Chapter 5

5.7K 215 3
                                    

Ayna POV

Zarafan Rahman. Laki-laki berdarah Pakistan-Indonesia yang akan di kenalkan mama dan papa padaku. Namanya cukup di kenal di negri ini sebagai seorang sutradara muda berbakat sekaligus pewaris dari Bakhtiar Rahman.

Hanya satu do'a yang kupanjatkan 'semoga dia tidak tertarik padaku'.

Aku mematut diriku sekali lagi di cermin. Dress hitam selutut, wedges hitam di sertai tas tangan yang berwarna senada. Sebenarnya aku sangat enggan datang ke acara ini. Aku juga tidak ingin berdandan cantik hanya karena aku ingin bertemu dengannya. Tapi mama dengan seenaknya memaksa ku ke salon hanya untuk mempersiapkan diriku saat kencan nanti malam.

*****

Kira-kira sudah 10 menit aku menunggu di restoran bergaya Eropa ini. Tetapi tanda-tanda kedatangan Zarafan pun belum terlihat juga. Aku mulai bosan dan kesal karena menunggu nya.

Cihh... Baru pertemuan pertama saja sudah telat! Kesan pertama yang buruk!

"Maaf menunggu lama" ucap seorang pria tampan yang tiba-tiba sudah berdiri di samping meja ku.

Lalu tanpa ku persilahkan Ia langsung duduk di hadapanku.

"Kau benar Ayna kan?" tanya nya memastikan.

"Iya"

"Aku Zarafan. Kau bisa memanggilku Rafan" katanya sembari mengulurkan tangannya padaku.

Dengan malas ku balas uluran tangannya.

"Ayna Clarissa Amanda. Kau bisa memanggilku Ayna atau Nana. Terserah kau saja" kataku datar.

"Senang bertemu denganmu Ayna" katanya sembari tersenyum mempesona.

Tapi sayangnya pesona mu tak mempan padaku, sayang.

"Ya, aku juga senang bertemu denganmu."

"Kalau boleh tahu, apa pekerjaan mu?"

"Aku bekerja sebagai sekretaris."

"Dimana?"

"Almost Company"

"Almost Company? Perusahaan advertising terbesar itu?" tanya nya dengan nada excited yang kentara.

"Iya" sahutku malas.

"Wah kamu hebat banget. Mungkin kapan-kapan kita bisa bekerja sama buat iklan peluncuran film terbaru aku."

"Oke, bisa diatur. Oh ya, aku denger-denger kamu seorang sutradara ya?" tanyaku pura-pura tertarik. Padahal mah aku nggak minat sama sekali.

"Iya, kok kamu tau?" katanya dengan raut wajah berbinar.

"Iya dong, siapa sih yang nggak tau Zarafan Rahman si sutradara muda berbakat sekaligus pemilik PH yang terkenal gitu loh" pujiku.

"Ah kamu ini bisa aja. Aku nggak sehebat itu kok" katanya merendah. Tapi di sorot matanya tak menunjukkan bahwa dia sedang merendah. Justru dia kelihatan lebih girang karena aku mengakui kehebatannya.

Seneng banget kayaknya mas, di puji!

"Kamu tau film Because I Love You?"

"Iya, aku tau. Siapa sih yang nggak tau film seromantis itu" sahutku sembari memberikan senyum palsu.

"Itu salah satu film produksi aku" katanya bangga.

Oh God...
Please jangan mulai!

"Iya aku tau kok. Nama sama foto kamu kan tersebar dimana-mana. Di majalah, TV infotaiment sampe semua situs internet rasanya ada berita tentang kamu semua. Apalagi waktu kamu menangin penghargaan 'Sutradara muda berbakat'. Makin keren aja nih nama kamu" kataku sembari tertawa. Untuk yang ini aku tidak berbohong, rasanya semua media memasang namanya. Tapi aku bukannya kagum, aku malah muak dan bosan.

"Ah kamu nih muji aku terus. Jadi malu aku rasanya" katanya lagi.

LEBAAYYYYY!!!!

Hampir 2 jam kami menghabiskan waktu dengan mengobrol hal-hal seputar karir dan hobby kami.

Sebenarnya Rafan adalah sosok yang menyenangkan. Tapi aku sudah mengetahui reputasi nya sebagai sutradara berbakat sekaligus sebagai playboy kelas kakap. Terakhir dia di kabarkan sedang menjalin hubungan dengan salah satu aktris cantik yang berperan di film buatan terbaru-nya.

Tanpa perlu mendengar reputasi nya pun, aku sudah bisa menebak bahwa dia pria brengsek yang menyukai kebebasan. Don Juan sejati.

Sepertinya mama salah kalau menjodohkan aku dengan pria macam Zarafan. Haha

To be continue...


Nah foto yg diatas itu Zarafan Rahman haha

Disaster WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang