07. Loving Words - KuroMiya

9 0 0
                                    

Written by: m4tsuch1

•─────────•°•♡•°•─────────•

Kecintaan Kioshi pada dunia seni tari bukan lagi menjadi rahasia, bahkan orang-orang yang mengenalnya pasti sebagian besar dari audisi ataupun kejuaraan lomba bidang tari.

Kecintaan yang ia limpahkan pada dunia tari itu mengorbankan keringat dan air mata, tak mungkin ia akan mudah melepasnya.

Karena ia hidup hanya demi menari di atas sebuah bidang extravaganza tersebut. Dan dengan kecintaannya tersebut, ia juga merasakan patah hati yang teramat pedih.

Krak …

Netra merah muda itu menatap pada sepasang kaki yang ia luruskan pada tempat tidur rumah sakit, menatap dengan kepasrahan di cerminannya.

Miyashiro Kioshi secara tak fokus terjatuh dari tangga dan berakhir pada pijakan bawah dengan posisi kaki yang tak sempurna, menyebabkan pergelangan kaki kanannya patah. Semua itu membuatnya berakhir di sebuah ruang kamar rumah sakit, dan ini adalah hari ketiganya.

Dengan kecintaannya pada bidang tari ia amat menyayangi kedua kakinya, karena ia takkan bisa melakukan semua gerakan elegan itu jika bukan karena kedua kakinya. Dan juga dengan kecintaannya itu, ia terpuruk dalam kepasrahan yang terdalam itu.

Tok tok ...

Sebuah ketukan memecah aliran pikirnya, ia mendongak pada arah pintu rumah sakit yang terbuka menampakkan sosok terkasih, Kuroo Tetsurou.

Lelaki bersurai kelam itu tersenyum dengan pilu. "Hai Kio, aku masuk, ya," ucap Kuroo sebelum memasuki ruangan sang wanita bersurai putih itu, ia duduk di kursi samping ranjang Kioshi.

Saat Kuroo pertama kali mendengar bahwa kekasihnya masuk rumah sakit, ia terkejut dan tak menghabiskan waktu untuk segera menuju bangunan yang menaungi Kioshi tersebut. Bertemu dengan Kioshi, ia tak kuat menahan rasa sedih saat melihatnya terkulai di ranjang ... beserta beberapa retakan yang terlukis di lengan sang kasih.

Ia tak terkejut melihat retakan tersebut, ia paham akan kecintaannya pada dunia tari seperti kecintaannya pada bidang voli. Melihatnya menderita seperti itu membuat hatinya pecah berkeping-keping.

Di hari itu, Kuroo menggenggam tangan sang kasih dengan penuh rawat. Ia tak ingin kembali melihat raut wajah kelam yang menghantui paras cantik gadis bersurai putih tersebut.

"Kata dokter kamu baru boleh keluar minggu depan, pergelangan kakimu masih butuh pengobatan," ucap lelaki itu sambil mengalihkan beberapa helai rambut dari muka sang gadis, bertemu tatap dengan netra merah muda kosong tersebut.

"... Kalau aku enggak bisa menari lagi gimana, Kuroo ..."

Lelaki yang disebut tersebut menghela napasnya, "Pasti bisa, kok. Jangan sedih gitu dong, nanti cantiknya hilang, lho," kekeh Kuroo sambil mengelus rambut putih Kioshi.

Yang dielus tersebut mendecih lemah sambil menoleh darinya, "Basi." Lelaki itu tertawa atas hinaan yang diberi sang kekasih, bahagia bisa mencairkan suasana pilu.

"Kalau sudah keluar kamu mau ngapain dulu?"

"Latihan."

"HAH, gila kamu habis patah tulang langsung latihan. Nanti patah lagi nangis …"

"Mau gimana lagi, aku mau hilangin ini," lirih Kioshi sambil meraba retakan di lengannya, menatap dengan kosong lagi.

Kuroo mengalihkan perhatiannya pada lengan Kioshi, memang terdapat dua tiga retakan yang lumayan besar, menandakan bahwa Kioshi sangat amat mencintai dan ingin kembali lagi melakukan aktivitas sehari-harinya.

Lelaki itu menggenggam lengan retak tersebut lalu membawanya dekat, mencium lengan penuh keputusasaan itu dengan lembut dan sayang.

"Gak apa-apa, jangan dipaksain. Kamu juga butuh istirahat, nanti kalo sakit lagi siapa yang semangatin aku pas latihan?" senyum Kuroo pada sang kasih yang memutar matanya malas, "Kan biasanya ada Kak Alisa, ngapain cari-cari aku?"

"Lho yang, kamu cemburu?"

•─────────•fin•─────────•

•─────────•fin•─────────•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HBD [Heart Broken Disease]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang