B A B - 0 7

5.1K 746 16
                                    

Hello!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello!

This Story's mine so don't plagiarism.

Happy Reading.

Lisa tersenyum simpul kemudian melipat kedua tangannya di dada. "Kalau aku rendah lalu dirimu itu apa? Mengejar dan memaksa pria yang jelas-jelas tidak mencintaimu,bukankah harga dirimu lebih rendah di bandingkan aku."ucapnya dengan suara lembut.

Ayolah,Lisa bukan gadis yang bisa di tindas.

"Kau!" Sofia menahan tangannya yang sudah terangkat ke udara lalu menurunkan kembali tangannya.

Gadis itu menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa? Ingin menamparku,Putri?" Lisa semakin mendekatkan tubuhnya. "Kira-kira apa yang akan kau dapatkan apabila aku mengadu pada Kak Theo tentang hal ini,hm?"sambungnya lagi dengan nada berbisik karena menyadari ada Theo yang berjalan menghampiri mereka.

Sofia mengepalkan kedua tangannya berusaha menahan amarah,ia tidak mau terlihat buruk di depan Calon Mertua nya dan juga Theo.

"Ada apa ini?"tanya Theo menatap kedua perempuan yang ada di depannya.

Lisa tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya. "Kami hanya berbincang sebentar,Kak Theo. Benarkah,Putri Sofia?"ucapnya seraya mengelus rambut panjang calon putri mahkota itu.

Mau tidak mau Sofia tersenyum lebar kearah Theo. "Iya,kami hanya berbincang. Pembicaraan antara perempuan."jawabnya.

"Kita harus pulang,Ayah sudah menunggu."ajak Theo lalu melenggang pergi begitu saja mengabaikan Sofia yang ingin mengapit lengannya.

Lisa berusaha menyembunyikan senyumannya melihat Sofia yang merasa kesal karena di abaikan oleh Theo,sudah tau Pangeran Mahkota tidak mencintainya masih saja ingin menikahinya. Kalau dia jadi Sofia mungkin dia akan meninggalkan Theo dan memilih pria lain yang bersedia memberikan seluruh cintanya.

"Hati-hati di jalan,Putri Sofia."celetuk Lisa sembari melambaikan tangannya.

"Lady."

Lisa memutar tubuhnya dan terkejut mendapati pelayan nya yang lain berdiri di belakangnya dengan jarak yang lumayan dekat.

"Kau mengejutkanku,Ana!"

Pelayan itu menundukkan kepalanya. "Maafkan aku,Lady. Aku tidak bermaksud mengejutkanmu."ucapnya dengan suara ketakutan.

Astaga! Semua pelayan disini rata-rata sangat takut pada Lalisa Alexia de Ernest.

"Kau mencariku?"

Ana menganggukkan kepalanya. "Iya,Lady. Aku ingin menyampaikan pesan dari Pangeran Mahkota."katanya.

Lisa mengerutkan keningnya. "Pesan? Dari pangeran Theo?"tanyanya bingung.

Kenapa harus menitip pesan pada oranglain?

Irreplaceable [ END✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang