Chapter 8

6.4K 225 0
                                    

Author POV

Ayna berjalan dengan cepat menuruni tangga. Malam ini rencananya Ia akan pergi clubbing bersama Brenda. Bukan rahasia umum lagi, jika dirinya yang sekarang termasuk salah satu penikmat hiburan malam. Padahal dahulu, Ayna adalah type gadis yang lebih memilih menghabiskan waktunya di kamar dengan membaca novel daripada pergi keluar untuk clubbing. Tetapi itu dulu, Ayna yang dulu sudah berubah menjadi Ayna yang sekarang jauh lebih bebas dan mandiri. Ayna tidak ingin lagi menjadi Ayna si gadis polos yang mudah di bodohi oleh laki-laki. Meskipun Ia sudah berpacaran dengan Brian, bukan berarti Ayna mengagungkan cintanya dengan Brian seperti gadis-gadis dalam novel. Hubungannya dengan Brian hanyalah sebatas teman senang-senang. Tetapi untuk soal perasaan, Ayna sendiri tidak mengerti dengan perasaannya pada Brian. Ia menyayangi pria tengil itu, tetapi Ia tidak pernah cemburu jika ada perempuan lain yang menggoda kekasihnya.

"Mau kemana kamu malam-malam begini?" tegur sang mama saat melihat Ayna berjalan mengendap-endap.

Dengan terpaksa Ayna pun membalikan tubuhnya menghadap sang mama.

"Aku mau ketemuan sama Brenda" Ayna memberikan alasan pada mamanya.

"Ketemuan dimana?"

"Di rumahnya Brenda" Ayna menjawab tanpa berani menatap mata mamanya. Ia takut mamanya dapat melihat kebohongan di kedua bola mata Ayna.

"Ke rumah Brenda? Dengan baju seperti ini? Sejak kapan kamu ke rumah Brenda tapi pakaian mu seperti orang mau pergi dugem?" tanya sang mama dengan pandangan menyelidik.

"Memangnya ada larangan kalau aku ke rumah Brenda tidak boleh dengan baju seperti ini?" Ayna mencoba berkelit.

"Sudahlah, kamu tak perlu mengelak lagi. Mama sudah dengar pembicaraan mu dengan Brenda di telepon. Kalian janjian untuk pergi clubbing kan?"

Telak! Ucapan mamanya membuat Ayna terdiam tak bisa berkelit lagi.

"Ya sudah jika kamu ingin pergi. Toh sebentar lagi kamu tak akan punya waktu untuk keluar malam karena sibuk mengurus suami mu" mamanya berkata dengan santai seolah tak ada masalah. Ayna mangangkat wajahnya untuk menatap sang mama.

"Kenapa? Kamu heran mama memperbolehkanmu? Bagi mama, tak masalah jika kamu mau pergi dengan Brenda, mungkin besok-besok kamu tidak akan bisa clubbing lagi dengannya. Jadi, nikmati saja kebebasanmu selagi bisa. Oh ya, dan jangan lupa, besok kamu ada jadwal dinner dengan Kevin" mamanya mengingatkan.

"Kevin?" Ayna bertanya dengan raut wajah bingung.

"Ya, Kevin Hardian Sutomo. Anak dari kenalan papamu. Dia orang yang ingin kami kenalkan padamu. Besok kamu harus mau dinner bersamanya" jelas mamanya.

Ayna hanya memandang mamanya dengan malas. Kevin adalah pria ke-9 yang akan di kenalkan mamanya. Sebelumnya sudah ada 8 pria yang di kenalkan orangtuanya pada Ayna. Tetapi Ayna selalu berhasil membuat jebakan sehingga mereka enggan melanjutkan perkenalannya dengan Ayna. Ada pula beberapa pria yang hanya tertarik menjalani hubungan main-main dengan Ayna, yang tentu saja di tolak dengan keras oleh orangtuanya. Karena tujuan orangtua Ayna adalah mencarikan pendamping hidup yang serius dengan Ayna, bukan hanya sekedar hubungan main-main semata.

Ayna termenung memikirkan jebakan apa yang sekiranya pantas untuk Ia berikan pada pria bernama Kevin lagi.

"Kenapa kamu diam saja? Kamu jangan berpikiran untuk kabur atau berbuat macam-macam pada Kevin ya!" mamanya menatap Ayna dengan sorot tajam mengancam.

"Iya ma, Ayna nggak akan kabur kok" Ayna menyahut dengan malas.

"Ya sudah, silahkan jika kamu mau pergi. Ingat, besok jam 7 malam di restoran langganan mama. Awas, jangan sampai telat atau lupa!" ancam mamanya sekali lagi.

Disaster WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang