Thanks yg NGGAK komen NEXT.
Thanks yg udah rajin vote dan komen, apalagi sampe banyak dan panjang komennya, i luv u so much hahah
Semoga kalian yg udah bikin gue seneng dikasih kesehatan, dilindungi dan dijauhkan dari virus coronce varian apapun, dilimpahkan rezekinya, terhindar dari marabahaya. Aamiin 🙏
Dan buat yg bikin bete nax nex nax nex... maaf ya aku bakal block 👉👈
****
Galawira Abimanyu bukanlah pria casanova yang dengan mudah bergonta-ganti kekasih. Dirinya tidak pernah mencoba untuk mendapatkan perhatian dari banyak wanita, meski pada akhirnya ada banyak sekali wanita yang berusaha dekat dengannya.
Berbeda dengan sang adik yang selalu terang-terangan, Gala cenderung tertutup untuk urusan hati. Kebiasaan memendam segalanya membuat Gala lupa bahwa ada beberapa hal yang harus diutarakan secara langsung dengan kata-kata alih-alih menunjukkan bukti nyata dari berbagai macam perhatian.
Meski sebenarnya ia lebih nyaman dengan sebuah tindakan daripada membuat untaian kalimat manis seperti puisi atau kata-kata mutiara.
Tidak, lidah Galawira terlalu kaku untuk melakukan itu.
"Boss... Hello Boss Gala, earth calling...."
Gala tersentak begitu mendapati Raya sudah berada di depannya sambil mengetuk meja dengan dokumen yang ia bawa. "Ray...."
"Yes, it's me, Raya. Belum ganti nama dan belum resign juga." Wanita yang sudah kebal dengan sikap dingin Gala terhadap banyak perempuan itu sekarang duduk di nyaman di seberang Gala.
"Mau resign?" tanya pria itu.
Raya mengangkat bahu santai. "Nanti, kalau udah dilamar laki gue," ucap Raya yang baru-baru ini menjalin hubungan dengan seorang pria.
"Oh...."
Ya, memang apa lagi yang Raya harapkan selain respons singkat-singkat seperti itu. Aneh kalau seorang Galawira mau ngomong panjang lebar di luar lingkup pekerjaan.
"Aku denger dari anak-anak, katanya Keysha nangis setelah keluar dari ruangan kamu. Kenapa lagi?" tanya Raya yang tidak bisa menghentikan rasa penasarannya.
"Nggak diapa-apain, anaknya aja yang cengeng." Gala meminum kopinya yang tersisa sedikit.
"Kamu sadar nggak sih, kamu aneh banget belakangan ini." Raya menyipitkan mata, ia yakin ada yang mencurigakan dari pria itu.
"Aneh gimana?"
"Aneh, pokoknya aneh. Suka marah-marah nggak jelas, maaf ya... maaf nih, bukan bermaksud kurang ajar, kita udah lama kerja di sini, tapi Galawira yang kukenal nggak akan pernah sudi buang-buang energi buat marahin anak baru. Ngomong aja irit, ini malah tiap hari ada aja yang dijadiin bahan ghibah sama anak-anak."
Pria itu menatap Raya datar, merasa tidak ada yang salah dari dirinya. Mengangkat dagu, mempersilakan Raya melanjutkan kata-kata.
"Setiap hari, Gal. Sebulan Keysha masuk sini dan selama itu juga kamu berubah jadi atasan super galak. Aku kadang suka kasian ngeliat Keysha, kesalahan sepele aja bisa kamu gede-gedein."
Namun Raya tidak mendapatkan alasan yang ia inginkan, melainkan pertanyaan balik dari pria itu. "Kenapa terima dia?"
"Keysha?"