Di garasi kepunyaan Yuda, Arkan sedang duduk ditemani rokoknya yang setia mengepul. Semalam dia menginap di rumah teman karibnya ini. Menghabiskan waktu malamnya dengan bermain game dan mengobrol. Awalnya mereka hanya berdua, tapi Nathan dan Dion tiba-tiba datang dan merusak suasana dengan membawa botol-botol miras.
"Mumpung kosong."
Celetuk Nathan saat itu ketika tahu hanya ada Yuda di rumahnya.
Matahari baru saja merangkak naik saat Arkan terbangun ditengah-tengah tiga orang manusia berbau busuk itu. Menyingkir dari mereka bertiga, Arkan mengasingkan diri ke garasi milik Yuda.
Pikirannya dari kemarin memang sedang kacau. Dia melarikan diri ke rumah Yuda bukan tanpa alasan. Ada beberapa hal yang ingin dia bagi pada cowok itu. Tapi dua manusia idiot lainnya malah merusak semuanya.
Sebenarnya teman Arkan hanya Yuda dan satu manusia lagi yang Arkan malas untuk menyebutkannya.
"Makan, dari semalem lo belum makan."
Yuda datang membawa sepiring nasi goreng. Arkan hanya melirik piring di atas meja itu kemudian beralih kembali ke motornya yang terparkir apik di garasi Yuda.
"Udah berapa bulan Yud?"
"Tiga."
"Tiga." Ulang Arkan sambil mengangguk. " Tiga bulan kita gak tau apa yang dia lakuin."
"Gue yakin dia bakal tepatin janjianya. Kita kenal dia gimana Ar."
"Lo tau bukan cuma itu yang gue khawatiran, Yud." Sengit Arkan.
Yuda mengangguk. "Gue ngerti, gue bakal minta Satria buat ikut cari dia."
Arkan mendengus, dan di saat yang berbarengan suara bel nyaring berbunyi. Yuda bangkit dari sofa yang memang khusus ada di garasi itu. Berjalan keluar garasinya menuju gerbang rumahnya.
"Arkan!" Jeritan cewek yang begitu melengking tak menggubris Arkan yang kini tengah bersandar pada sofa sambil memejam.
Kesal karena diabaikan, cewek itu langsung duduk disamping Arkan dengan wajah kesalnya. "Hp lo taro mana si, nyampe telepon gue gak lo angkat."
"Kenapa? Kangen?"
"Iyalah! Sekolahan tuh sepi gak ada lo tau."
Disampingnya Arkan hanya terkekeh mendengar rajukan dari cewek itu. Tangannya kemudian merangkul bahu cewek yang bernama Angle itu.
"Lo ngapain anjir kesini pake baju begitu? Gak takut kita perkosa lo?" Seloroh Yuda yang baru kembali. Dari tadi Yuda gemas lihat cewek itu berpakaian. Lagging ketat dan sport bra yang sialannya sangat seksi.
"Ih mulut lo yaa! Gue abis jogging monyet!"
"Jogging apaan siang-siang begini?"
Arkan membuka matanya, sedang tangannya mulai nakal mengusap-usap lengan Angel yang tak tertutupi apa-apa. "Lo kesini sama siapa?"
"Dianter ojol."
"Lo kenapa gak minta jemput? Menang banyak dong ojolnya."
"Gue dari pagi call Arkan, tapi gak diangkat." Bibir meronanya mengerucut saat menjawab pertanyaan Yuda.
"Ya lo telepon gue lah, gue juga bisa jemput kali."
"Dih modus entar yang ada."
"Ya kalau ada kesempatan mah kenapa enggak, bener gak bro." Kekeh Yuda dan Arkan jahil yang dibalas oleh dengusan Angel.
"Di atas ada Nathan tau Ngel." Lanjut Yuda yang masih belum puas menggoda gadis cantik itu.
Dia dan Arkan tahu, atau bahkan seantero sekolah pun tahu bahwa Nathan dan Angel pernah berpacaran dan putus dengan mengenaskan hingga Angel sangat membenci cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandalan
Teen FictionArkan memilih hidup di sisi gelapnya, melakukan apapun yang dia mau. Hidupnya cukup sempurna dengan tiga teman yang selalu di sisinya. Namun, saat salah satu temannya menghilang, Arkan kelimpungan. Di tengah pencariannya, Arkan bertemu Vanilla, gadi...