ngga?"
"Jalan kemana orang lagi ujan."
"Jalan ke kamar gue."
Kageyama menyipitkan mata. "Mau apa lo mesum—aduh!" Ia mengusap kepalanya yang langsung di toel Atsumu, bibirnya mengerucut.
"Pikiran lo ngeres amat bocah." Bantah Atsumu tak terima.
"Gue bukan bocah ya, lagian lu ngajakin ke kamar.."
"Ngajakin jalan-jalan ke luar juga lu nya mageran, mending di kamar gue, nontonin gue latihan gitar sambil rebahan, ga bosen sendirian di kamar mulu?"
"Bosen si.. Oke deh.."
Kageyama mengikuti Atsumu ke kamarnya. Tak jauh beda hanya saja semua serba hitam dan wanginya maskulin. Si raven melihat-lihat, banyak poster band di dinding, tumpukan kaset di meja, dan beberapa benda berserakan di lantai.
Si blueberry mengambil beberapa benda di lantai dan meletakkannya ke atas nakas.
"Sorry berantakan, tadinya mau gue bersihin sebelum ke kamar lo, tapi malah lupa." Atsumu nyengir. "Duduk di kasur aja, bersih kok disana."
Kageyama mengangguk. Ia naik keatas kasur Atsumu lalu bersimpuh. Matanya menatap si pria yang tengah mencolok kabel jack pada gitar elektrik dan amplifier.
"Ga nyangka gue kalo lo bisa maen gitar" Ujar Kageyama seraya bertopang dagu.
Atsumu tersenyum miring, ia membelakangi Kageyama, kepalanya menoleh sedikit. "Masih banyak sisi gue yang belom lo tau, mau kenalan?"
Tobio tersenyum. "Masa? Emang sisi lo yang lain gimana?"
Atsumu menghampiri Kageyama, mengulurkan tangannya.
Yang lebih muda mendongak melihat Atsumu yang hanya tersenyum. "Apaan?"
"Mulai sekarang bakal gue kenalin semua sisi gue ke lo, mau engga?"
"Ngga ah, jangan-jangan psikopat lagi."
Atsumu terkekeh. "Bukanlah. Tapi kalo lu ngga mau gue ga maks—"
Tobio lebih dulu menjabat tangan Atsumu sebelum pria itu urung, keduanya bertatapan.
"Oke salam kenal."

KAMU SEDANG MEMBACA
079 (AtsuKage Short Stories)
Nouvelleskumpulan drabble, ficlet, oneshot, pair atsukage dengan berbagai macam rate, genre, dan storyline. Disclaimer: bahasa baku dan non baku, kinda ooc, headcanons, timeskip, rate:T-M, random sesuai mood. Charas and arts aren't mine, but storylines is...