Ayna POV
Pukul 5 pagi aku terbangun dari tidur lelap ku. Menatap ke sekeliling kamar bernuansa minimalis yang ku tempati ini. Semalam setelah aku dan Brian dinner di Pantai Lovina, kami memutuskan untuk check out dari hotel lalu pindah ke hotel di kawasan Kuta.
Kami memang tidak ingin membuang-buang waktu liburan kami dengan hanya berdiam diri di suatu tempat. Jadi, kami cepat-cepat pindah ke Kuta supaya pagi harinya kami bisa menikmati tempat wisata yang ada di Kuta.
Aku segera memakai dress bercorak floral milikku. Lalu memoleskan make up tipis ke wajah ku.
Pagi ini aku ingin mengajak Brian sarapan di restoran hotel. Jadi, terlebih dahulu aku harus membangunkan Brian yang jika sudah tidur akan sulit di bangunkan seperti kerbau haha
Hampir 30 menit aku mengetuk-ngetuk pintu kamar Brian. Dengan kesabaran yang tersisa, kali ini aku menggedor-gedor pintu kamar Brian seperti seorang penagih hutang.
Tak lama pintu di depan ku terbuka dan menampakkan sosok Brian dengan muka bantalnya. Ia menyerupai anak kucing ketika mengucek-ngucek mata sembabnya. Rambutnya acak-acakan, dia hanya memakai kaos putih polos dan celana boxer berwarna hitam.
"Cepat bangun dan bersiap-siap! 5 menit lagi kita akan sarapan di bawah!" perintahku dengan nada tegas bercampur sebal yang kentara.
"Hoamm" Brian menguap sebentar lalu melanjutkan ucapannya.
"Sepagi ini?"
"Iya, memang harus sepagi ini jika kau tidak ingin kehabisan sarapan! Cepat bergegas lah sebelum kita terlambat!" perintahku tak sabar.
"Oke" ia hanya menjawab singkat lalu berbalik masuk ke dalam.
Aku sudah tau kebiasaan Brian yang akan tertidur lagi jika tidak ku awasi, makanya sebelum ia sempat menutup pintu, aku sudah terlebih dahulu masuk ke dalam kamarnya.
"Hoammm handuk mana ya?" ia bergumam sembari membongkar koper diatas tempat tidurnya. Wajahnya terlihat lucu saat setengah terpejam karena masih mengantuk.
Dia belum juga berhasil menemukan handuk yang dicari nya. Membuat ku gemas hingga akhirnya ikut membantu membongkar koper Brian.
"Nih dia handuknya" kataku saat sudah berhasil menemukan handuk berwarna putih di kopernya.
"Astaga Brian, ckck" aku hanya bisa menggelengkan kepala saat mendapati Brian yang sudah kembali tertidur di sebelahku.
Sudah ku bilangkan, bahwa Brian akan kembali tertidur jika tidak diawasi?
"BRIAN CEPAT BANGUN! AYO KITA SARAPAN KE BAWAH!" aku berseru kencang di depan wajahnya. Membuatnya gelagapan karena saking terkejutnya.
"Oke, oke. Astaga aku rasanya seperti mau mati mendengar teriakanmu" keluhnya sembari berjalan sempoyongan menuju kamar mandi.
***
Aku dan Brian asyik berjalan-jalan di pinggir pantai Kuta. Bertelanjang kaki sambil bergandengan tangan menikmati semilir angin pagi yang berhembus. Suasana pantai belum terlalu ramai karena memang masih pagi.
Lalu kami memutuskan untuk menaiki banana boat yang memang tersedia di pantai itu. Sebelum menaiki banana boat, kami di haruskan untuk memakai pelampung sebagai peralatan keselamatan.
Setelah semuanya beres, aku, Brian dan beberapa wisatawan lainnya menaiki perahu berbentuk pisang tersebut. Aku duduk di depan Brian. Ia terus-terusan memelukku karena takut aku kenapa-kenapa.
Banana boat mulai melaju saat speed boat yang menariknya mulai melaju kencang. Adrenalin ku terpacu saat banana boat semakin lama semakin kencang. Bahkan beberapa penumpang berteriak saat banana boat yang kami tumpangi hampir oleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disaster Wedding
AcakAyna Clarissa Amanda adalah seorang gadis mandiri yang memandang bahwa pernikahan merupakan sebuah komitmen sakral dan membutuhkan waktu yang panjang untuk menentukannya. Di usianya yang ke23 tahun, Ia berpikiran bahwa sekarang adalah waktu untuknya...