Part ini berisi 2000 kata. Silakan bayar dengan bom vote dan komen. 700 vote bisa tak, bestie? 🙂
****
Keysha merasakan jemarinya ditautkan dengan jari-jari yang lebih besar dan hangat, ia baru saja menguap karena rasa kantuk sekaligus kenyamanan yang membuatnya betah berlama-lama berada dalam dekapan pria itu.
Televisi menyala di depan mereka, tapi sebenarnya hanya Keysha yang sejak tadi menikmati tayangan drama tersebut, Gala hanya membiarkan gadis itu menggonta-ganti channel dan melakukan apapun yang ia suka.
Mendengarkan komentar dan gerutuan Keysha ketika gadis itu kesal saja sudah cukup membuat Gala merasa lebih dari sekadar nyaman.
"Kalau aku diselingkuhin kayak Kinan, aku nggak bakal mau maafin Aris. Aku santet aja itu laki sama selingkuhannya biar tau rasa." Keysha mengomel sendiri sambil mencubiti perut Gala.
Pria itu malah tertawa, membuat Keysha mendongak dengan bibir cemberut. "Kok ketawa? Mas jangan coba-coba main api, ya!"
"Hm...."
"Kok cuma 'hm'.... Mas ada niat selingkuh, ya?"
Kening Gala mengerut, lalu menyelipkan rambut Keysha ke belakang telinga. "Ngeliat kamu lari tiap aku deketin aja sudah bikin pusing, ngapain nambah perkara dengan bermain api? Aku nggak mau mengorbankan kita hanya buat kesenangan sementara."
Bibir Keysha mencebik, "Tapi, Mas, kata temen Keysha yang udah nikah, cowok itu semuanya sama. Ini dia sendiri lho yang tanya suaminya, cowok itu nggak mungkin nggak nafsu liat cewek seksi. Mau dia sebaik dan setia kayak gimanapun, peluang buat selingkuh itu tetap terbuka lebar, Mas."
"Tergantung orangnya, yang namanya pikiran memang susah dikontrol. Perselingkuhan muncul karena adanya tindakan dari pelaku, kalau dia bisa mengontrol diri dan menjaga hati, itu nggak akan terjadi," ucap Gala. "Selingkuh bukan pilihan, tapi manusia memiliki nafsu yang bisa mempengaruhi hati dan logika dalam mengambil dan memilih keputusan, yang pada akhirnya... membawa mereka ke dalam pilihan yang salah."
Tidak ada sahutan dari Keysha, Gala pikir gadis itu mengabaikan ucapannya sampai pergerakan tidak terduga membuat tubuh pria itu menegang.
Keysha, entah kerasukan apa, merangkak naik ke pangkuan Gala duduk menghadap pria itu seraya merangkum pipi Gala dengan tangannya.
"Mas nggak boleh ngelirik cewek lain. Pokoknya harus liat Keysha aja," ucapnya seolah sedang menghipnotis pria itu. Satu jari telunjuk Keysha menyenyuh dahi Gala, "Di sini... harus mikirin Keysha." Lalu jemari itu turun ke dada bidang Gala. "Dan di sini ... hanya berdebar buat Keysha. Ngerti?"
Pria itu mengulas senyum hangat dan membawa tangan Keysha yang masih bertengger di dadanya untuk ia kecup beberapa kali. "Apa aku juga boleh meminta hal yang sama? Sama seperti kamu, aku juga punya kegelisahan dan ketakutan. Jadi, tolong bilang kalau perasaan mas ini bukan cinta sepihak aja."
"Mas, kalau aku nggak punya perasaan ke kamu, ngapain aku jadi badut selama duapuluh tiga tahun dan nggak pernah pacaran lagi setelah putus dari ari-ari." Keysha memberengut. "Aku ngejar-ngejar kamu terus, lho, kurang jelas apa lagi?"
Gala meringis. "Maaf...."
"Malah minta maaf. Belum lebaran juga."
Gala menarik kedua sudut bibirnya. "Dari dulu ... aku selalu menganggap kamu sama seperti Nanda dan Senna. Memperlakukan kamu dan menyayangi kamu seperti mereka. Mengenal kamu dari usia belia membuat aku terjebak sendiri dengan perasaanku, Key."
Pria itu mengembuskan napas panjang, "Aku nggak menyangka akan memiliki perasaan itu, perasaan di mana aku sudah nggak bisa lagi melihat kamu sebagai seorang adik." Gala menatap hazel Keysha dalam-dalam, mengecup punggung tangan gadis itu cukup lama tanpa memutus tatapan mereka. "Waktu itu ... semua masih terasa aneh buatku. Semua terasa salah dan tidak tepat. Berkali-kali aku meyakinkan diri, bahwa perasaan itu hanyalah keinginan semu dari nafsu terliarku. Kamu bahkan baru pakai seragam SMP, Key... gimana aku nggak mengira diriku gila dan hilang akal saat itu?"