Chapter 5 : Terluka

72 19 39
                                    

"Apa yang harus aku lakukan, Dai?" Kyoko masih setia menggumamkan nama Daisuke di dalam hatinya.

Sementara itu, disisi lain Daisuke terus memantau suara yang ia dengar dari handpone yang terhubung ke handpone Komisaris. Karena komisaris berada di dalam mobil, suara yang Dai hanya terdengar samar.

"Brengsek!" Dai tampak kesal.

Kyoko mencoba memberanikan dirinya. Dia mencoba melangkah lebih dekat ke arah si pelaku. Di saat yang sama, ia sadar bahwa wajah orang yang tengah berada di depannya sama seperti wajah pada foto Hiro Toyama yang ditunjukkan oleh Inspektur Himura.

"Jadi kau benar Hiro Toyama anak dari korban insiden kasus salah tangkap beberapa tahun lalu kan?" Kyoko berseru galak sembari melangkahkan kakinya lebih dekat dipelaku.

"Kau sudah tau rupanya. Jangan coba-coba maju, atau aku akan membidikmu!" ancam Hiro sambil menyeringai licik.

Kyoko tetap menyangkal dan tetap menyerang orang itu dengan pistol di tangannya. Dengan mudahnya Kyoko meluncurkan rentetan peluru. Satu dua peluru berhasil menyentuh lengan laki-laki itu. Bukannya meluncurkan serangan balasan, Hiro justru melarikan diri ke sebuah lorong kecil di kanan mereka. Dengan mengandalkan kekuatan kakinya dan pergerakan tubuhnya yang cekatan, Kyoko mengejar orang itu.

Walau begitu, pada kenyataannya kemampuan Kyoko masih belum bisa menandingi Hiro. Perempuan itu sempat kehilangan jejak, namun tidak setelah ia menyadari seseorang tengah bersembunyi di balik tumpukan kardus yang letakkan tak jauh dari jarak Kyoko saat itu. Belum sempat ia melakukan tindakan apapun, Hiro lebih dulu membidik Kyoko.

Dalam sekejap, darah segar mengalir dari tempat bersarangnya peluru di lengan bagian atas Kyoko. Tak diam saja, Kyoko balas menembak Hiro dengan tangan kanannya, akan tetapi tembakan itu meleset.

"Sudah ku katakan, jangan coba-coba untuk menyerang, polisi detektif cantik!" Hiro kembali berseru tegas.

Hiro juga menyerang Kyoko tanpa senjata. Kyoko pun menyerang balik dengan kemampuan bela dirinya. Akan tetapi yang terjadi tidak semudah apa yang dia bayangkan. Hal itu hanya menguras energinya sendiri. Bahkan ketika Kyoko lengah sedikit pun, Hiro dengan cepat memanfaatkan keadaan. Ia meninju wajah perempuan itu dan menendang perutnya hingga terpental jatuh kebelakang dan badannya menabrak dinding dibelakangnya.

"Dai, kau dimana?" gumam Kyoko lirih. Kali ini tubuhnya benar-benar tidak bisa bereaksi lagi. Rasa sakit yang kuat sudah merambat ke seluruh bagian.

Melihat keadaan Kyoko yang sudah tak memungkinkan untuk menyerang, Hiro kembali mengarahkan moncong senjatanya.

"Kau adalah korban selanjutnya..."

Sayang, rupanya takdir tidak berpihak pada Hiro. Sebelum dirinya benar-benar menarik pelatuk senjatanya, Dai lebih dulu menendang benda itu hingga terpental 3 meter dari posisi Hiro berdiri.

"Akhirnya kita bertemu, Hiro Toyama. Si pelaku pembunuhan berantai," ucap Dai menyeringai.

Tanpa basa-basi lagi, Dai dengan cepat melayangkan kaki kanannya ke perut lawan. Tak sampai disitu, ia juga menghempaskan beberapa pukulan yang mengarah ke wajah. Pergerakan Dai yang terkesan cepat rupanya sangat menyulitkan Hiro untuk melakukan serangan balasan. Maka mudah saja bagi Dai untuk melumpuhkan pergerakan lawan. Pada serangan terakhir, Dai benar-benar mengerahkan seluruh tenaganya. Seakan menerima balasan, Hiro langsung terdorong ke belakang hingga tubuhnya menghantam tembok, persis seperti apa yang ia lakukan pada Kyoko.

"Maaf aku datang terlambat," ujar Daisuke yang bersimpuh lutut di hadapan Kyoko.

Di kondisinya yang lemah, Kyoko masih bisa tersenyum pada pemuda itu. "Kalau saja aku tidak selemah ini..."

Behind The Case : Lost A DetectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang