Chapter 4

6.1K 247 4
                                    

Ayna POV

Betapa mengerikannya jika mama sudah memiliki keinginan, semua orang pasti harus menurutinya. Mau menolak? Coba saja kalau kau bisa!

Begini lah yang aku rasakan saat ini. Mama benar-benar meneror ku dengan pengingat-pengingat supaya aku tidak lupa datang ke acara kencan besok malam.

Dan sekarang disini lah aku, terdampar di butik langganan mama untuk membeli gaun baru. Mama sengaja menyeretku kesini bukan tanpa alasan, dia benar-benar ingin mempersiapkan ku secantik mungkin untuk semua kencan-kencan ku nanti. Ternyata mama benar-benar serius dengan ancamannya. Dan aku benar-benar tidak bisa mengelak!

"Na, kamu coba deh gaun yang ini. Kayaknya cocok banget sama kamu" kata mama sembari menyodorkan gaun merah berenda padaku.

"Ya ampun ma, kita masih mau beli gaun lagi? Kita udah beli 4 gaun ma, apa masih belum cukup?" protesku.

"Ya kurang lah Na, kan mama dan papa ngenalin kamu nggak cuma ke satu cowok. Jadi kita perlu beli gaun yang banyak. Nggak mungkin kan kamu pakai baju yang sama pas kenalan sama cowok?" kata mama santai.

"Hah? Emang berapa banyak laki-laki yang bakalan mama kenalin ke aku?" tanyaku tak percaya.

"Ya nggak tau juga sih. Pokoknya mama bakalan terus kenalin kamu ke cowok sampai salah satu diantara mereka ada yang mau melamar kamu. Dan inget, jangan nolak!" sahut mama tegas dan tak mau dibantah.

"Oke fine, terserah mama aja" kataku frustasi.

Mamaku arggghhh benar-benar!





Selesai membeli gaun, sepatu dan accessories yang jumlahnya lumayan banyak, akhirnya mama dan aku pun memutuskan untuk makan di salah satu restoran yang ada di mall itu.

"Hallo jeng Mila"

"....."

"Iya, saya lagi ada di mall"

"....."

"Oh sudah mau di mulai ya? Oke, saya akan segera menyusul kesana"

Mama akhirnya memutuskan telepon yang barusan diangkatnya.

"Aduh Na, kayaknya mama nggak bisa nemenin kamu makan deh. Mama harus buru-buru dateng ke acara lelang nya tante Mila" kata mama dengan raut wajah tampak terburu-buru.

"Yah ma, masa aku makan sendiri sih? Makanan yang udah kita pesen gimana? Aku nggak mungkin bisa habisin sendiri ma" protesku.

"Teserah kamu mau di apain. Maaf ya dear, mama nggak bisa lama-lama. Kamu pulang sendiri, mama nanti naik taksi yang ada di depan aja. Bye-byee dear" kata mama cepat lantas mengecup kening ku sebelum pergi.

Ugh mama kebiasaan deh suka ninggal!

Tak lama setelah kepergian mama, seorang pelayan datang menghampiri mejaku. Ia membawa makanan yang sudah kami pesan tadi.

Sekarang aku bingung harus bagaimana. Tadi sebelum pergi mama sudah terlanjur memesan makanan yang cukup banyak. Ada lobster saus tiram, cah kangkung, nasi putih, ikan mas bakar, jus mangga dan jus jeruk. Aku hanya memesan nasi putih, lobster saus tiram dan jus jeruk. Sedangkan sisanya adalah pesanan mama. Sangat banyak sekali bukan? Dan sekarang aku bingung bagaimana cara menghabiskannya.

"Aku nggak nyangka kalau selera makan kamu sudah berubah jadi sebanyak ini" tiba-tiba sebuah suara menginterupsi di saat aku sedang berpikir bagaimana cara menghabiskan makanan ini.

Yah dia lagi-dia lagi!

Dia terlihat santai dan tampan -sebenarnya aku malas mengakui ini- dengan kemeja putih abu-abu, sweeter coklat dan celana jeans. Beberapa orang yang melewati kami pun terlihat kagum karena sosok tinggi menjulang yang berdiri di samping meja ku ini.

Disaster WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang