Zenolee

123 11 15
                                    


Ada yang kangen book ini gak?
Hihi



Ini sedikit, gapapa ya?



Happy reading gais

Tapi jangan lupa VOTE COMMENT dulu 😄😄




.

.

.




°°°°°°






Siang ini bandara cukup ramai dipenuhi orang-orang yang akan menjadi penumpang maupun yang mengantarkan dan menjemput. Jeno berjalan dengan koper besar serta barang bawaan lain miliknya.

Matanya yang tertutup oleh kacamata hitam menangkap presensi seorang gadis yang berdiri tak jauh darinya.
Dengan langkah lebar Jeno segera berjalan mendekatinya. Rasanya sudah lama ia tak melihat wajah itu.

“Zenolee!!” panggil gadis berambut hitam panjang yang sedari tadi menjadi objek penglihatannya.

Jarak mereka semakin terkikis. Gadis itu segera menghambur ke dalam pelukan Jeno membuatnya tertawa pelan tetapi juga langsung membalas pelukannya.

“Gadis nakal! Sudah kubilang tidak usah menjemput, aku akan langsung ke rumahmu,” kata Jeno.

“Aku merindukanmu,”

“Aku juga Heejin-ah,”

Keduanya segera keluar dari bandara menggunakan mobil Heejin yang tentunya dikendarai oleh supir keluarganya. Setengah jam kemudian mereka sudah sampai di apartemen milik Jeno. Dulu sekitar sekitar tiga tahun lalu Jeno meninggalkannya untuk belajar studi Magisternya di London.

“Kau istirahat saja kalau lelah, aku akan membantu membereskan barangmu,” kata Heejin.

Jeno tentu saja tidak mau hal itu terjadi. Ia tak mau membuat Heejin yang kelelahan. Apalagi gadis itu sudah izin dari kantornya harusnya Heejin tidak perlu melakukan seperti ini.

Jeno jadi merasa bersalah sekaligus rasa itu kembali muncul. Ah bukan muncul, malahan rasa itu tidak pernah hilang dari hatinya.

“Bagaimana kabar Jaemin?” tanya Jeno saat Heejin mengeluarkan pakaiannya dari koper.

“Baik, dia sekarang sudah bekerja di Rumah Sakit International Seoul,” balas Heejin.

Jeno menganggukkan kepala paham.

“Jangan lakukan lagi, lebih baik kamu kembali ke kantor,” cegah Jeno saat Heejin akan memasukkan kemejanya ke dalam lemari.

Keduanya saling menatap, bahkan tangan Jeno kini menahan lengan Heejin.

“Aku sudah izin sampai waktu pulang padahal,” balas Heejin sedih.

Jeno mengukir senyuman di bibirnya. Heejin masih sama seperti dulu, gadis itu selalu perhatian pada orang-orang terdekatnya termasuk dirinya dan juga…..Jaemin, ahh tentu saja kan lelaki itu kekasihnya.

“Hee,”

“Ya?”

“Bagaimana jika rasa itu masih ada?” tanya Jeno dengan wajah serius.

Heejin menghentikan pergerakan tangannya melipat baju. Gadis itu terdiam sejenak.

“Kita memang sahabat, kau selalu perhatian padaku. Tapi…..
Jeno menghentikan kalimatnya untuk menghela napas.

“Aku tidak bisa melupakan memori tentang kita berdua dulu meski kita kembali menjadi sahabat seperti ini dan kau memiliki Jaemin. Aku selalu mencoba membuka untuk orang lain tetapi pikiranku selalu tertuju padamu…

Choco Love : Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang