Chapter 1

9.5K 339 1
                                    

Ayna POV

Aku berjalan mengendap-endap memasuki rumah. Berharap cepat-cepat sampai ke tangga dan segera menuju kamar ku. Sungguh, tingkah ku sudah menyerupai pencuri, padahal aku masuk ke rumah ku sendiri.

Oh Tuhan... Semoga orang serumah sudah tidur

Klik

"Habis dari mana aja kamu?" tegur sebuah suara berat.

Oh God... Aku ketahuan!

Mau tak mau akhirnya aku terpaksa berbalik dan nyengir polos kearah papa yang sedang menatapku tajam.

"Eh papa, kirain aku siapa. Sampe kaget aku jadinya" kataku sok manis.

"Kamu dari mana aja, Na? Nggak lihat ini udah jam berapa?" tanya seorang wanita dengan nada judes. Kali ini mama ku lah yang angkat bicara.

"Hmm maaf ma, pa. Tadi habis nonton sama dinner. Nana lupa waktu. Nana kira ini masih jam 10. Eh nggak taunya udah jam 2 malem ya hehe".

Duh mati aku!

"Nonton sama siapa? Brian?" tanya papa ku dengan nada tak suka.

"Eh anu... Eh iya pa" sahutku pelan.

"Ya Tuhan... Brian lagi? Sudah berapa kali papa bilang untuk kamu berhenti berhubungan dengan Brian?! Papa dan mama mu nggak setuju! Dia bukan lelaki yang baik untuk kamu Ayna!" bentak papa padaku.

"Tapi Brian nggak seburuk penilaian mama sama papa. Brian itu laki-laki yang baik, pa. Dia bisa jaga aku. Aku cinta dia, dan dia juga cinta aku" sahutku tegas. Sungguh aku tak bermaksud untuk kurangajar, tapi aku hanya ingin membuat orangtua ku sadar tentang Brian.

"Baik? Baik dari segi mananya menurut mu? Dia bukan lelaki yang tepat untuk masa depan mu! Bahkan pekerjaannya saja hanya seorang bartender club. Apa penghasilannya cukup untukmu dan anakmu kelak?" ujar papa dengan nada yang semakin meninggi.

"Tapi Brian memiliki hati yang baik pa. Meskipun pekerjaannya hanya seorang bartender, tapi dia sudah mampu mandiri pa. Dia juga sedang berencana untuk membangun cafe miliknya sendiri. Jadi aku yakin dia pasti bisa menafkahi ku dan anak ku nanti".

"Kau pikir papa akan sudi jika kamu dan anakmu nanti di nafkahi dengan uang haram? Bartender sangat identik dengan dunia malam, Na. Papa tidak ingin nama baik keluarga kita tercoreng hanya karena papa memiliki menantu seorang bartender!".

"Tidak ada yang salah dengan pekerjaan seorang bartender pa! Nana yakin Brian mampu menjaga diri. Lagipula Nana dan Brian saling mencintai pa!" sahutku tetap membela.

"HAHA cinta?! Kamu pikir yang kamu butuhkan hanya cinta? Tidak semudah itu Ayna! Lagipula apakah kamu yakin bahwa Brian-mu itu tak pernah selingkuh di belakang mu heh?" tanya papa ku lagi. Kali ini suara tajamnya juga di selingi dengan tawa mengejek yang sangat kental.

"Aku yakin, Brian pria yang baik dan setia padaku" balasku sengit.

"Oh ya? Apa perlu papa berikan bukti-bukti perselingkuhan Brian padamu?" kata papa dengan senyum miring miliknya.

Aku benar-benar lelah dan ingin cepat-cepat mengakhiri perdebatan ini.

"Terserah papa! Aku tidak peduli! Aku percaya bahwa Brian tidak pernah selingkuh di belakang ku!" teriakku kesal. Setelah berteriak seperti itu, aku pun segera pergi menaiki tangga dengan langkah menghentak. Meninggalkan papa yang menatapku nyalang dan mama yang berusaha menenangkan nya.

Sungguh hal ini lah yang membuatku terpaksa harus mengendap-endap setiap usai pergi dengan Brian. Aku tak ingin bertengkar lagi dengan orangtua ku. Aku lelah harus berakhir seperti ini terus.

Disaster WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang