Crush 17

1.9K 254 17
                                    

Vote dulu yu beib 😍🌺
Biar Authornya semangat :)

***

Angin sore bertiup sangat kencang, juga rintikan air hujan yang memercik membasahi sisi sebelah kanan tubuh Hana, membuat gadis itu kedinginan. Pasalnya ia hanya memakai baju kaos lengan pendek di balut dengan jaket jeans tanpa lengan. Ditambah dengan kehadiran seseorang di hadapannya yang membuat suasana semakin mencekam.

Hana sedang berada di kedai kopi langganannya yang berada di pinggir jalan. Tempatnya sangat terbuka, persis seperti warung kaki lima. Orang yang sedang berada dihadapannya itu terus memerhatikan Hana dengan begitu lekat, sepertinya tidak ada waktu barang sedetikpun untuk mengalihkan pandangannya dari seorang Oh Hana.

Hana menaikan slingbagnya keatas meja. Tangannya menelusup kedalam slingbag tersebut untuk mencari sesuatu. Kemudian setelah mendapatkannya, Hana menarik kembali tangannya.

"Simpen dulu Ponselnya" Seseorang yang sedang berada di depannya itu berbicara, sangat tegas dan cenderung memaksa.

Dengan perasaan yang tak karuan, Hana menuruti perkataan Orang itu. Ada perasaan kesal dan marah, namun semua itu Hana simpan kuat-kuat.

"Iya. Maaf" Ucap Hana sembari meletakkan Ponselnya di samping kopi yang sebelumnya sudah ia pesan.

"Coba jelaskan apa yang ingin kamu katakan sekarang" Ucap pria itu dingin. Mata sipit cenderung belo dan tajam itu masih setia menatap Hana dengan begitu intens.

"Kamu kenapa bisa ada disini?" Tanya Hana pada akhirnya. Sebelumnya ia tidak pernah menyangka jika dirinya akan kembali bertemu dengan pria yang ada di hadapannya ini.

"Menemui kakek ku. Kamu, nggak mau ketemu sama aku lagi?" Tanya pria itu, ucapannya cukup tegas dan mampu menusuk kedalam relung hati Hana.

"Bukan begitu... maksudku, kenapa kamu bisa ada disini? Bukannya beberapa bulan lagi kamu mau sidang? Skripsi kamu udah beres?" Seperti perempuan pada umumnya, Hana berbicara panjang lebar ketika berhadapan dengan orang yang ada kaitannya denga dirinya.

Pria tersebut tersenyum, ia merasa sedikit lebih tenang ketika mendengar perkataan Hana yang lebih ke perasaan Khawatir.

"Ngga apa-apa, lagian aku disini cuma beberapa hari doang kok. Kamu, apa kabar?" Pria itu kini berbicara dengan sangat lembut dan menenangkan.

"Hmmm... Aku baik kok. Cuma lagi agak stress aja dikit. Hehe... Maklum trainee kan emang kayak gitu" Hana mulai tidak merasa canggung lagi. Bahkan dirinya sudah bisa menanggapi ucapan pria itu dengan senyuman.

"Kamu masih belum berubah ya, Han." Senyum pria itu kembali terukir di setiap akhir kalimatnya.

"Maksudnya?"

"Ngga maksud apa-apa."

Hana mengambil cangkir kopi miliknya kemudia menyesap sedikit kopi itu dan menaruhnya kembali diatas meja. Pandangannya mengarah ke sepatu yang ia pakai, ia agak canggung untuk mengatakan apa yg sedari tadi ia tahan.

Namun dengan keberanian yang entah datang dari mana, Hana mulai menarik nafas kemudian menghembuskannya dengan pelan. Dan Hana pun berbicara...

"Shua... jangan pernah mengulang pertanyaan yang tadi lagi ya! Kamu juga pasti tau kan jawabannya. Aku pasti akan ngasih jawaban yang sama juga." Hana mengucapkan kalimat itu dengan banyak pertimbangan. Dan untunglah sekarang kalimat itu sudah terlontar dari mulut kecilnya.

Joshua tertegun mendengarkan Hana yang memanggil dirinya dengan kata 'Shua'. Itu nama panggilan untuknya saat mereka masih berpacaran, dulu. Kemudian Shua tersenyum, Ia mengerti kearah mana Hana berbicara.

CRUSH || Lee Heeseung ✓ [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang