- 13 -

437 74 13
                                    

Hari ini suasana kantor terlihat sedikit menegang, pasalnya setelah meeting dadakan antar divisi pagi tadi, Chanyeol tidak menampakan raut wajah yang mengenakan sama sekali. Pria itu menjadi ketus ketika berbicara, hal itu membuat Yoona, Baekhyun, Sehun dan Seulgi menjadi tidak nyaman.

"Gue udah bilang kan Hun, laporan yang gue minta harusnya lo make sure berkali-kali sampe hasilnya make sense. Kalo kaya gini, gue yang malu."

Sehun menunduk sambil memilin jarinya di depan paha.

"Sorry bang, gue teledor."

Chanyeol menarik nafas dalam, membalik tubuhnya secara kasar.

"Apa kalian kurang orang buat handle semua kerjaan disini?!"

"Kalo iya, bilang. Biar gue cari orang yang lebih kompeten dari kalian semua." Lanjut pria itu lagi.

Seulgi yang mendengar itu jelas merasa tersinggung, apalagi gadis itu baru bergabung beberapa bulan lalu disana.

"Lo ngeremehin kita-kita?"

Chanyeol menatap tajam ke arah gadis itu,"nyatanya apa? Kalian gak beres kan ngerjain ginian doang?"

"Ya tapi lo gak harus ngeremehin kita juga dong. Kita juga selalu usaha semaksimal mungkin kok buat kerja sedetail mungkin. Lagian ini kesalahan kecil, masih bisa untuk di perbaiki kan?" Saut Seulgi sedikit tak terima ketika dianggap remeh oleh Chanyeol.

Ya memang Chanyeol itu atasannya di kantor, tapi bukan berarti dirinya bisa di remehkan oleh makhluk jangkung itu.

Yoona melirik ke arah Baekhyun, begitupun sebaliknya. Baekhyun memberikan isyarat pada Yoona untuk menenangkan atasannya itu---seolah tau hanya Yoona yang dapat menenangkan pria itu.

Yoona menggeleng tanda menolak, sedangkan Baekhyun terus memaksa Yoona dengan bahasa isyarat---gerakan matanya.

"Karena kesalahan kecil itu gue jadi malu." Ucap Chanyeol tetap kekeuh dengan gengsi selangitnya.

Chanyeol si manusia paling sempurna itu tiba-tiba melakukan kesalahan?

Harga diri Chanyeol runtuh seketika.

"Ekhem...." Yoona tiba-tiba berdeham.

Chanyeol dan yang lainnya mengalihkan atensi ke arah gadis itu.

Dengan wajah polos dan cengiran lebarnya, Yoona membuka suara."Mau pada ngopi gak ya? Kali aja kalian belum pada ngopi pas pagi tadi, jadi bawaannya tegang begini--hehhe--"

Chanyeol mendengus, bisa-bisanya gadis itu menampilkan wajah tanpa dosa sama sekali, padahal Chanyeol tau kesalahan kecil itu berasal dari pekerjaan gadis itu.

"Anter ke ruangan saya kopinya." Ucap Chanyeol berbalik badan dan berlalu dari hadapan mereka.

Dari pada emosinya tersulut kembali, lebih baik Chanyeol mengakhirinya dengan kembali masuk ke dalam ruangannya.

Seulgi yang sudah terlanjur kesal--mendudukkan pantat ke atas kursi dengan kasar.

"Gue nitip satu deh, Na. Jadi emosi gue ngadepin sikap perfeksionisnya si tiang listrik, heran banget dari dulu tuh anak gak ada berubah-berubahnya." Gerutu Seulgi kemudian.

Yoona menoleh, ada sedikit perasaan----entahlah. Mengetahui kenyataan Seulgi dan Chanyeol adalah teman dekat sejak dulu, membuat Yoona tidak senang.

"Lo gak ada rasa bersalah sama sekali ke gue gitu, Na?" Celetuk Sehun membuat semuanya menoleh ke arah lelaki berkulit pucat itu.

Yoona menyengir,"-----hehehe. Demi deh Hun, gue udah make sure berkali-kali, dan gak engeh kalo ada yang ke skip, gue lupa hapus." Sehun hanya dapat menghela nafasnya secara kasar saat mendengarnya.

Mas ChanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang