Bonchapt 2🥰

929 79 4
                                    

Suara nyaring dari permukaan lantai yang bersentuhan dengan heels kecil membuat si empu menoleh seketika.

Keadaan Caffe yang sunyi sekaligus private room yang di pesan oleh Heeseung sedikit mengurangi rasa sesak yang di alami oleh Hana. Bagaimana tidak, ia di paksa berlari dari parkiran hingga ke tempat yang telah di siapkan hanya karena pesan konyol dari seorang Lee Heeseung.

"Minum dulu." Seru Heeseung. Lelaki itu tertawa tanpa suara sampai menunjukan mata segaris miliknya. Heeseung tidak terlalu sipit, tapi ketika ia tertawa matanya selalu hilang dan hanya meninggalkan garis lurus.

"Maksudnya apa?" Sinisnya. Hana buru-buru mengambil minuman yang sebelumnya sudah di pesankan oleh Heeseung. Sorotnya tidak pernah lepas dari atensi Heeseung. sungguh kali ini Hana benar-benar emosi.

"Santai..."

"Gimana mau santai coba? lagian apa-apaan ini, pake bilang mau pergi ke Ausie segala." Hana menaruh paksa ponsel yang masih setia menampilkan Roomchatnya dengan Heeseung.

"Gaada apa-apa. Cuma biar kamu datangnya gercep aja." Jawabnya. Heeseung masih tertawa melihat betapa emosinya Hana.

"Makan dulu, habis ini aku mau ajak kamu ke seuatu tempat." Heeseung memandang sendu kearah Hana. Mengingat akan semua hal yang telah ia lakukan, termasuk mengabaikan seluruh perhatian yang di berikan oleh Hana, membuat ia sadar bahwa gadis itu benar-benar sedang mengunggunya. Lalu dirinya? Bahkan Heeseung sendiri tidak ingat bahwa dirinya sedang di tunggu.

'uhukk'

Ditengah keheningan, tiba-tiba Hana tersedak makanannya sendiri. Heeseung yang sedari memperhatikan Hana langsung sigap mengambilkan Air dan tissue untuk Hana.

"Hati-hati... Aku ngga doyan makanan kamu, kok." Ucapnya seraya mengusap sisa air yang mengalir di dagu Hana.

Hana tidak menjawab, gadis itu hanya menatap jengah kearah Heeseung dan yang di tatap hanya cengengesan sendiri.

Setelah selesai dengan makanannya masing-masing, Heeseung segera menuntun Hana agar ikut bersamanya. Hana yang tidak tahu menahupun hanya berpasrah diri mengikuti kemana Heeseung membawanya.

Selama perjalanan, baik Hana maupun Heeseung sama-sama tidak ada yang berbicara. Keduanya saling bergelut dengan pikirannya masing masing, Hingga beberapa saat kemudian Hana tertidur di samping jok Kemudi.

Heeseung yang melihat Hana tumbang langsung memposisikan tubuh gadis itu senyaman yang ia kira. Jok penumpangnya sengaja ia sejajarkan agar Hana bisa tidur pulas dan bangun dengan keadaan yang baik. Setelah itu ia bergegas memberhentikan Mobilnya di sembarang jalan agar bisa mengamati gadis di sampinya dengan lebih seksama.

Heeseung terseyum ketika melihat Hana bergumam tidak jelas, dan seketika hatinyapun menghangat. Melihat kejadian itu, tidak sadar tangannya terulur untuk mengusak rambut Hana dan mengelus lembut pipi tirus Gadis itu.

Dengan kejadian barusan, Heeseung juga sadar. Bahwa dirinya membutuhkan Hana untuk mengisi sebagian ruang kosong di hidupnya.

***

Hana terusik ketika Wajahnya tak sengaja tersorot oleh cahaya. Ia bergegas mendudukkan diri dan mencerna keadaan sekitar. Barulah setelah beberapa saat iapun tersadar.

Jantung Hana berdegup 1000 kali lebih kencang ketika melihat punggung seseorang yang sangat ia kenal sedang bersender pada bagian depaj mobil. Dengan gesit, tanpa pikir panjang Hana langsung keluar dari dalam mobil dan menghampiri Heeseung.

"Indah, ya." Tutur Heeseung sesaat setelah Hana beediri di sampingnya.

"Iya, indah banget. Kok kamu tau sih kalo ada tempat yang seperti ini." Tanya Hana, ia menengok sesaat kearah Heeseung kemudian kembali memfokuskan diri ke arah depan.

CRUSH || Lee Heeseung ✓ [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang