5. bukit

13 10 1
                                    

Halo assalamualaikum

aku balik lagi hehe.

Tolonglah klik bintangnya.

~♥~
♡Happy reading♡
~♥~

Waktu, boleh berhenti sebentar?
Aku ingin bersamanya lebih lama lagi.

Rachel Salsabila Shakila.

Bukan cuman rasa khawatir yang menyelimuti hati gadis manis itu, ia juga takut akan tatapan tajam dari Adriel yang sesekali ia liat.

Anak laki-laki itu memang susah untuk di tebak, awalnya dia membiarkan Rachel tersenyum lebar melihat indahnya alam dari atas bukit. Namun selang beberapa menit, hatinya sudah di bikin tak karuan.

Adriel mendekati Rachel dengan sorot mata yang tajam, laki-laki tu melangkah dengan pelan membuat Rachel perlahan mundur.

"Stay di situ atau gak lo bakalan jatoh ke bawah!" peringat Adriel.

Namun sayang karna rasa takutnya pada Adriel, Rachel masih saja nyaman untuk berjalan mundur. Tepat dimana saat dirinya ingin terjatuh ke bawah, tangan kekar Adriel meraih tangan mungil milik Rachel, dengan cepat Adriel menarik tangan itu dan membawanya ke dalam pelukannya.

Tatapan itu. Rasa hangat menyelimuti hati mereka saat kedua mata itu bertemu, mata elang yang dari dulu ingin Rachel tatap dengan dekat, kini ia bisa melihatnya justru sangat dekat.

"Gue bilang apa tadi?!" ucap Adriel dengan nada kesal, seperti ibu yang sedang memarahi anaknya karna tak menuruti perintahnya.

"Maaf," Sahut Rachel lirih, sangat lirih.

Adriel melepas pelukan itu dan membuang mukanya ke sembarang arah, sementara Rachel, gadis itu tak henti-henti tersenyum, jika mengingat kejadian tadi, ia rasa tak bisa untuk mengontrol detak jantungnya.

"Tunggu disini!" peringat Adriel.

"Kak Adriel mau kemana?" tanya Rachel.

"Beli minum?" sahut Adriel seperlunya.

"Berati turun ke bawah dong?"

Adriel menganggukinya.

"Ikut," ucap Rachel dengan gemasnya.

Melihat ulah Rachel, Adriel memalingkan mukanya, memikirkan gadis itu boleh ikut apa tidak.

"Tetap di sini" sahut Adriel.

"Ikut kak, aku takut sendirian di sini" ucap lagi Rachel memegang lengan Adriel, memohon agar dirinya bisa ikut.

"Disini!" Tekan Adriel dengan tatapan tajamnya membuat Rachel melepas genggamannya kemudian mengangguk patuh.

"Jangan lama-lama"

"Hmmm"

♡♡

Hampir setengah jam dirinya menunggu Adriel namun laki-laki itu tak kunjung muncul.

Beberapa orang yang datang ke bukit itu, satu persatu pun mengilang meninggalkan tempat itu, hari juga semakin larut, nampaknya langit yang terang akan terganti dengan malam.

Rachel berdiri dari duduknya dan celingak celinguk mencari keberadaan Adriel. Namun,  nihil. Anak itu sama sekali tak terlihat batang hidungnya.

Tak jauh dari dirinya ia melihat, tiga laki-laki berjalan menghampiri dirinya. Rasa takut pun mulai perlahan muncul, dengan tenang ia meyakinkan dirinya agar tidak terjadi apa-apa.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang