- 10 -

539 91 24
                                    

Chanyeol kini tengah tersenyum tipis, menyentuh bibir tebalnya dengan usapan lembut. Memikirkan ciumannya bersama dengan Yoona beberapa saat yang lalu, membuat jantungnya berdegub tak karuan, lagi.

Detak jantungnya selalu menggila jika mengingat gadis itu.

Ya Allah----

Ini adalah ciuman pertama untuknya.

Terserah kalian ingin mempercayai nya atau tidak, nyatanya memang seperti itu.

Lelaki itu hanya memiliki riwayat pacaran satu kali, otomatis Chanyeol hanya memiliki satu mantan pacar, bahkan kisah masa lalunya begitu sangat monoton dan tidak patut untuk di kenang.

Dulu, Chanyeol hanya berani melakukan skinsip dengan mantan pacarnya itu----sebatas menggenggam tangan saja, tidak lebih.

Ada hasrat untuk melakukan hal lebih saja tidak pernah terlintas di dalam benak lelaki itu selama menjalin hubungan.

Hmm----tapi dengan Yoona, hasrat Chanyeol selalu menggebu-gebu. Entah kenapa? Lelaki itu bingung.

"Astaghfirullah" Seolah sadar dengan perbuatannya, lelaki itu langsung mengucap istighfar, sambil mengelus dada.

"Kalo deket-deket sama Yoona kenapa bawaannya gue pengen nyosor terus ya?" Gerutunya bermonolog sendiri.

Chanyeol menggeleng ribut, mencoba untuk menghalau pikirannya tentang gadis itu, gadisnya.

Setelah menormalkan otak dan perasaannya, lelaki itu melepas seatbelt, kemudian turun dari dalam mobil.

Blam

Langkah kakinya terhenti."Bisa bicara sebentar?" Chanyeol hanya diam, menatap datar orang itu.

"Papa minta maaf" Ujar pria paruh baya itu lirih.

Chanyeol masih diam, enggan menjawab.

Pria paruh baya itu menghela napasnya pelan,"Papa gak bermaksud maksa kamu untuk terima perjodohan antara kamu dan juga Fisha, Chan" Ujarnya lagi.

Chanyeol terkekeh sinis."Sebenernya mau Papa tuh apa sih?" Tanya Chanyeol dengan nada suara yang terdengar sedikit kesal.

Bagaimana tidak, sekarang sang Ayah sering sekali menghampirinya ke rumah sederhana miliknya.

"Kamu. Papa hanya mau kamu" Sahut pria paruh baya itu cepat.

Kening Chanyeol mengernyit, bingung dengan pernyataan Papa nya.

"Papa cuma mau kamu balik ke rumah, urus perusahaan Papa dan-----segera menikah, berikan Mama dan Papa cucu, Chan." Lanjut sang Ayah lagi.

Chanyeol terdiam sejenak.

"Pa---gak semudah itu aku untuk pulang. Apalagi kalau nanti aku ketemu sama tante Jihan di sana, aku gak bisa." Jawab nya.

"Itu gak akan pernah kejadian Chanyeol. Mereka udah gak pernah nampakin wajahnya lagi di hadapan keluarga kita." Sahut sang Ayah dengan cepat.

"Lagian---Wendy juga udah nikah, dia sudah bahagia dengan hidupnya. Move on, nak" Sambung pria paruh baya itu lagi.

"Pa?" Kedua mata Chanyeol berkaca-kaca.

"Gak mudah Pa. Chanyeol lagi usaha untuk sembuh dari rasa sakit itu"

Kini pria paruh baya itu yang terdiam.

"5 tahun aku jalanin hubungan sama dia, setiap hari bareng, selalu ketawa, happy----bahkan aku sama dia juga hampir menikah kalau aja--------"

"Inget Allah, Chan. Menikah adalah sebagian dari iman" Kalimat sang Ayah membuat Chanyeol tercenung.

Mas ChanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang